Setelah reli kuat selama beberapa bulan, harga emas anjlok pada 21 Oktober. Ini adalah penurunan harga emas terbesar dalam lebih dari satu dekade, jatuh dari $4,330 menjadi $4,030 hanya dalam beberapa jam. Kapitalisasi pasar emas turun $2,1 triliun dalam satu hari. Karena jumlah ini lebih dari setengah total kapitalisasi pasar kripto, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah emas digital adalah investasi jangka panjang yang lebih andal dibandingkan emas fisik.

Ringkasan

• Pada hari Selasa, harga emas spot turun 6,3% setelah mencapai rekor tertinggi di $4.381 pada hari sebelumnya. Logam berharga lainnya, seperti perak dan platinum, mengalami penurunan serupa.
• Kontrak berjangka emas ditutup pada $4.087. Itu adalah penurunan terbesar sejak 2013.
• Kejatuhan itu didahului oleh lebih dari dua bulan rally yang kuat ketika orang-orang cenderung memilih aset yang aman di tengah utang AS yang mencengangkan, gejolak politik, dan spekulasi tentang pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.

Selasa Hitam

Emas mengalami tahun 2025 yang luar biasa. Bahkan sekarang, setelah penurunan historis, nilainya masih naik 55% dibandingkan dengan harga akhir tahun 2024. Itu lebih tinggi daripada pada tahun-tahun serangan 9/11, krisis keuangan 2008, atau penutupan COVID-19 yang biasanya mendorong permintaan akan emas.

Beberapa analis memperingatkan investor bahwa harga emas telah terlalu tinggi. Misalnya, beberapa hari sebelum terjadinya penurunan, CEO dari platform analisis cryptocurrency mengatakan bahwa emas mungkin akan mengalami penurunan. Dia mengatakan bahwa ledakan harga emas saat ini adalah “perdagangan momentum” dan “perdagangan momentum cenderung mereda.”

Beberapa analis memproyeksikan kelanjutan tren naik. Goldman Sachs memperkirakan emas akan mencapai $4,900 per ons pada Desember 2026, sementara UBS memberikan prediksi yang lebih optimis: $4,700 pada Q1 2026.

Menurut beberapa strategist, dalam beberapa minggu mendatang, harga mungkin akan berkonsolidasi di level $4.000. Bank-bank akan membutuhkan emas untuk terus mendiversifikasi dari dolar AS, tetapi “pada level saat ini, tidak ada dorongan untuk memposisikan diri untuk itu.”

Komentar Donald Trump pada hari Senin tentang rencana negosiasi perdagangan dengan China (“keduanya akan bahagia,” kata Trump) dan kenaikan kekuatan USD disebut sebagai faktor utama penurunan harga emas. Peristiwa optimis ini memicu investor untuk mengambil keuntungan.

Emas vs Bitcoin

Bitcoin biasanya dibandingkan dengan emas sebagai aset aman yang langka. Batas keras 21 juta unitnya, pertumbuhan pasokan yang terus menurun, dan biaya penambangan yang tinggi memberikannya apresiasi jangka panjang yang mirip dengan emas.

Baik Bitcoin maupun emas dianggap sebagai aset perdagangan devaluasi. Perdagangan devaluasi mengacu pada penghindaran investasi dalam utang kedaulatan dan mata uang fiat, karena nilai mereka terlalu tergantung pada tindakan institusi keuangan dan politik.

Meskipun ada kesamaan pandangan, ada beberapa sindiran dan lelucon timbal balik antara penggemar emas dan penggemar bitcoin. Misalnya, pialang saham berpengalaman Peter Schiff adalah seorang kritikus Bitcoin yang menonjol, mendukung emas.

Serangan verbal Schiff terhadap Bitcoin menjadikannya semacam maskot emas dan target lelucon di media sosial kripto, karena banyak pengguna Bitcoin tidak melihat emas sebagai aset yang lebih unggul dibandingkan Bitcoin.

Beberapa investor dan pengusaha terkemuka mengatakan bahwa Bitcoin lebih baik daripada emas. Mereka menyebutkan apresiasi harga Bitcoin yang lebih cepat, kemudahan pengelolaan, dan hampir tidak mungkin terjadi skenario di mana total pasokannya menjadi lebih tinggi. Hal ini tidak berlaku untuk emas, karena sumber emas baru dapat ditemukan di luar Bumi. Para ilmuwan bereksperimen dengan memproduksi emas di laboratorium. Meskipun hasilnya belum mengesankan, hibah dan investasi multi-juta dolar mendorong para ilmuwan untuk terus berupaya menciptakan emas.

Sementara emas telah meroket tahun ini, mengungguli S&P 500, Nasdaq 100, Bitcoin, dan, sebenarnya, aset berkapitalisasi tinggi lainnya, potensi investasi jangka panjangnya tertinggal di belakang Bitcoin dan indeks-indeks ini.

Seorang investor dan pembawa acara podcast menunjukkan bahwa dibandingkan dengan aset teratas lainnya, emas telah berkinerja jauh lebih buruk dan “satu tahun yang baik tidak menghapus puluhan tahun mengejar ketertinggalan.”

Dia menawarkan untuk melihat berbagai grafik yang membandingkan emas dengan aset teratas lainnya, yang dengan jelas menunjukkan kinerja emas yang lebih buruk. Pada grafik Bitcoin vs Emas, emas benar-benar datar, karena dalam periode eksistensi Bitcoin, emas hanya meningkat sekitar $3.000 dibandingkan dengan kenaikan Bitcoin yang lebih dari $100.000.

“Secara nominal, Anda akan memiliki lebih banyak dolar di atas kertas – tetapi dolar tersebut akan membeli lebih sedikit, yang berarti emas berkinerja buruk terhadap inflasi selama bertahun-tahun. Namun, bukan berarti uang tunai lebih baik; dolar itu sendiri kehilangan nilai yang signifikan selama periode yang sama.”

Di tahun-tahun menonjol seperti 2025, emas dengan santai mengalahkan indeks-indeks teratas dan Bitcoin. Namun, ini tidak sering terjadi. Terkadang, emas bahkan mengalami penurunan yang lebih besar daripada yang kita lihat pada hari Selasa. Misalnya, setelah penurunan pada tahun 2012, emas membutuhkan waktu delapan tahun untuk mencapai level yang sama lagi.

Namun, emas masih berfungsi sebagai barometer sosial dan politik, karena harganya cenderung naik di periode yang penuh gejolak dan, secara keseluruhan, telah kurang berfluktuasi dibandingkan dengan sebagian besar aset teratas.