
Koefisien beta adalah ukuran sensitivitas suatu aset terhadap pergerakan “pasar acuan”, yang mencerminkan kekuatan dan arah korelasi harga aset dengan tren pasar secara keseluruhan. Di pasar kripto, investor biasanya menggunakan BTC atau indeks kripto sebagai benchmark untuk menilai risiko volatilitas relatif dari token tertentu.
Jika koefisien beta lebih dari 1, artinya aset tersebut lebih “volatil” dibandingkan benchmark—harganya cenderung bergerak lebih tajam baik saat pasar naik maupun turun. Beta antara 0 dan 1 menunjukkan aset bergerak searah benchmark tetapi dengan intensitas yang lebih rendah. Nilai mendekati 0 menandakan korelasi lemah, sedangkan beta negatif menandakan pergerakan berlawanan (jarang terjadi di kripto). Contohnya, stablecoin biasanya memiliki beta mendekati 0 terhadap BTC, sedangkan altcoin yang sangat volatil sering menunjukkan beta jauh di atas 1.
Pemilihan benchmark sangat krusial dalam perhitungan koefisien beta—benchmark berfungsi sebagai barometer pasar Anda. Di kripto, pilihan umum adalah BTC, ETH, atau indeks kripto berbobot kapitalisasi pasar.
Jika portofolio Anda terutama dipengaruhi pergerakan harga BTC, gunakan BTC sebagai benchmark. Jika investasi Anda lebih selaras dengan ekosistem Ethereum, ETH bisa lebih cocok. Untuk portofolio yang lebih luas, indeks kripto komposit menjadi referensi yang lebih baik. Pilihan benchmark secara langsung memengaruhi nilai dan interpretasi beta. Hasil juga bisa berbeda tergantung periode waktu (misal, 30 hari terakhir vs. setahun terakhir), maka pilihlah rentang waktu yang sesuai dengan ritme trading Anda.
Koefisien beta biasanya dihitung dengan rumus: Beta = Cov(Ri, Rm) / Var(Rm). Ri adalah seri return aset, dan Rm adalah seri return benchmark. Kovarians (Cov) menunjukkan seberapa besar dua seri return bergerak bersama, sedangkan varians (Var) mengukur seberapa besar benchmark berfluktuasi.
Metode lain yang umum adalah melakukan regresi linier antara return aset dan return benchmark—kemiringan garis regresi adalah koefisien beta. Intinya, beta menjawab: “Jika benchmark bergerak 1 satuan, berapa rata-rata pergerakan aset ini?” Untuk perhitungan praktis, ubah data harga candlestick menjadi return (misal harian atau 4 jam), samakan timestamp, lalu hitung beta.
Anda dapat menghitung koefisien beta menggunakan data pasar dari Gate dengan langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Di halaman grafik candlestick spot atau futures Gate, pilih aset target dan benchmark (misal: target ETH/USDT, benchmark BTC/USDT), pilih interval waktu yang sama (misal harian), lalu ekspor data harga penutupan untuk periode yang sama.
Langkah 2: Ubah harga menjadi seri return. Biasanya dengan menghitung perubahan persentase antara harga penutupan berturut-turut, atau menggunakan log return. Pastikan metode dan interval perhitungan sama untuk aset dan benchmark.
Langkah 3: Samakan tanggal dengan menghapus data yang hilang agar kedua seri return saling berpasangan secara waktu.
Langkah 4: Hitung koefisien beta. Anda bisa memakai fungsi spreadsheet seperti SLOPE(return target, return benchmark) untuk regresi linier, atau Beta = Cov(Ri, Rm) / Var(Rm). Untuk hasil lebih akurat, coba berbagai rentang waktu (misal 30, 90, 180 hari).
Jika ekspor data kurang praktis, Anda dapat mengakses data candlestick historis via API Gate dan melakukan perhitungan secara lokal atau di notebook tool. Metode apa pun yang digunakan, konsistensi interval data sangat penting.
Koefisien beta berguna untuk mengelola eksposur risiko dan alokasi portofolio. Jika ingin portofolio Anda kurang volatil dibanding pasar, kurangi eksposur ke aset beta tinggi; jika Anda bullish dan siap menerima volatilitas lebih tinggi, tingkatkan alokasi pada aset beta tinggi.
Untuk hedging, jika beta portofolio mendekati 1, pergerakannya sejalan dengan pasar; jika di atas 1, Anda dapat menjual derivatif yang terikat pada benchmark (misal kontrak BTC) untuk menurunkan eksposur beta bersih. Dalam portofolio multi-aset, Anda bisa menyesuaikan bobot aset berdasarkan target beta agar sesuai dengan profil risiko dan toleransi drawdown Anda.
Per 2025, korelasi dan volatilitas kripto berubah cepat. Sebaiknya evaluasi ulang jendela perhitungan beta secara berkala agar kontrol risiko tetap optimal.
Beta menggambarkan sensitivitas aset terhadap benchmark; alpha berfokus pada return berlebih setelah memperhitungkan faktor pasar; volatilitas mengukur seberapa besar harga aset berfluktuasi secara mandiri—tanpa benchmark.
