Kebijakan moneter Federal Reserve memberikan dampak besar pada pasar cryptocurrency, dengan penyesuaian suku bunga menjadi penggerak utama volatilitas. Data historis membuktikan bahwa kenaikan suku bunga biasanya memperkuat dolar sekaligus menekan nilai aset kripto. Pada siklus kenaikan suku bunga yang agresif untuk menekan inflasi, Bitcoin anjlok hingga 60%, menunjukkan tingginya sensitivitas pasar terhadap pengetatan moneter.
Di sisi lain, penurunan suku bunga umumnya mendorong pasar kripto melalui peningkatan likuiditas dan selera risiko investor. Dampak ini bervariasi pada setiap cryptocurrency utama, sebagaimana hasil riset empiris:
| Cryptocurrency | Respons terhadap Kebijakan Fed | Sensitivitas Volatilitas | 
|---|---|---|
| Bitcoin | Reaksi moderat | Kurang sensitif terhadap pengumuman awal | 
| Ethereum | Reaksi lebih kuat | Sensitivitas lebih tinggi terhadap pengumuman AS | 
| Altcoins | Volatilitas tertinggi | Umumnya tertinggal pergerakan Bitcoin selama 9 bulan | 
Analisis mikrostruktur pasar mengidentifikasi lima sinyal utama yang berubah saat pengumuman Federal Reserve: volatilitas harga, spread bid-ask, kedalaman pasar, ketidakseimbangan order book, dan volatilitas tekanan. Khususnya, volatilitas tekanan tercatat naik 180% selama fase pra-FOMC, mendahului gangguan pasar lain dan membuka peluang strategi bagi trader yang memahami siklus volatilitas akibat kebijakan moneter.
Data historis memperlihatkan korelasi kuat antara indikator inflasi dan pergerakan harga cryptocurrency. Ketika inflasi melebihi ekspektasi, pasar bereaksi dengan aksi jual karena investor mencari aset aman. Sebaliknya, inflasi di bawah ekspektasi biasanya memicu reli di pasar kripto. Pola ini tampak jelas dalam beberapa tahun terakhir, khususnya perilaku Bitcoin setelah rilis data ekonomi penting.
Dampak data CPI dan PCE terhadap cryptocurrency utama dapat dijabarkan sebagai berikut:
| Skenario Inflasi | Respons Bitcoin | Respons Altcoin | Dampak Volume Perdagangan | 
|---|---|---|---|
| Lebih tinggi dari ekspektasi | Turun -2% sampai -5% | Turun -3% sampai -8% | Volume naik +30% | 
| Lebih rendah dari ekspektasi | Naik +2% sampai +4% | Naik +3% sampai +7% | Volume naik +25% | 
| Sesuai ekspektasi | -0,5% sampai +0,5% | -1% sampai +1% | Perubahan minimal | 
Pola tersebut tampak saat Bitcoin menyentuh titik terendah tujuh minggu setelah data inflasi PCE lebih tinggi dari ekspektasi pada 2025. Pada periode inflasi tinggi, pasar cryptocurrency menunjukkan volatilitas lebih besar dibandingkan periode inflasi rendah yang lebih stabil. Ketidakpastian ekonomi selalu berkorelasi dengan meningkatnya volatilitas Bitcoin, sehingga banyak investor memasukkan faktor ini dalam kalkulasi risiko. Bursa gate dan platform lain rutin mengalami lonjakan volume perdagangan segera setelah rilis data inflasi, menandakan betapa sensitifnya pasar terhadap indikator ekonomi tersebut.
Hubungan antara Bitcoin, pasar saham, dan emas telah berubah pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2025, analisis data menunjukkan Bitcoin memiliki korelasi sekitar 60% dengan pasar saham dan harga emas. Korelasi ini berarti aset-aset tersebut memiliki pola pergerakan serupa, namun tetap memiliki karakteristik dan respons yang berbeda terhadap berbagai stimulus ekonomi.
Pakar keuangan mendokumentasikan korelasi ini melalui analisis time series mendalam menggunakan dynamic conditional correlation regression dengan window waktu berjalan. Statistik korelasi memperlihatkan tren menarik:
| Perbandingan Aset | Korelasi % | Rasio Volatilitas | Kinerja 2025 | 
|---|---|---|---|
| Bitcoin-S&P 500 | 40–60% | 5:1 | +22% vs +8% | 
| Bitcoin-Emas | ~60% | 7:1 | -3,68% vs +6,77% | 
Korelasi tersebut semakin nyata saat ketidakpastian ekonomi meningkat, di mana investor mencari aset perlindungan nilai. Emas mengungguli Bitcoin pada 2025 akibat ketidakpastian makroekonomi, menyoroti peran keduanya yang terkadang selaras namun tetap berbeda dalam portofolio investasi.
Korelasi 60% ini merupakan perubahan besar dari masa awal Bitcoin yang sebelumnya bergerak independen dari pasar tradisional. Perubahan tersebut mencerminkan adopsi Bitcoin secara mainstream dan peran gandanya sebagai investasi teknologi spekulatif sekaligus lindung nilai terhadap inflasi, menjadikan Bitcoin berfungsi di antara saham teknologi dan emas digital dalam ekosistem keuangan modern.
Common coin adalah cryptocurrency yang diakui luas dalam ekosistem Web3, memiliki utilitas tinggi serta adopsi besar di berbagai aplikasi dan platform terdesentralisasi.
Koin Melania Trump bernama Official Melania Meme (MELANIA). Cryptocurrency ini saat ini diperdagangkan dengan harga $0,129920 USD.
Ya, Commonwealth 2 coin memiliki potensi nilai. Versi Northern Ireland sangat langka dan menjadi incaran kolektor, sehingga dapat memiliki nilai premium di pasar koleksi.
Per tahun 2025, Bitcoin (BTC) bernilai sekitar $20.000 per koin dan tetap menjadi cryptocurrency utama di pasar.
Bagikan
Konten