Pasar benar-benar akan mengajarkan sesuatu kepada orang-orang.
Banyak orang baru menyadari setelah mengalami kerugian—kisah tentang akun yang dari 100 menjadi 10.000, lalu kembali ke 0, sebagian besar disebabkan oleh satu kesalahan yang sama: menolak untuk berhenti rugi.
Orang terbiasa menyalahkan kegagalan pada kondisi pasar yang tidak mendukung, berita yang tiba-tiba memburuk, atau keberuntungan yang buruk. Tapi jika mengingat kembali pengalaman margin call yang sebenarnya, akan ditemukan sebuah fakta yang kejam: 99% dari akun yang mati mati karena menahan posisi terlalu lama.
Baru-baru ini saya menemui sebuah kasus seperti ini, seorang teman yang melakukan trading kontrak tanpa menetapkan level stop loss saat membuka posisi. Ketika terjadi fluktuasi berbalik yang biasa saja, akun langsung dibersihkan. Saya sudah melihat banyak cerita seperti ini.
Yang paling menyakitkan adalah akun-akun yang sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju pertumbuhan. Membangun hingga ukuran yang cukup besar, tapi karena menahan posisi satu kali terlalu lama, semua usaha sebelumnya hilang begitu saja. Saya sendiri pernah mengalami hal ini. Saat itu saya selalu berpikir "Tunggu dulu, pasti akan rebound," tetapi pasar akhirnya memberi jawaban yang kejam: kamu bisa berharap banyak, tapi dia hanya butuh satu kali salah.
Hampir setiap margin call dimulai dari kata-kata "Tunggu dulu."
Baru kemudian saya benar-benar memahami—yang menyelamatkan nyawa bukanlah tingkat kemenangan yang tinggi, melainkan menjaga garis pertahanan stop loss dengan baik.
Metode operasional saat ini sangat sederhana: sebelum membuka posisi, pikirkan dulu kemungkinan terburuknya. Begitu mencapai batas kerugian yang bisa ditanggung, segera keluar. Trading kontrak bukan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam satu kali transaksi, tetapi untuk menghindari kerugian besar yang langsung mengakhiri semuanya. Akun tetap hidup, baru ada peluang.
Jika sudah mendapatkan keuntungan sementara, mulai lakukan trailing stop. Amankan bagian keuntungan tersebut sedikit demi sedikit, pasar bisa berbalik, tapi tidak perlu mengeluarkan semua profit. Banyak orang mengabaikan satu dimensi lain—stop loss berdasarkan emosi. Jika mengalami kerugian beruntun, sebaiknya keluar dari grafik K-line, dan setelah mendapatkan keuntungan beruntun, saat merasa terlalu bersemangat, kurangi posisi dan tarik dana. Banyak keputusan yang diambil saat emosi sedang tinggi, setelah tenang, tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Jujur saja: stop loss bukanlah tanda menyerah, melainkan strategi mundur secara taktis. Orang yang benar-benar bisa bertahan jauh bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi yang mampu salah dengan wajar, cepat keluar, dan yang terpenting, tetap bisa tetap berada di permainan.
Kesempatan pasar selalu ada, tapi yang benar-benar kurang adalah modal yang masih tersisa saat kesempatan berikutnya datang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
GateUser-0717ab66
· 10jam yang lalu
Satu lagi ringkasan pelajaran pahit dan berdarah, tetapi berapa banyak dari kita yang benar-benar bisa melakukannya? Saya sendiri termasuk tipe yang "tunggu sebentar lagi" dan hancur, begitu pasar berbalik, semuanya hilang dalam sekejap.
Lihat AsliBalas0
PancakeFlippa
· 10jam yang lalu
Tunggu sebentar, kata-kata ini benar-benar pembunuh akun, saya telah melihat terlalu banyak orang terjebak di sini
Lihat AsliBalas0
just_vibin_onchain
· 11jam yang lalu
Benar, kata-kata "tunggu sebentar lagi" sangat berbahaya. Saya sendiri pernah mengalami kecelakaan di sini, akun saya yang sebelumnya bernilai ribuan langsung menjadi nol, rasanya masih sakit jika saya ingat sekarang.
Pasar benar-benar akan mengajarkan sesuatu kepada orang-orang.
Banyak orang baru menyadari setelah mengalami kerugian—kisah tentang akun yang dari 100 menjadi 10.000, lalu kembali ke 0, sebagian besar disebabkan oleh satu kesalahan yang sama: menolak untuk berhenti rugi.
Orang terbiasa menyalahkan kegagalan pada kondisi pasar yang tidak mendukung, berita yang tiba-tiba memburuk, atau keberuntungan yang buruk. Tapi jika mengingat kembali pengalaman margin call yang sebenarnya, akan ditemukan sebuah fakta yang kejam: 99% dari akun yang mati mati karena menahan posisi terlalu lama.
Baru-baru ini saya menemui sebuah kasus seperti ini, seorang teman yang melakukan trading kontrak tanpa menetapkan level stop loss saat membuka posisi. Ketika terjadi fluktuasi berbalik yang biasa saja, akun langsung dibersihkan. Saya sudah melihat banyak cerita seperti ini.
Yang paling menyakitkan adalah akun-akun yang sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju pertumbuhan. Membangun hingga ukuran yang cukup besar, tapi karena menahan posisi satu kali terlalu lama, semua usaha sebelumnya hilang begitu saja. Saya sendiri pernah mengalami hal ini. Saat itu saya selalu berpikir "Tunggu dulu, pasti akan rebound," tetapi pasar akhirnya memberi jawaban yang kejam: kamu bisa berharap banyak, tapi dia hanya butuh satu kali salah.
Hampir setiap margin call dimulai dari kata-kata "Tunggu dulu."
Baru kemudian saya benar-benar memahami—yang menyelamatkan nyawa bukanlah tingkat kemenangan yang tinggi, melainkan menjaga garis pertahanan stop loss dengan baik.
Metode operasional saat ini sangat sederhana: sebelum membuka posisi, pikirkan dulu kemungkinan terburuknya. Begitu mencapai batas kerugian yang bisa ditanggung, segera keluar. Trading kontrak bukan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam satu kali transaksi, tetapi untuk menghindari kerugian besar yang langsung mengakhiri semuanya. Akun tetap hidup, baru ada peluang.
Jika sudah mendapatkan keuntungan sementara, mulai lakukan trailing stop. Amankan bagian keuntungan tersebut sedikit demi sedikit, pasar bisa berbalik, tapi tidak perlu mengeluarkan semua profit. Banyak orang mengabaikan satu dimensi lain—stop loss berdasarkan emosi. Jika mengalami kerugian beruntun, sebaiknya keluar dari grafik K-line, dan setelah mendapatkan keuntungan beruntun, saat merasa terlalu bersemangat, kurangi posisi dan tarik dana. Banyak keputusan yang diambil saat emosi sedang tinggi, setelah tenang, tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Jujur saja: stop loss bukanlah tanda menyerah, melainkan strategi mundur secara taktis. Orang yang benar-benar bisa bertahan jauh bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi yang mampu salah dengan wajar, cepat keluar, dan yang terpenting, tetap bisa tetap berada di permainan.
Kesempatan pasar selalu ada, tapi yang benar-benar kurang adalah modal yang masih tersisa saat kesempatan berikutnya datang.