Sikap hawkish Federal Reserve pada tahun 2025 telah menimbulkan guncangan di pasar cryptocurrency, mengakibatkan penurunan signifikan sebesar 15% pada kapitalisasi pasar secara keseluruhan. Perubahan kebijakan moneter ini telah memberikan dampak mendalam pada berbagai aset digital, termasuk Merlin Chain (MERL). Efek dari tindakan Fed terlihat jelas pada pergerakan harga MERL, seperti yang diilustrasikan oleh data berikut:
Tanggal | Harga MERL | Perubahan 24 jam |
---|---|---|
2025-10-14 | $0,30944 | -11,38% |
2025-10-15 | $0,29740 | -3,89% |
2025-10-16 | $0,34539 | +16,14% |
2025-10-17 | $0,32718 | -5,27% |
2025-10-18 | $0,30812 | -5,83% |
Pergerakan harga yang fluktuatif mencerminkan ketidakpastian investor sebagai respons terhadap langkah pengetatan kebijakan Fed. Meskipun terjadi penurunan pasar secara keseluruhan, MERL telah menunjukkan ketahanan, dengan sesekali mengalami kenaikan di tengah tren bearish. Kinerja ini menunjukkan bahwa meskipun tindakan Fed telah berdampak pada pasar kripto, aset-aset individual mungkin merespons secara berbeda berdasarkan fundamental dan posisi pasar mereka. Seiring perkembangan situasi, investor dan analis akan terus memantau bagaimana berbagai cryptocurrency menghadapi lingkungan makroekonomi yang menantang ini.
Kejutan data inflasi terbaru telah memicu volatilitas signifikan pada cryptocurrency utama, dengan fluktuasi harga mencapai hingga 20% dalam satu hari. Sensitivitas pasar yang meningkat terhadap indikator ekonomi ini menggarisbawahi keterkaitan yang semakin kuat antara keuangan tradisional dan pasar kripto. Misalnya, ketika data Indeks Harga Konsumen (CPI) secara tak terduga menunjukkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari yang diantisipasi, harga Bitcoin mengalami penurunan tajam sebesar 15% dalam beberapa jam. Demikian pula, Ethereum mengalami penurunan 18% setelah rilis angka Indeks Harga Produsen (PPI) yang melebihi ekspektasi pasar.
Dampak data inflasi pada harga cryptocurrency dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:
Cryptocurrency | Perubahan Harga | Peristiwa Data Inflasi |
---|---|---|
Bitcoin | -15% | CPI di atas perkiraan |
Ethereum | -18% | PPI melebihi ekspektasi |
Merlin Chain | +20% | Inflasi inti lebih rendah dari prediksi |
Menariknya, beberapa altcoin seperti Merlin Chain (MERL) telah menunjukkan ketahanan dan bahkan momentum positif selama fluktuasi pasar yang dipicu inflasi ini. Harga MERL melonjak sebesar 20% setelah laporan inflasi inti yang lebih rendah dari yang diperkirakan, menunjukkan bahwa tidak semua cryptocurrency bereaksi seragam terhadap berita makroekonomi. Perbedaan dalam perilaku pasar ini menyoroti pentingnya memahami fundamental aset kripto individual dan dinamika pasar unik mereka dalam kaitannya dengan indikator ekonomi.
Pada kuartal ketiga tahun 2025, muncul korelasi signifikan antara Bitcoin, S&P 500, dan harga emas. Keselarasan dengan koefisien korelasi 0,7 ini menunjukkan keterkaitan yang kuat antara kelas aset yang beragam ini. Untuk mengilustrasikan hubungan ini, mari kita telaah kinerja aset-aset tersebut selama Q3 2025:
Aset | Kinerja Q3 2025 |
---|---|
Bitcoin | +18,2% |
S&P 500 | +12,7% |
Emas | +9,5% |
Data ini mengungkapkan bahwa meskipun Bitcoin mengungguli S&P 500 dan emas, ketiga aset tersebut menunjukkan pertumbuhan positif selama kuartal tersebut. Korelasi ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pasar tradisional juga semakin mempengaruhi harga cryptocurrency. Tren ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya adopsi institusional Bitcoin dan integrasinya ke dalam portofolio keuangan mainstream. Misalnya, perusahaan investasi besar melaporkan peningkatan 35% dalam alokasi Bitcoin dalam dana terdiversifikasi mereka selama periode ini. Selain itu, ketidakpastian ekonomi dan tekanan inflasi kemungkinan berkontribusi pada investor yang mencari aset safe-haven tradisional seperti emas dan penyimpan nilai alternatif seperti Bitcoin. Konvergensi perilaku aset ini menyoroti evolusi lanskap keuangan global dan peran Bitcoin yang semakin berkembang sebagai opsi investasi yang matang.