Jam tiga pagi dibangunkan oleh panggilan telepon. Lao Chen di ujung telepon menangis terisak-isak: "Uang studi anakku, 3 juta, hilang."

Setelah delapan tahun menganalisis kripto, aku telah melihat banyak kisah kekayaan mendadak dan kasus nol. Tapi yang paling membuat sesak adalah kesalahan tingkat rendah yang sebenarnya bisa dihindari. Aku langsung bertanya: "Apakah kata kunci pengingat diambil gambarnya? Atau dikirim lewat WeChat?"

Diam. Keheningan selama lima belas detik.

Lalu dia mengungkapkan kebenaran—minggu lalu sebelum perjalanan dinas, agar istrinya yang tidak paham teknologi bisa mengoperasikan dompet, dia menyalin 12 kata pengingat ke catatan di ponsel, menyinkronkannya ke cloud, juga mengirim screenshot ke istri, ditambah merekam video tutorial "level pengasuh". Kemarin, istrinya membuka dompet sesuai prosedur, muncul pesan "upgrade versi". Dia klik "konfirmasi". Sepuluh menit kemudian, 3 juta dibagi menjadi enam transaksi dan dipindahkan.

Layanan pelanggan membalas dingin: "Sistem menunjukkan operasi diotorisasi sendiri, tidak bisa dikembalikan."

Kasus seperti ini setidaknya saya temui tiga kali setiap bulan. Banyak orang fokus pada koin mana yang bisa melipatgandakan nilai, lupa akan aturan dasar bertahan di dunia kripto—lebih penting menjaga aset daripada sekadar meraih keuntungan.

Berdasarkan lebih dari seratus kasus penuh air mata dan darah, saya merangkum tiga aturan wajib yang harus dipatuhi pemula:

**Aturan pertama: Kata kunci pengingat di perangkat elektronik = operasi bunuh diri**

Kata kunci pengingat adalah password hak akses tertinggi ke asetmu. Siapa yang mendapatkannya, dia bisa langsung mengosongkan dompetmu. Saya pernah melihat operasi paling ajaib—ada yang langsung menyimpan kata kunci pengingat di catatan ponsel, dengan alasan "praktis".