Bagaimana Pelanggaran Keamanan Crypto Berkembang Sejak 2020?

11/13/2025, 8:50:49 AM
Telusuri perkembangan insiden keamanan kripto sejak tahun 2020, khususnya terkait kerentanan smart contract, ancaman terhadap centralized exchange di Gate, dan pencurian dana sebesar $2 miliar dari protokol DeFi. Artikel ini dirancang untuk manajer bisnis dan profesional keamanan, menyajikan analisis mendalam mengenai peristiwa risiko, penanganan insiden, serta strategi keamanan korporasi.

Kerentanan smart contract masih menjadi vektor serangan utama sejak 2020

Walaupun teknologi keamanan blockchain terus berkembang, kerentanan pada smart contract tetap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan sejak 2020, mengakibatkan kerugian finansial besar di berbagai ekosistem kripto. Proyek seperti Bitcoin Gold menghadapi tantangan keamanan yang kian kompleks, terutama ketika memperluas fitur lewat solusi layer-two dan penerapan smart contract.

Para peneliti keamanan menemukan tren eksploitasi smart contract yang mengkhawatirkan, tercermin dalam perbandingan tipe kerentanan berikut:

Tipe Kerentanan Persentase Eksploitasi Rata-rata Kerugian (USD) Insiden Penting
Reentrancy attacks 32% $4,5 juta Beragam protokol DeFi
Cacat kontrol akses 28% $3,2 juta Beberapa token tata kelola
Integer overflow/underflow 17% $2,8 juta Jembatan cross-chain
Kesalahan logika 23% $5,1 juta Platform yield farming

Bagi proyek yang mengimplementasikan Lightning Network dan solusi lapisan kedua pada blockchain seperti Bitcoin Gold, kerentanan ini menjadi tantangan besar. Pengembangan smart contract membuka permukaan serangan baru yang sebelumnya tidak ada di kode asli Bitcoin. Audit keamanan kini menjadi wajib, namun belum sepenuhnya menutup risiko. Fakta dari eksploitasi terbaru menunjukkan, bahkan kontrak yang telah diaudit tetap bisa menyimpan celah yang terlewat, terutama pada DeFi kompleks dengan volume transaksi tinggi seperti $36,7 miliar di ekosistem Bitcoin Gold.

Exchange terpusat semakin terancam meski keamanan diperkuat

Meski sudah melakukan investasi besar pada protokol keamanan, exchange kripto terpusat masih menjadi target utama serangan siber canggih. Data terbaru menunjukkan peningkatan kasus pelanggaran keamanan yang menimpa platform utama:

Tahun Jumlah Peretasan Exchange Besar Estimasi Kerugian (USD)
2023 7 $850 juta
2024 4 (paruh pertama) $320 juta

Exchange telah mengadopsi dompet multi-signature, solusi cold storage, dan metode autentikasi canggih. Namun, pelaku kejahatan terus berinovasi, menciptakan metode baru untuk menembus pertahanan keamanan yang sudah mapan.

Bitcoin Gold (BTG), yang bertujuan mengembalikan desentralisasi ke ranah kripto, menjadi contoh menarik. BTG pernah mengalami serangan 51% yang menyebabkan kerugian pada exchange, membuktikan bahwa isu keamanan tidak hanya terjadi di infrastruktur exchange, tetapi juga pada teknologi blockchain inti.

Pakar industri menyarankan agar pengguna membagi aset di beberapa platform, bukan hanya satu exchange. Selain itu, solusi self-custody seperti hardware wallet menawarkan perlindungan dari risiko spesifik exchange. Volume transaksi total $36,7 miliar di ekosistem Bitcoin Gold menjadi bukti besarnya nilai yang dipertaruhkan jika keamanan gagal. Exchange harus tetap memprioritaskan investasi keamanan, sementara pengguna perlu menjaga kewaspadaan melalui audit keamanan rutin dan penerapan limit penarikan untuk mencegah akses tidak sah.

Protokol DeFi jadi sasaran utama peretas, dengan kerugian lebih dari $2 miliar

Decentralized Finance (DeFi) kini menjadi lahan subur bagi penjahat siber, di mana peretas mengeksploitasi celah pada smart contract dan desain protokol. Peneliti keamanan mencatat total pencurian lebih dari $2 miliar dari berbagai platform DeFi sejak 2020, menyoroti tantangan keamanan besar di sektor ini.

Pola distribusi serangan di berbagai tipe protokol menunjukkan tren yang mengkhawatirkan:

Tipe Protokol Persentase Serangan Estimasi Kerugian
Platform Lending 38% $760+ juta
DEX 27% $540+ juta
Jembatan cross-chain 21% $420+ juta
Yield Aggregator 14% $280+ juta

Insiden ini berdampak besar pada pasar, terbukti saat Bitcoin Gold terkena serangan 51% di tahun 2020 yang sempat mengguncang ekosistemnya. Seperti pengalaman BTG terhadap kerentanan jaringan, banyak protokol DeFi menghadapi tantangan teknis meski inovatif. Tingginya frekuensi pelanggaran mendorong pengawasan regulator global sekaligus mempercepat pertumbuhan firma keamanan dan layanan audit khusus DeFi. Data terbaru menunjukkan proyek yang diaudit beberapa kali secara independen mengalami 64% insiden keamanan lebih sedikit dibandingkan yang tidak diaudit, membuktikan pentingnya langkah keamanan dalam mengurangi risiko di ekosistem keuangan yang bergerak cepat ini.

FAQ

Apa itu BTG crypto?

BTG (Bitcoin Gold) adalah cryptocurrency hasil fork dari Bitcoin pada 2017. BTG bertujuan mendesentralisasi penambangan melalui algoritma berbeda, sehingga pengguna umum bisa menambang dengan GPU.

Kenapa BTG delisting?

BTG dihapus dari exchange karena volume perdagangan rendah, likuiditas terbatas, dan minat pasar menurun. Stagnasi pengembangan proyek juga menjadi faktor penghapusan dari exchange utama.

Apakah BTG crypto layak investasi?

BTG memiliki potensi pertumbuhan dan bisa menjadi pilihan investasi. Fitur unik dan pasokan terbatas dapat menjadi pemicu kenaikan nilai di masa depan.

BTG digunakan untuk apa?

BTG (Bitcoin Gold) dimanfaatkan untuk pembayaran terdesentralisasi, aktivitas trading, dan penyimpan nilai di ekosistem kripto. Tujuannya meningkatkan akses penambangan Bitcoin dan memperkuat resistensi terhadap ASIC.

* Informasi ini tidak bermaksud untuk menjadi dan bukan merupakan nasihat keuangan atau rekomendasi lain apa pun yang ditawarkan atau didukung oleh Gate.