Bitcoin (BTC) masih kesulitan menembus level resistance utama di $94.400 sepanjang bulan terakhir. Harga sebagian besar bergerak di rentang $84.000 hingga $94.000, dan periode perdagangan mendatar ini memicu kekhawatiran akan potensi koreksi lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Analis pasar NoLimit menyampaikan di X (sebelumnya Twitter) bahwa ia memperkirakan Bitcoin dapat mencapai titik terendah sekitar $40.000 pada tahun 2026. Penurunan ini berarti lebih dari 50% dari harga saat ini, yakni sekitar $86.800.
NoLimit menekankan bahwa sejarah Bitcoin menunjukkan peristiwa tak terduga kerap terjadi saat sentimen pasar sangat positif. Walau setiap siklus harga tampak berbeda secara kasat mata, mekanisme dasarnya tetap serupa. Bitcoin bergerak dalam siklus empat tahunan, yang didorong oleh likuiditas, leverage, dan perilaku manusia—bukan sekadar emosi pasar.
Ia merinci tiga fase utama dalam lonjakan harga Bitcoin:
Secara historis, Bitcoin pernah mengalami penurunan tajam sebesar 77% hingga 85% selama fase koreksi ini, seperti pada 2013–2014, 2017–2018, dan 2021–2022.
NoLimit menekankan bahwa walaupun ada risiko penurunan, potensi koreksi ini tidak perlu dianggap sebagai bencana. Pasar telah tumbuh signifikan, investor institusi mulai masuk, dan persetujuan ETF mendukung likuiditas. Namun, leverage tinggi, volatilitas yang menurun, dan ekspektasi bullish yang meluas mengindikasikan kemungkinan penurunan.
Analisis teknikal menunjukkan sejumlah faktor pendukung terkonsolidasi di sekitar $40.000, seperti resistance historis yang berubah menjadi support, rata-rata pergerakan jangka panjang, serta gap likuiditas akibat persetujuan ETF. Rentang harga ini berpotensi menyerap tekanan jual dan membentuk fondasi kuat bagi bull run Bitcoin berikutnya.
Mulai trading spot BTC sekarang: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT

Bitcoin diperkirakan akan menghadapi koreksi signifikan pada tahun 2026. Berdasarkan siklus pasar historis dan analisis pakar, level $40.000 berpotensi menjadi zona support utama, menyerap tekanan jual dan membentuk dasar bagi bull market berikutnya. Investor sebaiknya tetap sabar, memantau indikator teknikal dan likuiditas pasar, serta mengelola posisi secara strategis guna menghadapi volatilitas jangka pendek dan memaksimalkan peluang pertumbuhan jangka panjang.





