Ingin mencari saham blue chip yang stabil dan memiliki Dividen? Saham bank selalu menjadi pilihan utama. Tapi masalahnya—mana yang harus dibeli?
Kami telah menganalisis 12 saham bank global, termasuk 6 bank lokal Thailand dan 6 bank internasional, untuk memberikan logika investasi kepada Anda.
6 Saham Bank Lokal Thailand
Kode Saham
Nama Perusahaan
Nilai Pasar ( miliar Baht )
Rasio P/E
Tingkat Dividen
BBL
Bank Bangkok
275.000
7.5x
4.8%
KBANK
Bank Petani Thailand
300.000
7x
5,2%
SCB
Grup SCB
350.000
9x
4%
KTB
Bank Thailand
240.000
6.5x
5.5%
TTB
Bank Militer Thailand
170.000
8x
5%
BAY
Siam Awang Bank
220.000
7,8x
3,5%
BBL (Bank Bangkok): Pilihan paling stabil di Thailand. Latar belakang BUMN + jaringan internasional yang lengkap, bisnis pembiayaan internasional yang luar biasa. Analis optimistis, memperkirakan target harga 178 Baht. Namun, ada juga suara yang mengingatkan untuk memperhatikan kualitas aset.
KBANK (Bank Petani): Pelopor bank digital. Basis pengguna aplikasi K PLUS besar, skala pinjaman UKM terbesar di industri. Risikonya terletak pada eksposur NPL, tetapi prospeknya cerah.
SCB: Sedang bertransformasi menjadi grup Fintech. Setelah restrukturisasi SCBX, fokus pada aset digital dan teknologi baru, dengan potensi pertumbuhan yang besar namun juga lebih berisiko. Tingkat dividen mencapai 6-8%.
KTB: Latar belakang perusahaan negara, jumlah pengguna aplikasi “เป๋าตัง” sangat besar. Keuntungan utamanya adalah pinjaman proyek pemerintah yang stabil, NPL rendah.
TTB: Pemain baru setelah akuisisi dua perusahaan. Kuncinya adalah apakah Sinergi dapat terwujud, kontrol biaya adalah fokus pengamatan. Preferensi analis, dividen 6-8%.
BAY: MUFG Jepang mengambil alih, memiliki latar belakang internasional. Ahli dalam pinjaman ritel dan pinjaman mobil, sedang melakukan ekspansi di Asia.
6 Bank Internasional
Saham
Perusahaan
Kapitalisasi Pasar ( miliar Baht )
P/E
Rasio Dividen
JPM
JP Morgan Chase
1850万
11.5x
2.5%
BAC
Bank of America
1100万
10x
2.8%
HSBC
HSBC
500万
6.5x
6%
DBS
Bank DBS
2,500,000
10,5x
4,5%
1398.HK
Bank Industri dan Perdagangan China
7,5 juta
4x
6,5%
8306.T
Mitsubishi UFJ Financial
4 juta
9,5x
3%
JPM (Morgan Stanley): Bank terbesar di Amerika Serikat. Pemain serba bisa di bidang ritel + perbankan investasi + manajemen aset, diakui sebagai posisi inti oleh lembaga. Diharapkan tampil baik pada tahun 2025 di bawah investasi AI dan ekspektasi pelonggaran suku bunga.
BAC (Bank of America): Bank terbesar kedua di AS. Berfokus pada bisnis ritel, dengan proporsi simpanan berbunga tinggi yang besar, mendapatkan manfaat dari suku bunga tinggi. Namun, risiko resesi ekonomi membuat NPL perlu diperhatikan. Dipegang kuat oleh Buffett.
HSBC: Jangkauan bisnis global yang luas, terutama memiliki keunggulan di Asia. Namun, risiko geopolitik (hubungan Tiongkok-AS) perlu diperhatikan.
DBS (Bank DBS): Yang terbesar di Asia Tenggara, berkantor pusat di Singapura. Pelopor bank digital, kinerja terus tumbuh, diuntungkan oleh kebangkitan ekonomi ASEAN.
