Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, presiden dan direktur eksekutif Goldman Sachs, David Solomon, membahas bagaimana perusahaan tersebut mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk mengubah model bisnisnya.
Percakapan tersebut menyoroti dampak yang ditimbulkan oleh teknologi-teknologi ini terhadap efisiensi operasional dan kapasitas investasi bank, serta kecepatan adopsinya dibandingkan dengan revolusi teknologi sebelumnya. Kata-kata beliau yang tepat adalah sebagai berikut:
Integrasi kecerdasan buatan memberi kita lebih banyak kemampuan untuk berinvestasi dalam pengembangan bisnis kami selama tiga hingga lima tahun ke depan.
David Solomon.
Strategi digital yang mendorong daya saing perbankan
Selama wawancara, Solomon menjelaskan bahwa IA tidak hanya mengubah fungsi operasional, tetapi juga memungkinkan bank untuk mengalihkan sumber daya menuju pertumbuhan dan investasi. Menurutnya, perbedaan kunci dengan revolusi sebelumnya adalah kecepatan yang dipercepat, karena hari ini seorang analis dapat memperoleh informasi dan menyelesaikan tugas yang tiga dekade lalu memerlukan perpustakaan atau mikrofilm.
Menurut Solomon, kecepatan adopsi AI dan dampaknya terhadap produktivitas adalah “apa yang telah berubah” dibandingkan dengan transformasi teknologi di masa lalu.
Selain itu, dalam strategi “OneGS 3.0” mereka, Goldman Sachs telah mengintegrasikan agen generatif internal, sistem onboarding otomatis, dan alat untuk analisis data skala. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi biaya, tetapi juga membebaskan modal untuk ekspansi, inovasi produk, dan perbaikan dalam pengalaman pelanggan.
Tantangan operasional dan manusia dalam adopsi AI di perbankan investasi
Meskipun pesannya optimis, Solomon mengakui bahwa tantangan akan muncul. Misalnya, perubahan dalam fungsi pekerjaan akan lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu, yang dapat menyebabkan “sedikit lebih banyak volatilitas” di beberapa area.
Selain itu, keberhasilan strategi ini tergantung pada pengelolaan yang tepat terhadap implikasi etika, regulasi, dan bakat yang dihadapi oleh AI.
Integrasi teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan nilai manusia, tetapi akan mengubahnya menuju fungsi yang lebih analitis, strategis, dan kreatif.
Sebuah taruhan jelas pada IA sebagai generator nilai
Pernyataan Solomon memperkuat pandangan bahwa IA bukan lagi sekadar alat efisiensi, melainkan motor strategis untuk investasi dan pertumbuhan.
Menurut Goldman Sachs, kemampuan untuk mereinvestasikan penghematan operasional ke dalam area baru bisnis dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam sektor keuangan yang menghadapi meningkatnya biaya teknologi, regulasi, dan persaingan global.
Sebagai konsekuensi, pendekatan ini dapat mendefinisikan ulang bagaimana bank investasi disusun dalam dekade mendatang, dengan teknologi cerdas di inti, sumber daya yang berorientasi pada pelanggan dan produk keuangan yang mampu bereaksi secara real-time terhadap pasar.
Realitasnya adalah bahwa kecerdasan buatan memungkinkan untuk menggambar ulang peta bisnis perbankan, dan Goldman Sachs bertaruh untuk keluar lebih kuat.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
AI menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Goldman Sachs
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, presiden dan direktur eksekutif Goldman Sachs, David Solomon, membahas bagaimana perusahaan tersebut mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk mengubah model bisnisnya.
Percakapan tersebut menyoroti dampak yang ditimbulkan oleh teknologi-teknologi ini terhadap efisiensi operasional dan kapasitas investasi bank, serta kecepatan adopsinya dibandingkan dengan revolusi teknologi sebelumnya. Kata-kata beliau yang tepat adalah sebagai berikut:
Strategi digital yang mendorong daya saing perbankan
Selama wawancara, Solomon menjelaskan bahwa IA tidak hanya mengubah fungsi operasional, tetapi juga memungkinkan bank untuk mengalihkan sumber daya menuju pertumbuhan dan investasi. Menurutnya, perbedaan kunci dengan revolusi sebelumnya adalah kecepatan yang dipercepat, karena hari ini seorang analis dapat memperoleh informasi dan menyelesaikan tugas yang tiga dekade lalu memerlukan perpustakaan atau mikrofilm.
Menurut Solomon, kecepatan adopsi AI dan dampaknya terhadap produktivitas adalah “apa yang telah berubah” dibandingkan dengan transformasi teknologi di masa lalu.
Selain itu, dalam strategi “OneGS 3.0” mereka, Goldman Sachs telah mengintegrasikan agen generatif internal, sistem onboarding otomatis, dan alat untuk analisis data skala. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi biaya, tetapi juga membebaskan modal untuk ekspansi, inovasi produk, dan perbaikan dalam pengalaman pelanggan.
Tantangan operasional dan manusia dalam adopsi AI di perbankan investasi
Meskipun pesannya optimis, Solomon mengakui bahwa tantangan akan muncul. Misalnya, perubahan dalam fungsi pekerjaan akan lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu, yang dapat menyebabkan “sedikit lebih banyak volatilitas” di beberapa area.
Selain itu, keberhasilan strategi ini tergantung pada pengelolaan yang tepat terhadap implikasi etika, regulasi, dan bakat yang dihadapi oleh AI.
Integrasi teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan nilai manusia, tetapi akan mengubahnya menuju fungsi yang lebih analitis, strategis, dan kreatif.
Sebuah taruhan jelas pada IA sebagai generator nilai
Pernyataan Solomon memperkuat pandangan bahwa IA bukan lagi sekadar alat efisiensi, melainkan motor strategis untuk investasi dan pertumbuhan.
Menurut Goldman Sachs, kemampuan untuk mereinvestasikan penghematan operasional ke dalam area baru bisnis dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam sektor keuangan yang menghadapi meningkatnya biaya teknologi, regulasi, dan persaingan global.
Sebagai konsekuensi, pendekatan ini dapat mendefinisikan ulang bagaimana bank investasi disusun dalam dekade mendatang, dengan teknologi cerdas di inti, sumber daya yang berorientasi pada pelanggan dan produk keuangan yang mampu bereaksi secara real-time terhadap pasar.
Realitasnya adalah bahwa kecerdasan buatan memungkinkan untuk menggambar ulang peta bisnis perbankan, dan Goldman Sachs bertaruh untuk keluar lebih kuat.