ROE, apa rahasia di balik tiga huruf ini? Sebagai seorang investor kecil, saya selalu percaya bahwa ini adalah indikator yang sangat baik untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Tapi jujur saja, pemahaman sebagian besar orang tentang ROE masih sebatas permukaan.
Mengungkap Kebenaran ROE
ROE adalah singkatan dari Return on Equity, yang berarti seberapa banyak uang yang bisa dihasilkan perusahaan dari uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Semakin tinggi angka ini, secara teori, semakin baik perusahaan dalam "menghasilkan uang". Namun, saya selalu merasa bahwa pasar terlalu percaya pada ROE yang tinggi!
Metode perhitungannya sangat sederhana: Laba bersih setelah pajak ÷ Ekuitas pemegang saham, hasilnya dinyatakan dalam persentase. Sebagai contoh, jika saya menginvestasikan 1 juta di sebuah perusahaan, mereka menghasilkan 200 ribu dalam setahun, ROE adalah 20%. Kedengarannya bagus, bukan? Tapi masalahnya, apakah 20% ini benar-benar dapat diandalkan?
Aset perusahaan terutama berasal dari dua saluran:
Investasi pemegang saham (ekuitas pemilik)
Uang yang dipinjam oleh perusahaan
Banyak orang tidak tahu, perusahaan dapat meningkatkan ROE melalui utang, ini seperti Anda meminjam banyak uang untuk berinvestasi, jika untung itu milik Anda, jika rugi... itu akan menjadi masalah. Leverage tinggi dapat membuat ROE terlihat sangat menarik, tetapi risiko juga meningkat.
Perbedaan ROE, ROA, dan ROI
Ketika berbicara tentang ROE, kita tidak bisa tidak menyebutkan ROA (Return on Assets) dan ROI (Return on Investment).
ROA adalah ukuran profit yang dihasilkan perusahaan dari total asetnya (termasuk liabilitas), dihitung dengan pendapatan bersih ÷ total aset. Ini lebih mencerminkan efisiensi operasional nyata perusahaan dibandingkan ROE, karena tidak terpengaruh oleh pengaruh leverage keuangan.
ROI (Return on Investment) dihitung langsung dengan laba tahunan ÷ total investasi, biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil dari proyek tertentu.
Saya selalu merasa bahwa melihat ROE saja agak satu sisi, seharusnya dianalisis bersama ROA untuk melihat apakah perusahaan mengandalkan utang untuk mempertahankan angka yang menarik.
ROE Memilih Saham: Favorit Buffett?
Warren Buffett, sang dewa saham, pernah berkata: jika hanya bisa menggunakan satu indikator untuk memilih saham, ia akan memilih ROE. Perusahaan yang dapat mempertahankan ROE di atas 20% dalam jangka panjang sering kali merupakan target investasi yang baik.
Tapi saya harus berkata, kata-kata Buffett telah disalahartikan oleh terlalu banyak orang. Apakah ROE yang tinggi selalu baik? Belum tentu!
Coba pikirkan, jika ROE=PB÷PE, ketika pasar sangat mengejar suatu saham, membuat PB melonjak, ROE secara alami akan tinggi, tetapi ini justru bisa berarti saham tersebut sudah terlalu mahal!
Saya pribadi berpendapat bahwa ROE yang terlalu tinggi justru mungkin memiliki masalah:
Mungkin dihasilkan dari keuntungan sekali saja
Mungkin dihasilkan dari penggunaan leverage yang tinggi
Mungkin akan menarik pesaing untuk memasuki pasar
Dari pengalaman investasi saya selama bertahun-tahun, ROE yang stabil dalam kisaran 15%-25% dan menunjukkan tren kenaikan yang stabil mungkin lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan perusahaan yang sering kali memiliki ROE 50% atau 60%. Setelah semua, keuntungan berasal dari sumbernya, dan industri yang sangat menguntungkan sering kali tidak bertahan lama.
Kesimpulan
Jangan terpedaya oleh angka! Perusahaan dengan ROE tinggi tidak selalu merupakan perusahaan yang baik. Investasi seharusnya seperti berkencan, tidak hanya melihat penampilan luar (data keuangan), tetapi juga memahami karakternya (model bisnis) dan latar belakang keluarganya (prospek industri).
Jadi, ketika Anda melihat apa pun yang disebut "Peringkat ROE", jangan terburu-buru mengeluarkan uang. Ingat, apa yang benar-benar dihargai Buffett adalah stabilitas dan keberlanjutan ROE, bukan sekadar angka tinggi. Di pasar yang penuh dengan spekulasi ini, menjaga pemikiran independen jauh lebih penting daripada mengejar indikator ROE tinggi secara membabi buta.
