Kevin Hassett baru saja memberikan komentar tajam tentang kewenangan perdagangan eksekutif. Menurutnya, pemerintah memiliki wewenang penuh untuk menyatakan keadaan darurat dan mengatur perdagangan melalui tarif atau kuota ketika ancaman muncul. Logikanya? Jika ada situasi darurat, Anda membutuhkan alat untuk mengelola arus perdagangan—dan tarif serta kuota adalah tuas utama yang tersedia.
Yang menarik adalah penyebutan “rencana cadangan” olehnya, bahkan jika Mahkamah Agung menentang pendekatan mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka telah mengantisipasi potensi tantangan hukum dan memiliki jalur regulasi alternatif yang siap diterapkan.
Bagi pasar, fleksibilitas kebijakan semacam ini menciptakan ketidakpastian. Penyesuaian tarif dapat mengubah arus modal dalam semalam, memengaruhi laba korporasi lintas sektor, dan mengubah selera risiko baik untuk aset tradisional maupun digital. Layak untuk terus dipantau bagaimana hal ini akan berkembang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ProtocolRebel
· 19jam yang lalu
Ngl, omongan Hassett ini memang seperti menanam bom di pasar, mau dibungkus seindah apapun, tarif bea masuk tetap saja bom waktu.
Kata "backup plan" dipakai terlalu pas, jelas-jelas sudah siap buat berseberangan dengan pengadilan.
Kita tunggu saja reaksi dunia kripto, kebijakan yang plin-plan seperti ini benar-benar menguji mental orang.
Lihat AsliBalas0
BlockTalk
· 12-06 23:48
Penyebutan rencana cadangan ini... jujur agak bikin was-was, rasanya seperti sedang menyiratkan kemungkinan terburuk.
Lihat AsliBalas0
MeaninglessApe
· 12-05 18:47
Nggak akan bohong, omongan Hassett ini kedengarannya cuma buat lempar tanggung jawab... segala macam "emergency" dan "backup plan", jujur aja intinya ya mau ngapain aja terserah mereka.
Lihat AsliBalas0
ForkTongue
· 12-05 18:45
Mulai main "status darurat" lagi? Terus terang saja, ini cuma mau cari celah buat diri sendiri dalam hal kekuasaan perdagangan.
Lihat AsliBalas0
MrRightClick
· 12-05 18:44
Lagi-lagi alasan "kewenangan darurat" itu, sudah lah.
Lihat AsliBalas0
CryingOldWallet
· 12-05 18:41
Sudah siap ya... di saat-saat krusial malah mau main kekuasaan darurat lagi?
Lihat AsliBalas0
gaslight_gasfeez
· 12-05 18:29
Datang lagi nih, di saat-saat krusial langsung bilang "status darurat", pokoknya gimana pun dijelasin pasti bisa dibenarkan sendiri...
Kevin Hassett baru saja memberikan komentar tajam tentang kewenangan perdagangan eksekutif. Menurutnya, pemerintah memiliki wewenang penuh untuk menyatakan keadaan darurat dan mengatur perdagangan melalui tarif atau kuota ketika ancaman muncul. Logikanya? Jika ada situasi darurat, Anda membutuhkan alat untuk mengelola arus perdagangan—dan tarif serta kuota adalah tuas utama yang tersedia.
Yang menarik adalah penyebutan “rencana cadangan” olehnya, bahkan jika Mahkamah Agung menentang pendekatan mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka telah mengantisipasi potensi tantangan hukum dan memiliki jalur regulasi alternatif yang siap diterapkan.
Bagi pasar, fleksibilitas kebijakan semacam ini menciptakan ketidakpastian. Penyesuaian tarif dapat mengubah arus modal dalam semalam, memengaruhi laba korporasi lintas sektor, dan mengubah selera risiko baik untuk aset tradisional maupun digital. Layak untuk terus dipantau bagaimana hal ini akan berkembang.