Pada hari Natal, RMB terhadap USD mengalami lonjakan yang kuat. Nilai tukar offshore RMB (CNH) terhadap dolar AS sempat menembus garis psikologis penting di 7.0, ini adalah pertama kalinya sejak 2024. Sementara itu, RMB onshore (CNY) juga mencapai sekitar 7.01, mencatat rekor tertinggi sejak September 2024. Sebagai patokan penetapan harga, kurs tengah RMB mengalami kenaikan harian sebesar 79 poin dasar menjadi 7.0392, dengan apresiasi tertinggi sejak 27 Agustus 2024.

Lonjakan ini bukan terjadi dalam sekejap. Selama sebulan terakhir, RMB terus menguat, dan kali ini hanyalah puncaknya saja. Bagaimana bisa naik? Dolar AS di luar sedang turun, ekonomi dalam negeri sedang mendukung. Indeks Dolar (DXY) baru-baru ini turun secara signifikan, memberi ruang bagi RMB untuk menguat. Di dalam negeri, ketahanan dan daya tarik ekonomi China menopang nilai tukar, ditambah dengan pelepasan kebutuhan konversi mata uang musiman perusahaan menjelang akhir tahun, sehingga mendorong RMB ke level tertinggi baru.

Bagaimana dengan Federal Reserve? Berdasarkan alat "Pengamatan Federal Reserve" dari CME, pasar memperkirakan peluang Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada Januari tahun depan sebesar 84.5%, ekspektasi "hawkish" ini terus menekan dolar AS, memberikan dukungan eksternal bagi nilai tukar RMB.

Namun, apresiasi yang cepat ini juga memiliki harga. Dalam jangka pendek, kenaikan sebesar ini akan menimbulkan energi koreksi. Konsensusnya adalah RMB akan menguat secara moderat hingga 2026, tetapi untuk benar-benar bertahan di atas 7.0, perlu dilihat apakah faktor internal dan eksternal dapat terus bersinergi. Intinya, pelaku pasar harus menyadari bahwa volatilitas di pasar valuta asing mungkin akan meningkat secara signifikan, dan fluktuasi dua arah akan menjadi norma berikutnya. Menembus 7.0 hanyalah awal, cerita sesungguhnya akan menguji ketahanan trader.