Investasi harus hati-hati, karena risiko dan imbalan selalu berjalan beriringan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu ROE? Pembicaraan singkat tentang pengamatan dan pemikiran saya tentang rasio pengembalian ekuitas pemegang saham.
ROE, apa rahasia di balik tiga huruf ini? Sebagai seorang investor kecil, saya selalu percaya bahwa ini adalah indikator yang sangat baik untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Tapi jujur saja, pemahaman sebagian besar orang tentang ROE masih sebatas permukaan.
Mengungkap Kebenaran ROE
ROE adalah singkatan dari Return on Equity, yang berarti seberapa banyak uang yang bisa dihasilkan perusahaan dari uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Semakin tinggi angka ini, secara teori, semakin baik perusahaan dalam "menghasilkan uang". Namun, saya selalu merasa bahwa pasar terlalu percaya pada ROE yang tinggi!
Metode perhitungannya sangat sederhana: Laba bersih setelah pajak ÷ Ekuitas pemegang saham, hasilnya dinyatakan dalam persentase. Sebagai contoh, jika saya menginvestasikan 1 juta di sebuah perusahaan, mereka menghasilkan 200 ribu dalam setahun, ROE adalah 20%. Kedengarannya bagus, bukan? Tapi masalahnya, apakah 20% ini benar-benar dapat diandalkan?
Aset perusahaan terutama berasal dari dua saluran:
Banyak orang tidak tahu, perusahaan dapat meningkatkan ROE melalui utang, ini seperti Anda meminjam banyak uang untuk berinvestasi, jika untung itu milik Anda, jika rugi... itu akan menjadi masalah. Leverage tinggi dapat membuat ROE terlihat sangat menarik, tetapi risiko juga meningkat.
Perbedaan ROE, ROA, dan ROI
Ketika berbicara tentang ROE, kita tidak bisa tidak menyebutkan ROA (Return on Assets) dan ROI (Return on Investment).
ROA adalah ukuran profit yang dihasilkan perusahaan dari total asetnya (termasuk liabilitas), dihitung dengan pendapatan bersih ÷ total aset. Ini lebih mencerminkan efisiensi operasional nyata perusahaan dibandingkan ROE, karena tidak terpengaruh oleh pengaruh leverage keuangan.
ROI (Return on Investment) dihitung langsung dengan laba tahunan ÷ total investasi, biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil dari proyek tertentu.
Saya selalu merasa bahwa melihat ROE saja agak satu sisi, seharusnya dianalisis bersama ROA untuk melihat apakah perusahaan mengandalkan utang untuk mempertahankan angka yang menarik.
ROE Memilih Saham: Favorit Buffett?
Warren Buffett, sang dewa saham, pernah berkata: jika hanya bisa menggunakan satu indikator untuk memilih saham, ia akan memilih ROE. Perusahaan yang dapat mempertahankan ROE di atas 20% dalam jangka panjang sering kali merupakan target investasi yang baik.
Tapi saya harus berkata, kata-kata Buffett telah disalahartikan oleh terlalu banyak orang. Apakah ROE yang tinggi selalu baik? Belum tentu!
Coba pikirkan, jika ROE=PB÷PE, ketika pasar sangat mengejar suatu saham, membuat PB melonjak, ROE secara alami akan tinggi, tetapi ini justru bisa berarti saham tersebut sudah terlalu mahal!
Saya pribadi berpendapat bahwa ROE yang terlalu tinggi justru mungkin memiliki masalah:
Dari pengalaman investasi saya selama bertahun-tahun, ROE yang stabil dalam kisaran 15%-25% dan menunjukkan tren kenaikan yang stabil mungkin lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan perusahaan yang sering kali memiliki ROE 50% atau 60%. Setelah semua, keuntungan berasal dari sumbernya, dan industri yang sangat menguntungkan sering kali tidak bertahan lama.
Kesimpulan
Jangan terpedaya oleh angka! Perusahaan dengan ROE tinggi tidak selalu merupakan perusahaan yang baik. Investasi seharusnya seperti berkencan, tidak hanya melihat penampilan luar (data keuangan), tetapi juga memahami karakternya (model bisnis) dan latar belakang keluarganya (prospek industri).
Jadi, ketika Anda melihat apa pun yang disebut "Peringkat ROE", jangan terburu-buru mengeluarkan uang. Ingat, apa yang benar-benar dihargai Buffett adalah stabilitas dan keberlanjutan ROE, bukan sekadar angka tinggi. Di pasar yang penuh dengan spekulasi ini, menjaga pemikiran independen jauh lebih penting daripada mengejar indikator ROE tinggi secara membabi buta.
Investasi harus hati-hati, karena risiko dan imbalan selalu berjalan beriringan.