

Spiral upah-harga merupakan fenomena ekonomi yang berdampak besar pada perekonomian suatu negara. Artikel ini mengulas konsep, penyebab, dampak, serta solusi yang dapat diterapkan.
Spiral upah-harga adalah teori ekonomi yang menguraikan hubungan antara kenaikan upah dan lonjakan harga produk. Siklus ini terjadi saat pekerja menuntut kenaikan upah demi menyesuaikan biaya hidup yang meningkat, sehingga perusahaan menaikkan harga produk untuk menjaga keuntungan. Ketika harga kembali naik, pekerja kembali menuntut upah lebih tinggi, sehingga siklus kenaikan upah dan harga terus berulang.
Pemicu utama spiral upah-harga adalah inflasi. Saat biaya hidup naik, pekerja meminta upah lebih tinggi agar standar hidup terjaga. Namun, sebagian ekonom menilai spiral upah-harga lebih merupakan gejala daripada penyebab inflasi, dan menyebut inflasi permintaan sebagai akar masalahnya. Kondisi ini terjadi ketika penawaran dan permintaan di pasar tidak seimbang, sehingga harga meningkat.
Dampak spiral upah-harga terhadap perekonomian sangat signifikan. Fenomena ini mendorong inflasi yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi jika tidak dikendalikan. Dalam kasus ekstrem, spiral upah-harga dapat menyebabkan hiperinflasi, yakni penurunan nilai mata uang secara drastis. Selain itu, spiral ini berisiko menimbulkan gejolak tenaga kerja, pemogokan, dan kerusuhan, sehingga investor dapat menarik modal dan ekonomi menjadi semakin tidak stabil.
Contoh spiral upah-harga yang menonjol terjadi di Amerika Serikat pada era 1970-an. Embargo minyak OPEC tahun 1973 menyebabkan kelangkaan bensin dan kenaikan harga. Pekerja menuntut upah lebih tinggi karena biaya hidup meningkat, sehingga harga pun semakin naik. Spiral ini berlanjut sepanjang dekade tersebut, diperparah oleh kontrol upah-harga pemerintah dan devaluasi Dolar AS.
Pemerintah dan bank sentral menerapkan berbagai strategi untuk menahan spiral upah-harga:
Spiral upah-harga merupakan fenomena ekonomi kompleks yang berdampak luas. Pemahaman terhadap mekanisme spiral ini sangat penting bagi pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan masyarakat. Berbagai strategi penanganan tersedia, namun pencegahan tetap menjadi cara terbaik. Seiring perkembangan ekonomi, khususnya dengan hadirnya aset digital sebagai opsi lindung nilai terhadap inflasi, dinamika spiral upah-harga dapat berubah, sehingga kebijakan ekonomi perlu terus disesuaikan dan dikaji.
Spiral upah-harga adalah siklus ekonomi di mana kenaikan upah memicu lonjakan harga, lalu mendorong permintaan upah lebih tinggi, sehingga tercipta lingkaran inflasi yang terus berulang.
Tahapan: 1) Kenaikan gaji, 2) Biaya produksi meningkat, 3) Harga naik, 4) Tuntutan kenaikan upah lanjutan. Siklus ini berulang dan memicu inflasi.