ICBC (Bank Industri dan Komersial China): Skala aset terbesar di dunia. Namun, sebagai perusahaan milik negara China, menghadapi risiko khusus seperti ketidaktransparanan regulasi, kualitas aset yang diragukan, dan tata kelola perusahaan. P/E rendah mencerminkan risiko-risiko ini.
MUFG (Mitsubishi UFJ): Grup keuangan terbesar di Jepang. Pemegang saham utama BAY (Siam Commercial Bank). Diuntungkan dari siklus kenaikan suku bunga bank sentral Jepang, tetapi pertumbuhan domestik Jepang lambat.
Mengapa masih perlu memperhatikan saham bank pada tahun 2025?
1. Suku bunga Dividen masih ada
Meskipun siklus kenaikan suku bunga telah berlalu, namun tingkat suku bunga masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi, NIM (Net Interest Margin) masih dapat dipertahankan.
2. Daya Tarik Dividen
Pada tahun 2025, diharapkan bank-bank besar akan meningkatkan Dividen dan program pembelian kembali. Ini adalah kabar baik bagi investor yang membutuhkan arus kas.
3. Harapan Pemulihan Ekonomi
Goldman Sachs memprediksi pertumbuhan PDB global sebesar 2,7%-3,1%, yang berarti permintaan pinjaman akan meningkat.
4. Penilaian masih belum mahal
Banyak saham bank yang P/E dan P/B-nya tidak terlalu jauh dari rata-rata historis.
5. Ekosistem digital menjadi arah baru
K PLUS, SCB EASY, dan aplikasi super seperti เป๋าตัง sedang merombak model perbankan, dari sekadar pemberian pinjaman menjadi ekosistem keuangan satu atap.
Bagaimana cara membeli saham ini?
Beli saham bank Thailand: Langsung cari broker lokal untuk membuka rekening, gunakan Settrade atau APP untuk melakukan pemesanan.
Beli saham bank luar negeri:
Cari broker Thailand yang mendukung bisnis internasional
Atau menggunakan perdagangan leverage CFD (kontrak perbedaan), dengan tingkat penggunaan modal yang lebih tinggi
Ambang batas pembukaan akun rendah (seperti Mitrade hanya membutuhkan $50)
Ringkasan
Saham perbankan masih menjadi perwakilan dari penghasilan stabil + Dividen pada tahun 2025. Pilih BBL stabil atau KBANK/TTB untuk pertumbuhan di Thailand; untuk internasional, pilih JPM/DBS sebagai pilihan yang aman.
Tapi ingatlah—tidak ada saham yang sempurna, hanya pilihan yang cocok untuk diri sendiri. Lakukan riset dengan baik sebelum naik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Panduan Investasi Saham Bank 2025: 12 Saham Bank Global yang Perlu Diketahui
Ingin mencari saham blue chip yang stabil dan memiliki Dividen? Saham bank selalu menjadi pilihan utama. Tapi masalahnya—mana yang harus dibeli?
Kami telah menganalisis 12 saham bank global, termasuk 6 bank lokal Thailand dan 6 bank internasional, untuk memberikan logika investasi kepada Anda.
6 Saham Bank Lokal Thailand
BBL (Bank Bangkok): Pilihan paling stabil di Thailand. Latar belakang BUMN + jaringan internasional yang lengkap, bisnis pembiayaan internasional yang luar biasa. Analis optimistis, memperkirakan target harga 178 Baht. Namun, ada juga suara yang mengingatkan untuk memperhatikan kualitas aset.
KBANK (Bank Petani): Pelopor bank digital. Basis pengguna aplikasi K PLUS besar, skala pinjaman UKM terbesar di industri. Risikonya terletak pada eksposur NPL, tetapi prospeknya cerah.
SCB: Sedang bertransformasi menjadi grup Fintech. Setelah restrukturisasi SCBX, fokus pada aset digital dan teknologi baru, dengan potensi pertumbuhan yang besar namun juga lebih berisiko. Tingkat dividen mencapai 6-8%.
