Ada satu data yang agak mengganggu: Stablecoin kini telah melampaui Bitcoin dan menjadi alat pilihan utama untuk transaksi ilegal.
Menurut laporan terbaru, pada tahun 2024, stablecoin menyumbang hingga 63% dari aktivitas kripto ilegal, jauh lebih tinggi daripada BTC. Alasannya sangat realistis—USDT, USDC, dan sejenisnya punya likuiditas tinggi, transfer cepat, dan sulit dilacak, benar-benar jadi “ATM” bagi para pelaku pencucian uang.
Siapa saja yang memakainya?
FATF dalam laporan bulan Juni tahun ini menyebutkan secara gamblang:
Kelompok hacker Korea Utara
Jaringan perdagangan narkoba
Organisasi pendanaan terorisme
Mereka sangat suka menggunakan USDT di jaringan TRON, karena regulasi di chain ini relatif longgar. Sindikat penipuan di Asia Tenggara sudah sangat piawai menggunakan sistem ini.
Bagaimana caranya?
Di Korea Selatan terungkap kasus: penipuan “ODA Jangjip”. Para pelaku membuat produk palsu di platform e-commerce, setelah uang masuk langsung ditransfer cepat menggunakan stablecoin—saat kamu sadar, uangnya sudah berpindah tangan beberapa kali.
Kekhawatiran di balik angka
Saat ini kapitalisasi pasar stablecoin sudah menembus $313 miliar. Menteri Keuangan AS, Bement, memperkirakan dalam tiga tahun angka ini bisa melonjak ke $2 triliun.
Apa artinya? “Brankas” para kriminal sedang berkembang pesat.
Bagaimana melindungi diri?
Chainalysis memberikan saran praktis:
Verifikasi alamat kontrak token (jangan sampai tertipu token palsu)
Gunakan hardware wallet + multi-verifikasi
Institusi wajib terus memantau transaksi on-chain
Terapkan standar anti-pencucian uang (AML) secara ketat
Intinya: stablecoin itu sendiri tidak bermasalah, masalahnya ada pada fitur anonimitas yang disalahgunakan. Seiring pasar berkembang, aksi regulator akan semakin cepat.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Stablecoin Menjadi Favorit Baru Sindikat Kejahatan: Perubahan Besar dalam Aktivitas Pencucian Uang 2024
Ada satu data yang agak mengganggu: Stablecoin kini telah melampaui Bitcoin dan menjadi alat pilihan utama untuk transaksi ilegal.
Menurut laporan terbaru, pada tahun 2024, stablecoin menyumbang hingga 63% dari aktivitas kripto ilegal, jauh lebih tinggi daripada BTC. Alasannya sangat realistis—USDT, USDC, dan sejenisnya punya likuiditas tinggi, transfer cepat, dan sulit dilacak, benar-benar jadi “ATM” bagi para pelaku pencucian uang.
Siapa saja yang memakainya?
FATF dalam laporan bulan Juni tahun ini menyebutkan secara gamblang:
Mereka sangat suka menggunakan USDT di jaringan TRON, karena regulasi di chain ini relatif longgar. Sindikat penipuan di Asia Tenggara sudah sangat piawai menggunakan sistem ini.
Bagaimana caranya?
Di Korea Selatan terungkap kasus: penipuan “ODA Jangjip”. Para pelaku membuat produk palsu di platform e-commerce, setelah uang masuk langsung ditransfer cepat menggunakan stablecoin—saat kamu sadar, uangnya sudah berpindah tangan beberapa kali.
Kekhawatiran di balik angka
Saat ini kapitalisasi pasar stablecoin sudah menembus $313 miliar. Menteri Keuangan AS, Bement, memperkirakan dalam tiga tahun angka ini bisa melonjak ke $2 triliun.
Apa artinya? “Brankas” para kriminal sedang berkembang pesat.
Bagaimana melindungi diri?
Chainalysis memberikan saran praktis:
Intinya: stablecoin itu sendiri tidak bermasalah, masalahnya ada pada fitur anonimitas yang disalahgunakan. Seiring pasar berkembang, aksi regulator akan semakin cepat.