Performa Bitcoin (BTC) dalam delapan tahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, dalam perjalanannya seringkali melampaui indeks saham Amerika Serikat (AS) S&P 500. Pada tahun 2017, Curvo mencatat Bitcoin berhasil melonjak 1.163%. Melansir data berbeda, Bitbo catat harga Bitcoin saat itu sebesar US$13.850. Ini terjadi karena rasa Fomo para investor retail yang meyakini Bitcoin bisa mendatangkan kekayaan. Selanjutnya, tahun 2018 Bitcoin justru alami minus sebesar 72% yang pada saat itu harganya hanya US$3.747. Ini terjadi karena Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga dan terjadi fenomena Crypto Winter. Berikutnya, pada tahun 2019 Bitcoin alami peningkatan sebesar 98% yang saat itu berada di level US$7.183. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya tingkat institusi dan pemangkasan suku bunga The Fed. Setelah itu, tahun 2021 meningkat sebanyak 73% imbas efek dari halving pada tahun 2020 dan pandemi Covid-19 masih berlanjut, serta didorong oleh keterlibatan institusi untuk membeli Bitcoin. Saat itu, aset crypto ini diperdagangkan senilai US$46.197. Sementara itu, tahun 2022 Bitcoin malah menurun hingga 62% yang saat itu harganya bernilai US$16.531. Ini terjadi akibat The Fed menaikan suku bunga tinggi, peristiwa kasus token Luna, dan bangkrutnya bursa crypto FTX karena pendirinya Sam-Bankman Fried melakukan penipuan. Namun, di tahun 2023 Bitcoin mengembalikan keadaannya yang melesat 147% dengan harga saat itu mencapai US$42.278. Ini terjadi lantaran raksasa manajer investasi BlackRock secara mengejutkan mengajukan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot ke Securities and Exchange Commission (SEC). Terakhir, di tahun 2024 Bitcoin mencatatkan performa positif yang naik 135% dan harganya mencapai US$93.586.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Cryptografis | Bitcoin dalam 8 Tahun: Naik Ribuan Persen, Rungkad Puluhan Persen
Performa Bitcoin (BTC) dalam delapan tahun terakhir menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, dalam perjalanannya seringkali melampaui indeks saham Amerika Serikat (AS) S&P 500.
Pada tahun 2017, Curvo mencatat Bitcoin berhasil melonjak 1.163%. Melansir data berbeda, Bitbo catat harga Bitcoin saat itu sebesar US$13.850. Ini terjadi karena rasa Fomo para investor retail yang meyakini Bitcoin bisa mendatangkan kekayaan.
Selanjutnya, tahun 2018 Bitcoin justru alami minus sebesar 72% yang pada saat itu harganya hanya US$3.747. Ini terjadi karena Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga dan terjadi fenomena Crypto Winter.
Berikutnya, pada tahun 2019 Bitcoin alami peningkatan sebesar 98% yang saat itu berada di level US$7.183. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya tingkat institusi dan pemangkasan suku bunga The Fed.
Setelah itu, tahun 2021 meningkat sebanyak 73% imbas efek dari halving pada tahun 2020 dan pandemi Covid-19 masih berlanjut, serta didorong oleh keterlibatan institusi untuk membeli Bitcoin. Saat itu, aset crypto ini diperdagangkan senilai US$46.197.
Sementara itu, tahun 2022 Bitcoin malah menurun hingga 62% yang saat itu harganya bernilai US$16.531. Ini terjadi akibat The Fed menaikan suku bunga tinggi, peristiwa kasus token Luna, dan bangkrutnya bursa crypto FTX karena pendirinya Sam-Bankman Fried melakukan penipuan.
Namun, di tahun 2023 Bitcoin mengembalikan keadaannya yang melesat 147% dengan harga saat itu mencapai US$42.278. Ini terjadi lantaran raksasa manajer investasi BlackRock secara mengejutkan mengajukan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot ke Securities and Exchange Commission (SEC).
Terakhir, di tahun 2024 Bitcoin mencatatkan performa positif yang naik 135% dan harganya mencapai US$93.586.