Membaca data on-chain $BTC, setiap kali saya akan terjebak dalam renungan.

Pada 3 Januari 2009, blok pertama dengan tinggi 0 tercipta. Cap waktu mencatat pukul 00:00, total pasokan 50 koin. Satoshi Nakamoto menyelesaikan penambangan pertama, jaringan Bitcoin resmi dimulai dari saat itu. Saat itu, tidak ada yang tahu apa arti semua ini, bahkan tidak peduli.

Seminggu kemudian, pada 9 Januari, keadaan mulai berubah. Satoshi Nakamoto merilis kode sumber Bitcoin Core v0.1 di daftar email. Sejak hari itu, siapa saja yang punya komputer dan mau bereksperimen bisa mengunduh program dan ikut menambang. Data on-chain menunjukkan, total pasokan dengan cepat meningkat menjadi 750 koin.

Yang lebih menarik adalah pada 10 Januari. Hal Finney mengirim pesan di Twitter: "Running bitcoin". Tiga kata singkat ini menandai kali pertama dalam sejarah manusia ada orang kedua yang berhasil menjalankan jaringan Bitcoin. Dia mulai menambang, dan kurva kekuatan hash seluruh jaringan pun menukik ke atas. Pada 11 Januari, total pasokan sudah melonjak ke 8450 koin.

Situasi penambangan awal dirangkum dalam satu kalimat: dengan CPU rumah tangga biasa, tingkat kesulitan mendekati 1, satu orang bisa menambang ribuan koin dalam sehari. Saat itu, kekuatan hash seluruh jaringan setara dengan beberapa komputer rumah. Bayangkan, inilah skala jaringan Bitcoin saat itu.

Titik balik terjadi setengah tahun kemudian. Pada 22 Juli 2009, data on-chain menunjukkan total pasokan pertama kali menembus 1 juta koin. Hari itu, dunia tidak merayakan apa-apa, tidak ada kembang api, tidak ada berita, tidak ada yang menyadari bahwa sebuah tonggak bersejarah sedang terjadi.

Mengapa saya mengingat kembali kisah ini? Jujur saja, agak terasa emosional. Saat itu, saya sibuk bermain game online setiap hari, sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar. Kalau saat itu saya punya sedikit pengetahuan, mungkin bisa sambil bermain game, komputer juga bisa menambang... Tapi semua itu hanyalah anggapan setelah kejadian.

Kesempatan yang terlewat tidak akan pernah kembali, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah belajar dari sejarah.