Pemimpin agama Paus Leo baru saja mengeluarkan sesuatu yang menarik tentang pengembangan AI. Dia menyerukan kepada orang-orang yang membangun sistem ini untuk menyisipkan penalaran moral langsung ke dalam kode itu sendiri. Bukan sebagai pemikiran tambahan, tetapi sebagai fondasi.
Mengapa ini penting? Karena AI bukan sekadar alat lagi. AI secara aktif membentuk ulang cara kita melihat diri kita sebagai manusia. Identitas kita, proses pengambilan keputusan kita, bahkan rasa agen kita.
Pikirkan ini: ketika algoritma mulai mempengaruhi segala hal mulai dari keputusan keuangan hingga interaksi sosial, nilai-nilai yang tertanam dalam sistem tersebut secara default menjadi nilai kita. Jika para pembuatnya tidak mempertimbangkan kerangka etika sejak hari pertama, kita pada dasarnya membiarkan teknologi mendefinisikan ulang kemanusiaan tanpa kompas moral.
Seruan di sini bukan tentang memperlambat inovasi. Ini tentang memastikan bahwa kemajuan pesat dalam AI membawa prinsip-prinsip yang benar-benar melayani martabat manusia. Karena begitu sistem ini berkembang, mengembalikan fitur yang bermasalah menjadi jauh lebih sulit secara eksponensial.
Patut dipikirkan, terutama saat sistem terdesentralisasi dan AI mulai semakin berinteraksi di ruang Web3.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SchrodingersFOMO
· 5jam yang lalu
AI masih oke, hanya saja IQnya mengkhawatirkan
Lihat AsliBalas0
StablecoinGuardian
· 11-08 14:08
Jadi, AI harus dibentuk dari kecil untuk mengembangkan pandangan dunia, nilai-nilai, dan pandangan hidupnya.
Lihat AsliBalas0
DegenTherapist
· 11-08 01:21
Moral itu hal seperti itu saja, hanya sekadar bicara.
Lihat AsliBalas0
0xDreamChaser
· 11-08 01:20
Kecerdasan buatan juga masih membutuhkan pengurapan oleh pendeta, bukan?
Lihat AsliBalas0
StakeWhisperer
· 11-08 01:14
Terlalu awal, teknologi jelek untuk apa moralnya
Lihat AsliBalas0
OnchainSniper
· 11-08 01:08
Aduh, kecemasan Paus sama kayak aku nih
Lihat AsliBalas0
Tokenomics911
· 11-08 01:02
Apakah AI ini juga ingin memiliki moral? Sangat lucu
Lihat AsliBalas0
ProposalDetective
· 11-08 00:58
Apakah moral dan etika benar-benar mampu mengatasi godaan keuntungan?
Pemimpin agama Paus Leo baru saja mengeluarkan sesuatu yang menarik tentang pengembangan AI. Dia menyerukan kepada orang-orang yang membangun sistem ini untuk menyisipkan penalaran moral langsung ke dalam kode itu sendiri. Bukan sebagai pemikiran tambahan, tetapi sebagai fondasi.
Mengapa ini penting? Karena AI bukan sekadar alat lagi. AI secara aktif membentuk ulang cara kita melihat diri kita sebagai manusia. Identitas kita, proses pengambilan keputusan kita, bahkan rasa agen kita.
Pikirkan ini: ketika algoritma mulai mempengaruhi segala hal mulai dari keputusan keuangan hingga interaksi sosial, nilai-nilai yang tertanam dalam sistem tersebut secara default menjadi nilai kita. Jika para pembuatnya tidak mempertimbangkan kerangka etika sejak hari pertama, kita pada dasarnya membiarkan teknologi mendefinisikan ulang kemanusiaan tanpa kompas moral.
Seruan di sini bukan tentang memperlambat inovasi. Ini tentang memastikan bahwa kemajuan pesat dalam AI membawa prinsip-prinsip yang benar-benar melayani martabat manusia. Karena begitu sistem ini berkembang, mengembalikan fitur yang bermasalah menjadi jauh lebih sulit secara eksponensial.
Patut dipikirkan, terutama saat sistem terdesentralisasi dan AI mulai semakin berinteraksi di ruang Web3.