Yayasan Ethereum mengungkapkan situasi pengeluaran, Vitalik menanggapi keraguan komunitas

Baru-baru ini, penggunaan dana oleh Yayasan Ethereum menarik perhatian luas dari komunitas crypto. Untuk menanggapi keraguan publik, yayasan tersebut mengumumkan rincian pengeluarannya secara resmi pada akhir Agustus.

Data menunjukkan bahwa “institusi baru” menyumbang porsi terbesar dari pengeluaran yayasan, mencapai 36,5%. Kategori ini terutama mencakup hibah yang diberikan kepada beberapa organisasi, dengan tujuan untuk memperkuat ekosistem Ethereum dalam jangka panjang. Pengembangan L1 adalah item pengeluaran terbesar kedua, menyumbang 24,9% dari total pengeluaran, digunakan untuk mendanai tim klien eksternal dan peneliti internal.

Pengeluaran utama lainnya juga termasuk pengembangan komunitas (12,7%), aplikasi zero-knowledge (10,4%), operasi internal (7,7%), platform pengembang (6,5%) dan R&D L2 (1,4%). Yayasan telah secara teratur merilis laporan pengeluaran eksternal dan hibah selama 4 tahun terakhir untuk menjaga transparansi.

Koinpendiri Ethereum Vitalik Buterin juga mengungkapkan gaji tahunan yang diterimanya di yayasan, sekitar 139.5 ribu dolar AS. Ini tidak tergolong tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan kekayaan bersihnya yang mencapai 1,5 miliar dolar AS.

Mengenai pengelolaan dana jangka panjang yayasan, Vitalik menyatakan bahwa 15% dari dana yang tersisa akan digunakan setiap tahun. Ini berarti yayasan akan ada dalam jangka panjang, tetapi pengaruhnya dalam ekosistem akan berangsur-angsur berkurang. Anggota yayasan lainnya, Justin Drake, memperkirakan yayasan masih memiliki sekitar 10 tahun dana operasional, tetapi situasinya akan berubah seiring dengan fluktuasi harga ETH.

Vitalik menjual ETH lagi menyebabkan kontroversi

Pada 12 September, Vitalik menjual ETH senilai 441.000 dolar AS, yang memicu putaran kritik baru. Menanggapi hal ini, ia menjelaskan bahwa transaksi ini adalah perintah otomatis yang diatur pada akhir Agustus, untuk mendanai proyek pertahanan ekologi, dan menyatakan bahwa ini akan menjadi transaksi terakhir semacam itu.

Data menunjukkan bahwa sejak 30 Agustus, dompet yang terkait dengan Vitalik telah menjual sekitar 2,28 juta dolar AS dalam Ether. Vitalik menekankan bahwa semua dana ini digunakan untuk pendanaan proyek, dan dia sendiri tidak mendapatkan keuntungan dari situasi ini.

Posisi Yayasan Ethereum terhadap DeFi

Baru-baru ini, seorang pengembang DeFi menuduh Vitalik dan yayasan “menentang DeFi”. Menanggapi hal ini, Vitalik menyatakan bahwa ia selalu memperhatikan bursa terdesentralisasi dan proyek yang berkelanjutan, tetapi tidak akan berinvestasi dalam proyek jangka pendek atau yang tidak berkelanjutan.

Anggota yayasan Dankrad Feist menyatakan bahwa tidak ada pandangan yang seragam tentang DeFi di dalam yayasan. Dia pribadi percaya bahwa DeFi memiliki nilai bagi Ethereum, terutama kontribusi stablecoin terdesentralisasi, tetapi juga menunjukkan beberapa keterbatasan yang dihadapi DeFi saat ini.

Arah Penelitian Terbaru Yayasan

Meskipun pengeluaran dipertanyakan, Yayasan Ethereum tetap aktif mendorong penelitian di berbagai bidang teknis:

1. Bukti nol-pengetahuan: Menjelajahi aplikasi STARKs dan SNARKs, serta mempelajari agregasi tanda tangan rekurif dan lainnya.
2. Fungsi penundaan yang dapat diverifikasi: menilai potensi aplikasinya di Ethereum.
3. Nilai maksimum yang dapat ditarik: Teliti ePBS, Execution Tickets, dan solusi lainnya untuk mengurangi dampak MEV.
4. Optimasi Penyimpanan: Pertimbangkan kemungkinan di masa depan untuk menggunakan pohon hash biner sebagai pengganti pohon Verkle.
5. Verifikasi formal dan komputasi yang dapat diverifikasi: memastikan kebenaran kode dan meningkatkan interoperabilitas.

Masalah Akumulasi Nilai ETH

Seiring dengan ekspansi Ethereum ke Layer 2, akumulasi nilai aset ETH menjadi isu yang mendapat perhatian. Anggota yayasan percaya bahwa akumulasi nilai ETH sangat penting bagi Ethereum dan akan dicapai melalui total biaya transaksi dan premi mata uang.

Justin Drake menekankan bahwa yang penting adalah skala biaya total, bukan biaya per transaksi. Meskipun biaya per transaksi sangat rendah, sejumlah besar transaksi masih dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan. Dia juga menunjukkan pentingnya ETH sebagai mata uang jaminan dalam DeFi, serta peran jaringan utama Ethereum sebagai titik persimpangan aktivitas bernilai tinggi.

Mengatasi Risiko Sentralisasi Layer 2

Saat ini, lebih dari 80% transaksi Ethereum terjadi di jaringan Layer 2. Menanggapi kekhawatiran tentang risiko sentralisasi Layer 2, Vitalik menyatakan bahwa solusi L2 yang sangat terdesentralisasi pada dasarnya tidak dapat mengganggu dana pengguna tanpa adanya konsensus yang kuat.

Vitalik mengusulkan standar rollup Stage 1+, yang mengharuskan jaringan mendapatkan konsensus dewan sebesar 75% untuk membatalkan sistem bukti, dan setidaknya 26% anggota dewan harus independen dari tim rollup. Dia berencana mulai tahun depan, hanya akan menyebutkan proyek L2 yang mencapai Stage 1 atau tingkat lebih tinggi di tempat umum.

Kesimpulan

Meskipun Ethereum menghadapi beberapa keraguan dan tantangan, timnya secara aktif menangani dan menyelesaikan masalah. Sebagai public chain aplikasi terbesar, fundamental Ethereum tidak tergoyahkan. Saat ini, aplikasi industri menghadapi kendala, tetapi biaya rendah L2 sedang memupuk gelombang baru ledakan aplikasi. Dengan perbaikan likuiditas pasar modal, tingkat adopsi industri kripto diharapkan akan meningkat, dan perkembangan masa depan Ethereum masih layak untuk diharapkan.