Pada sesi perdagangan Asia pada hari Jumat, nilai tukar dolar Selandia Baru terhadap dolar AS (NZD/USD) melemah di sekitar 0.5915. Titik pemicu peristiwa ini adalah kinerja data ekonomi China yang di bawah harapan, yang membuat sebagian penjual mulai menilai kembali dolar Selandia Baru yang mereka miliki. Terutama, penjualan ritel China hanya naik 3.7%, sementara ekspektasi pasar adalah 4.6%. Demikian juga, pertumbuhan produksi industri juga menunjukkan kelemahan, jauh di bawah angka yang diharapkan.
Untuk dolar Selandia Baru, data dari China merupakan peristiwa besar, mengingat China adalah mitra dagang utama Selandia Baru. Setiap kali ekonomi China tiba-tiba berkinerja buruk, nilai dolar Selandia Baru seringkali terpengaruh. Sebaliknya, meskipun ada indeks harga produsen AS dan data klaim pengangguran awal yang lebih kuat untuk dolar AS, tampaknya ini tidak sepenuhnya menghilangkan spekulasi pasar tentang kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga. Pasar tetap berpegang pada keyakinan bahwa Federal Reserve akan mengambil tindakan pada bulan September, berdasarkan analisis dinamis yang ada, kemungkinan penurunan suku bunga hampir pasti.
Mengenai dolar Selandia Baru, faktor-faktor yang memengaruhi nilainya tidak hanya data ekonomi dan arah kebijakan. Harga produk susu kambing juga memainkan peran penting dalam perdagangan, karena produk susu adalah salah satu produk ekspor utama Selandia Baru. Ketika harga meningkat, pendapatan ekspor tambahan yang dihasilkan biasanya berkontribusi pada peningkatan nilai dolar Selandia Baru.
Selain itu, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) juga memiliki pengaruh dalam hal nilai tukar. Kenaikan suku bunga biasanya akan menarik lebih banyak investor, karena suku bunga yang tinggi berarti imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, yang akan mendorong arus masuk modal, mendukung dolar Selandia Baru. Dan di tingkat makro, ketika ekonomi Selandia Baru berkinerja kuat dan lingkungan investasi baik, ini juga membantu meningkatkan valuasi dolar Selandia Baru.
Sentimen pasar global juga mempengaruhi nilai dolar Selandia Baru. Selama periode sentimen pasar yang optimis, investor cenderung mencari aset yang berisiko tinggi dan imbal hasil tinggi, yang menyebabkan dolar Selandia Baru menguat. Sebaliknya, saat volatilitas pasar meningkat dan ketidakpastian meningkat, investor cenderung memindahkan dana mereka ke aset aman yang lebih aman, yang melemahkan dolar Selandia Baru.
Peringatan terakhir adalah, informasi ini hanya untuk referensi, tidak merupakan saran investasi, dan harus dilakukan evaluasi risiko serta pengambilan keputusan berdasarkan situasi pribadi. Lagipula, perubahan pasar selalu sulit diprediksi. Apa pendapat Anda? Silakan tinggalkan komentar untuk berdiskusi! 😊
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pada sesi perdagangan Asia pada hari Jumat, nilai tukar dolar Selandia Baru terhadap dolar AS (NZD/USD) melemah di sekitar 0.5915. Titik pemicu peristiwa ini adalah kinerja data ekonomi China yang di bawah harapan, yang membuat sebagian penjual mulai menilai kembali dolar Selandia Baru yang mereka miliki. Terutama, penjualan ritel China hanya naik 3.7%, sementara ekspektasi pasar adalah 4.6%. Demikian juga, pertumbuhan produksi industri juga menunjukkan kelemahan, jauh di bawah angka yang diharapkan.
Untuk dolar Selandia Baru, data dari China merupakan peristiwa besar, mengingat China adalah mitra dagang utama Selandia Baru. Setiap kali ekonomi China tiba-tiba berkinerja buruk, nilai dolar Selandia Baru seringkali terpengaruh. Sebaliknya, meskipun ada indeks harga produsen AS dan data klaim pengangguran awal yang lebih kuat untuk dolar AS, tampaknya ini tidak sepenuhnya menghilangkan spekulasi pasar tentang kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga. Pasar tetap berpegang pada keyakinan bahwa Federal Reserve akan mengambil tindakan pada bulan September, berdasarkan analisis dinamis yang ada, kemungkinan penurunan suku bunga hampir pasti.
Mengenai dolar Selandia Baru, faktor-faktor yang memengaruhi nilainya tidak hanya data ekonomi dan arah kebijakan. Harga produk susu kambing juga memainkan peran penting dalam perdagangan, karena produk susu adalah salah satu produk ekspor utama Selandia Baru. Ketika harga meningkat, pendapatan ekspor tambahan yang dihasilkan biasanya berkontribusi pada peningkatan nilai dolar Selandia Baru.
Selain itu, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) juga memiliki pengaruh dalam hal nilai tukar. Kenaikan suku bunga biasanya akan menarik lebih banyak investor, karena suku bunga yang tinggi berarti imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, yang akan mendorong arus masuk modal, mendukung dolar Selandia Baru. Dan di tingkat makro, ketika ekonomi Selandia Baru berkinerja kuat dan lingkungan investasi baik, ini juga membantu meningkatkan valuasi dolar Selandia Baru.
Sentimen pasar global juga mempengaruhi nilai dolar Selandia Baru. Selama periode sentimen pasar yang optimis, investor cenderung mencari aset yang berisiko tinggi dan imbal hasil tinggi, yang menyebabkan dolar Selandia Baru menguat. Sebaliknya, saat volatilitas pasar meningkat dan ketidakpastian meningkat, investor cenderung memindahkan dana mereka ke aset aman yang lebih aman, yang melemahkan dolar Selandia Baru.
Peringatan terakhir adalah, informasi ini hanya untuk referensi, tidak merupakan saran investasi, dan harus dilakukan evaluasi risiko serta pengambilan keputusan berdasarkan situasi pribadi. Lagipula, perubahan pasar selalu sulit diprediksi. Apa pendapat Anda? Silakan tinggalkan komentar untuk berdiskusi! 😊