KTB: Latar belakang perusahaan negara, jumlah pengguna aplikasi “เป๋าตัง” sangat besar. Keuntungan utamanya adalah pinjaman proyek pemerintah yang stabil, NPL rendah.
TTB: Pemain baru setelah akuisisi dua perusahaan. Kuncinya adalah apakah Sinergi dapat terwujud, kontrol biaya adalah fokus pengamatan. Preferensi analis, dividen 6-8%.
BAY: MUFG Jepang mengambil alih, memiliki latar belakang internasional. Ahli dalam pinjaman ritel dan pinjaman mobil, sedang melakukan ekspansi di Asia.
6 Bank Internasional
JPM (Morgan Stanley): Bank terbesar di Amerika Serikat. Pemain serba bisa di bidang ritel + perbankan investasi + manajemen aset, diakui sebagai posisi inti oleh lembaga. Diharapkan tampil baik pada tahun 2025 di bawah investasi AI dan ekspektasi pelonggaran suku bunga.
BAC (Bank of America): Bank terbesar kedua di AS. Berfokus pada bisnis ritel, dengan proporsi simpanan berbunga tinggi yang besar, mendapatkan manfaat dari suku bunga tinggi. Namun, risiko resesi ekonomi membuat NPL perlu diperhatikan. Dipegang kuat oleh Buffett.
HSBC: Jangkauan bisnis global yang luas, terutama memiliki keunggulan di Asia. Namun, risiko geopolitik (hubungan Tiongkok-AS) perlu diperhatikan.
DBS (Bank DBS): Yang terbesar di Asia Tenggara, berkantor pusat di Singapura. Pelopor bank digital, kinerja terus tumbuh, diuntungkan oleh kebangkitan ekonomi ASEAN.
ICBC (Bank Industri dan Komersial China): Skala aset terbesar di dunia. Namun, sebagai perusahaan milik negara China, menghadapi risiko khusus seperti ketidaktransparanan regulasi, kualitas aset yang diragukan, dan tata kelola perusahaan. P/E rendah mencerminkan risiko-risiko ini.
MUFG (Mitsubishi UFJ): Grup keuangan terbesar di Jepang. Pemegang saham utama BAY (Siam Commercial Bank). Diuntungkan dari siklus kenaikan suku bunga bank sentral Jepang, tetapi pertumbuhan domestik Jepang lambat.
Mengapa masih perlu memperhatikan saham bank pada tahun 2025?
1. Suku bunga Dividen masih ada Meskipun siklus kenaikan suku bunga telah berlalu, namun tingkat suku bunga masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi, NIM (Net Interest Margin) masih dapat dipertahankan.
2. Daya Tarik Dividen Pada tahun 2025, diharapkan bank-bank besar akan meningkatkan Dividen dan program pembelian kembali. Ini adalah kabar baik bagi investor yang membutuhkan arus kas.
3. Harapan Pemulihan Ekonomi Goldman Sachs memprediksi pertumbuhan PDB global sebesar 2,7%-3,1%, yang berarti permintaan pinjaman akan meningkat.
4. Penilaian masih belum mahal Banyak saham bank yang P/E dan P/B-nya tidak terlalu jauh dari rata-rata historis.
5. Ekosistem digital menjadi arah baru K PLUS, SCB EASY, dan aplikasi super seperti เป๋าตัง sedang merombak model perbankan, dari sekadar pemberian pinjaman menjadi ekosistem keuangan satu atap.
Bagaimana cara membeli saham ini?
Beli saham bank Thailand: Langsung cari broker lokal untuk membuka rekening, gunakan Settrade atau APP untuk melakukan pemesanan.
Beli saham bank luar negeri:
Ringkasan
Saham perbankan masih menjadi perwakilan dari penghasilan stabil + Dividen pada tahun 2025. Pilih BBL stabil atau KBANK/TTB untuk pertumbuhan di Thailand; untuk internasional, pilih JPM/DBS sebagai pilihan yang aman.
Tapi ingatlah—tidak ada saham yang sempurna, hanya pilihan yang cocok untuk diri sendiri. Lakukan riset dengan baik sebelum naik.