
Order backlog adalah pesanan yang telah Anda buat tetapi belum terisi untuk sementara waktu. Pesanan ini tetap tersimpan di order book atau antrean on-chain, biasanya karena harga target belum tercapai atau likuiditas yang tersedia tidak cukup untuk eksekusi.
Di bursa terpusat, order yang masuk backlog akan ditampilkan sebagai "unfilled" atau "partially filled." Dalam perdagangan terdesentralisasi, jika slippage Anda terlalu rendah atau biaya gas tidak memadai, transaksi Anda dapat tertahan lama di antrean blockchain atau bahkan dibatalkan, sehingga masuk status backlog.
Order backlog umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara harga dan likuiditas. Menempatkan limit order serupa dengan mengantre permintaan beli atau jual; order hanya dieksekusi ketika harga pasar memenuhi ketentuan Anda dan ada cukup counterparty.
Penyebab umum meliputi:
Di bursa terpusat, order backlog dikelola oleh matching engine berdasarkan prinsip "prioritas harga, lalu waktu." Order dengan harga lebih baik dieksekusi lebih dulu; untuk harga sama, order yang lebih awal mendapat prioritas.
Order book berfungsi sebagai antrean di bursa. Order beli diurutkan dari bid tertinggi ke terendah; order jual dari ask terendah ke tertinggi. Jika harga order limit Anda belum tercapai, order Anda tetap berada di order book sebagai backlog hingga terpasang atau dibatalkan.
Partial fill sering terjadi. Misalnya, jika Anda menjual 100 token namun hanya ada pembeli untuk 30 token pada harga Anda, maka 30 langsung terjual dan sisa 70 menjadi backlog yang menunggu kecocokan berikutnya.
Beberapa tipe order khusus dapat membantu mengurangi backlog:
Pada model AMM (Automated Market Maker), tidak ada order book tradisional, namun "on-chain backlog" tetap bisa terjadi. Jika Anda mengirim transaksi dengan biaya gas rendah atau saat jaringan macet, transaksi akan menunggu di mempool hingga miner memasukkannya ke dalam blok.
Slippage menentukan deviasi harga yang dapat diterima dari ekspektasi Anda. Semakin ketat pengaturan slippage, semakin banyak likuiditas yang dibutuhkan untuk mengisi order dalam rentang tersebut. Jika likuiditas tidak memadai, transaksi Anda dapat gagal atau terus mencoba ulang, sehingga terjadi backlog.
Pada DEX dengan order book on-chain (misal dengan matching contract), order dicatat sebagai status smart contract dan mengikuti aturan prioritas harga-waktu yang serupa. Likuiditas rendah, persaingan bot, dan kompetisi MEV (Miner Extractable Value) dapat memengaruhi waktu antrean dan kecepatan pengisian order.
Anda dapat melihat dan mengelola order backlog secara mudah melalui antarmuka trading Gate—cocok untuk pemula.
Langkah 1: Masuk ke bagian trading Anda (spot atau derivatif), buka tab "Orders", dan periksa "Open Orders." Di sini Anda akan melihat seluruh order backlog yang belum terisi atau terisi sebagian.
Langkah 2: Jika harga order Anda jauh dari harga pasar, pertimbangkan untuk mengubah harga atau ukuran order. Pada spot trading, Anda bisa menyesuaikan harga limit; untuk derivatif, pastikan ukuran posisi dan margin cukup agar tidak menambah risiko saat mengedit.
Langkah 3: Untuk eksekusi lebih cepat, ubah sebagian backlog menjadi order IOC atau gunakan market order. Perhatikan potensi dampak harga dan biaya tambahan.
Langkah 4: Di pasar volatil atau saat mengubah strategi, segera batalkan order lama untuk menghindari opportunity cost akibat open order yang terlalu lama.
Langkah 5: Gunakan API atau order bersyarat (misalnya take-profit/stop-loss) untuk otomatisasi sehingga mengurangi kebutuhan pemantauan manual.
Order backlog menimbulkan opportunity cost dan risiko harga. Order yang lama tidak terisi bisa menyebabkan Anda kehilangan pergerakan pasar atau menghadapi eksekusi yang lebih buruk saat volatilitas tinggi.
Pada perdagangan leverage atau derivatif, order backlog yang tidak segera dieksekusi dapat mengekspos posisi pada risiko karena gagal melakukan hedging tepat waktu, bahkan memicu likuidasi. Transaksi on-chain juga berisiko mengalami serangan MEV seperti sandwich attack, sehingga harga eksekusi menjadi tidak menguntungkan.
Dari sisi keamanan dana, open order tidak memindahkan aset. Namun, sering mengubah order atau menggunakan slippage/gas tinggi untuk mengejar eksekusi di kondisi pasar ekstrem dapat menimbulkan biaya dan kerugian yang tidak perlu. Manajemen risiko dan pengelolaan anggaran sangat penting.
Untuk mengurangi order backlog, optimalkan harga, ukuran, dan metode eksekusi Anda:
Langkah 1: Tetapkan harga limit yang wajar dan mendekati rentang eksekusi pasar. Pecah order besar agar tidak terlalu bergantung pada likuiditas satu kali.