Contohnya, sebuah token bisa sangat volatil namun memiliki beta mendekati nol jika tidak mengikuti pergerakan BTC. Sebaliknya, token volatilitas rendah dapat memiliki beta mendekati 1 jika sangat mengikuti BTC. Trader sering menganalisis “menangkap alpha, mengontrol beta, dan menyesuaikan volatilitas” untuk membedah sumber risiko dan return.
Pada portofolio spot, beta membantu menentukan ukuran posisi. Anda bisa memasangkan altcoin beta tinggi dengan aset beta rendah (seperti stablecoin atau token yang kurang berkorelasi dengan benchmark) untuk mengontrol volatilitas keseluruhan.
Pada kontrak futures, Anda dapat melakukan hedging beta bersih dengan mengambil posisi berlawanan di kontrak benchmark. Jika Anda memegang beberapa altcoin beta tinggi di spot, melakukan short BTC futures dapat mengurangi eksposur portofolio terhadap penurunan pasar. Rasio hedge sebaiknya mencerminkan selisih antara estimasi beta portofolio dan nilai target.
Token leverage secara inheren memperbesar sensitivitas terhadap benchmark—produk ini memiliki beta efektif yang lebih tinggi. Saat menggunakan produk semacam ini, perhatikan mekanisme rebalancing dan volatilitas decay. Pahami dampaknya terhadap return di pasar yang bergejolak, jangan hanya mengandalkan angka leverage.
Beta adalah metrik linier berbasis statistik historis dan mengasumsikan hubungan masa lalu akan tetap stabil ke depan. Di pasar kripto, narasi, perubahan regulasi, atau peristiwa on-chain dapat dengan cepat mengubah korelasi—sehingga beta historis bisa menjadi tidak relevan.
Beta tidak menangkap risiko ekor, risiko lonjakan, atau risiko spesifik aset tunggal, juga tidak merefleksikan hubungan non-linier. Beta sebaiknya digunakan bersama metrik lain seperti volatilitas, maksimum drawdown, dan likuiditas. Rentang waktu yang terlalu pendek bisa menimbulkan noise bagi trader jangka pendek; rentang terlalu panjang bisa tertinggal dari dinamika pasar. Validasi silang di beberapa rentang waktu sangat disarankan.
Catatan risiko: Setiap strategi trading atau hedging berbasis beta dapat menyimpang dari ekspektasi jika korelasi berubah. Penggunaan leverage atau derivatif menambah risiko seperti likuidasi paksa—selalu pertimbangkan toleransi risiko Anda sebelum mengambil keputusan.
Setelah memahami koefisien beta, Anda dapat membangun proses “benchmark–window–review” sendiri: pilih benchmark yang sesuai untuk tiap strategi, tetapkan jendela perhitungan yang selaras dengan siklus trading Anda, dan tinjau serta perbarui parameter secara rutin. Kombinasikan dengan penargetan alpha dan manajemen volatilitas untuk membangun kerangka kerja terintegrasi dalam menangkap return berlebih, mengelola eksposur pasar, dan menyesuaikan profil volatilitas. Untuk portofolio multi-aset, gunakan Gate untuk mengakses data historis aset target dan benchmark; lacak beta portofolio bersih secara berkala dan lakukan rebalancing saat kondisi pasar berubah agar portofolio tetap tangguh di berbagai siklus kripto.
Beta di atas 1 berarti aset tersebut lebih volatil dibanding rata-rata pasar—lebih berisiko namun berpotensi memberikan return lebih tinggi. Misal: jika pasar naik 10%, aset ini bisa naik 15%; jika pasar turun 10%, aset ini bisa turun 15%. Aset seperti ini cocok untuk investor dengan toleransi risiko tinggi yang siap menghadapi fluktuasi harga besar.
Beta mendekati nol berarti korelasi lemah dengan tren pasar—aset ini bergerak independen bahkan saat terjadi gejolak besar di pasar. Mereka cenderung kurang volatil dan lebih stabil, cocok untuk investor konservatif atau sebagai penyeimbang portofolio. Namun, volatilitas rendah bukan berarti tanpa risiko—aset ini tetap bisa menghadapi risiko fundamental atau likuiditas.
Beta negatif menandakan aset cenderung bergerak berlawanan dengan pasar—naik saat yang lain turun. Aset seperti ini sangat jarang di kripto, tetapi lebih umum pada produk hedging di keuangan tradisional. Memegang aset ini dapat memberikan perlindungan saat pasar turun, sehingga mengurangi risiko portofolio secara keseluruhan.
Beta coin berubah seiring waktu karena didasarkan pada korelasi harga historis yang dinamis mengikuti kondisi pasar. Sebaiknya hitung ulang secara bulanan atau saat terjadi peristiwa penting—seperti perubahan regulasi atau masuknya institusi besar. Investor jangka panjang bisa meninjau per kuartal; trader aktif sebaiknya cek lebih sering.
Untuk coin yang baru listing dan belum memiliki cukup data, perhitungan beta yang andal belum dapat dilakukan. Sebagai alternatif, amati karakteristik sektornya (misal, privacy coin biasanya volatil; stablecoin mendekati nol), dan referensikan beta proyek serupa. Setelah riwayat harga cukup tersedia, gunakan platform seperti Gate atau alat perhitungan mandiri untuk hasil yang lebih akurat.


