Menurut laporan, Perdana Menteri Li Qiang bertemu dengan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang berkunjung di Gedung Rakyat Beijing pada sore hari tanggal 12 Juni. Dalam pertemuan tersebut, Li Qiang menyatakan niat pihak Tiongkok untuk memperdalam konektivitas pasar dan kolaborasi industri dengan pihak Eropa, sebagai upaya untuk memberikan dorongan baru bagi perkembangan kedua belah pihak.
Li Qiang menekankan bahwa pihak Tiongkok mengharapkan kerjasama yang lebih erat dengan Bank Sentral Eropa di bidang reformasi sistem moneter internasional. Ia memperkenalkan bahwa Tiongkok tahun ini sedang menerapkan kebijakan ekonomi makro yang lebih aktif dan kuat, sedang meningkatkan pengaturan siklus kebalikan, serta melalui berbagai cara memperluas permintaan domestik dan mendorong konsumsi, memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi tantangan yang dihadapi akibat faktor eksternal yang tidak menguntungkan.
Selain itu, Li Qiang menegaskan bahwa China akan terus dengan tegas mendorong kebijakan keterbukaan terhadap luar negeri, dan bersedia untuk berbagi peluang yang dihadirkan oleh perkembangan China dengan semua negara di dunia. Pertemuan kali ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara China dan Uni Eropa di bidang keuangan, serta mencerminkan tanggung jawab bersama kedua belah pihak dalam tata kelola ekonomi global.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Menurut laporan, Perdana Menteri Li Qiang bertemu dengan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang berkunjung di Gedung Rakyat Beijing pada sore hari tanggal 12 Juni. Dalam pertemuan tersebut, Li Qiang menyatakan niat pihak Tiongkok untuk memperdalam konektivitas pasar dan kolaborasi industri dengan pihak Eropa, sebagai upaya untuk memberikan dorongan baru bagi perkembangan kedua belah pihak.
Li Qiang menekankan bahwa pihak Tiongkok mengharapkan kerjasama yang lebih erat dengan Bank Sentral Eropa di bidang reformasi sistem moneter internasional. Ia memperkenalkan bahwa Tiongkok tahun ini sedang menerapkan kebijakan ekonomi makro yang lebih aktif dan kuat, sedang meningkatkan pengaturan siklus kebalikan, serta melalui berbagai cara memperluas permintaan domestik dan mendorong konsumsi, memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi tantangan yang dihadapi akibat faktor eksternal yang tidak menguntungkan.
Selain itu, Li Qiang menegaskan bahwa China akan terus dengan tegas mendorong kebijakan keterbukaan terhadap luar negeri, dan bersedia untuk berbagi peluang yang dihadirkan oleh perkembangan China dengan semua negara di dunia. Pertemuan kali ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara China dan Uni Eropa di bidang keuangan, serta mencerminkan tanggung jawab bersama kedua belah pihak dalam tata kelola ekonomi global.