Langkah 2: Di bursa terpusat, gunakan IOC/FOK untuk transaksi sensitif waktu dan simpan GTC untuk posisi strategis.
Langkah 3: Di bursa terdesentralisasi, tingkatkan prioritas biaya gas secara proporsional dan atur threshold slippage yang masuk akal. Tunda pengiriman order saat jaringan macet atau gunakan alat eksekusi batch.
Langkah 4: Terapkan strategi algoritmik (seperti TWAP untuk harga rata-rata berbobot waktu atau iceberg order untuk menyembunyikan volume besar) guna meminimalkan dampak pasar dan memfasilitasi pengisian berkelanjutan.
Langkah 5: Saat rilis data besar atau berita penting, kurangi open order agresif dan beralih ke metode eksekusi yang lebih konservatif untuk menghindari backlog akibat kemacetan.
Order backlog bukan tipe order—melainkan status. Sebagian besar backlog berasal dari limit order yang belum terisi pada harga non-pasar. Market order bertujuan eksekusi langsung pada harga saat ini, sehingga jarang menyebabkan backlog namun berpotensi menimbulkan dampak harga lebih tinggi.
Limit order menekankan “batas harga” sehingga cocok untuk kontrol biaya; market order mengutamakan “kepastian eksekusi” sehingga cocok untuk kecepatan. IOC/FOK merupakan batasan pada limit order yang membantu menyeimbangkan kecepatan dan tingkat penyelesaian, serta mengurangi backlog yang tidak efektif.
Manajemen order backlog kini semakin cerdas. Baik bursa maupun protokol on-chain mengembangkan batch auction, sistem berbasis intent, dan solver network yang menghitung jalur eksekusi optimal bagi pengguna—meningkatkan tingkat pengisian dan mengurangi backlog akibat kemacetan.
Inovasi on-chain seperti mitigasi MEV, algoritma pemesanan yang lebih baik, settlement lintas chain, dan mekanisme konfirmasi lebih cepat juga akan memperpendek waktu tunggu transaksi. Bagi pengguna, strategi satu klik dan alat otomatisasi akan semakin banyak tersedia di sisi frontend, sehingga manajemen backlog menjadi lebih sederhana dan ramah pengguna.
Pada intinya, order backlog adalah “status menunggu” akibat ketidakcocokan harga dan likuiditas. Memahami mekanisme order book dan aturan matching, menguasai pengaturan slippage dan gas, serta memanfaatkan IOC/FOK dan pemecahan order dapat sangat mengurangi peluang backlog dan biaya terkait. Langkah berikutnya: mulai dari yang kecil—periksa open order Anda di Gate, coba ubah harga atau batasan eksekusi, dan pantau hasilnya. Lalu bereksperimenlah dengan trading on-chain melalui penyesuaian slippage dan gas fee, sehingga secara bertahap Anda dapat membangun workflow trading dan pendekatan manajemen risiko sendiri.
Jika order Anda tidak terisi dalam waktu lama, biasanya itu berarti pengaturan harga Anda kurang tepat atau likuiditas pasar tidak mencukupi. Periksa status order di riwayat Gate; jika harga Anda jauh dari harga pasar saat ini, pertimbangkan untuk membatalkan dan mengajukan ulang mendekati level pasar. Pantau juga kedalaman pasangan trading—pasangan dengan likuiditas lebih tinggi umumnya terisi lebih cepat.
Order backlog tidak menyebabkan kerugian finansial langsung, tetapi akan mengunci dana Anda hingga terisi atau dibatalkan. Dana tersebut tidak bisa digunakan untuk peluang trading lain—Anda bisa kehilangan peluang rebound atau penurunan harga. Backlog yang terlalu lama juga berisiko terkena slippage yang tidak menguntungkan saat pasar volatil.
Menggunakan market order memungkinkan eksekusi cepat namun ada risiko slippage; limit order memberi Anda kontrol harga tetapi membutuhkan kesabaran. Komprominya, tempatkan limit order mendekati spread saat ini atau gunakan fitur quick trade Gate untuk menyesuaikan harga sesuai kedalaman pasar. Memilih pasangan dengan likuiditas tinggi juga sangat meningkatkan kecepatan eksekusi.
Banyaknya order backlog dapat mengikat dana akun dan membuat perhitungan saldo yang tersedia menjadi rumit. Ini juga membuat daftar order Anda penuh sehingga manajemen menjadi lebih sulit. Bersihkan backlog tidak aktif secara rutin melalui halaman manajemen order Gate—batalkan pending order yang tidak diperlukan agar akun tetap rapi dan modal bisa digunakan kembali.
Jika pasar bergerak tajam melawan posisi Anda atau harga relatif berubah lebih dari 5%, pertimbangkan untuk membatalkan backlog. Jika order sudah tertahan lebih dari seminggu tanpa mendekati harga target, biasanya pasar tidak mendukung level harga Anda—menunggu lebih lama hanya meningkatkan opportunity cost. Mengubah strategi secara proaktif lebih bijak daripada bertahan pada order lama.


