Pergerakan Bitcoin yang jatuh di bawah 106000 dolar AS bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari pengaruh lingkungan makro, pola teknis, dan struktur internal pasar yang bekerja bersama, yang dapat dirinci dari tiga aspek ini.

Kebijakan The Federal Reserve (FED) yang berbalik arah adalah pendorong utama. Data inflasi saat ini masih membandel di 3,2%, jauh di atas target 2%, The Federal Reserve (FED) telah merevisi ekspektasi inflasi inti 2025 menjadi 2,5%, dan mengeluarkan sinyal hawkish untuk mempertahankan suku bunga di tingkat tinggi. Ini secara langsung menyebabkan kenaikan imbal hasil aset tanpa risiko, dana mulai keluar dari pasar berisiko tinggi seperti Bitcoin. Toh, setelah biaya peluang memegang uang tunai atau obligasi pemerintah menurun, daya tarik aset kripto secara alami melemah, ini sepenuhnya sesuai dengan pola pullback Bitcoin selama siklus kenaikan suku bunga di masa lalu. Ketegangan dalam situasi perdagangan global semakin memperbesar kepanikan pasar. Negosiasi perdagangan antara China dan AS terjebak dalam kebuntuan, kebijakan tarif AS terhadap barang-barang China memicu ketidakpastian rantai pasokan, premi risiko di tingkat makro ini dapat dengan cepat menular ke pasar aset berisiko. Sebelumnya pada 30 Mei, Bitcoin pernah jatuh di bawah 106000 dolar akibat gesekan perdagangan serupa, dan dalam situasi yang semakin meningkat saat ini, sentimen penghindaran risiko di pasar semakin kuat, sebagian dana beralih ke aset tradisional yang menjadi safe haven seperti emas yang mencapai rekor tertinggi, lebih lanjut menarik likuiditas dari pasar kripto.

Dari segi teknis, penurunan Bitcoin di bawah 106000 dolar AS adalah hasil dari resonansi berbagai sinyal bearish. Pertama, grafik harian telah membentuk pola klasik tiga burung gagak, yang merupakan sinyal jelas bahwa bearish mendominasi pasar, dan harga sebelumnya telah secara berturut-turut jatuh di bawah dua rata-rata bergerak jangka pendek, yaitu 20 hari dan 50 hari, yang kemudian menjadi level resistensi di 115800 dolar AS dan 117500 dolar AS, menyebabkan rebound yang lemah. Lebih penting lagi, $106.500 itu sendiri adalah level dukungan penting dari garis Fibonacci 0,618, sekaligus mendekati area pertahanan di bawah rata-rata pergerakan 200 hari (sekitar $107.800). Ketika harga turun di bawah $107.500, ini memicu banyak pesanan jual otomatis yang sudah diatur sebelumnya, membentuk reaksi berantai - penjualan - kemudian pemecahan yang lebih rendah - yang konsisten dengan logika ketika turun di bawah $106.000 pada 30 Mei yang memicu pesanan jual otomatis dan menyebabkan volatilitas. Secara teknikal jangka pendek telah sepenuhnya beralih ke bearish. Selain itu, meskipun indikator RSI belum memasuki area oversold (saat ini sekitar 41), MACD terus menyusut dan mendekati sumbu 0, menunjukkan bahwa momentum bearish masih dilepaskan, dan belum ada sinyal jelas untuk menghentikan penurunan.

Struktur kelemahan pasar baru-baru ini memperburuk tren turun. Pada pertengahan Oktober, Bitcoin mengalami penurunan drastis akibat likuidasi posisi leverage sebesar 7 miliar dolar, dari 120.000 dolar turun menjadi 111.100 dolar. Meskipun ada pemulihan sementara, posisi terbuka kontrak berjangka permanen telah turun 40%, menunjukkan bahwa trader leverage sedang keluar secara besar-besaran, mengurangi daya dukung pasar. Gelombang likuidasi ini belum sepenuhnya surut, dan ketika harga mendekati level support kunci lagi, beberapa investor memilih untuk mengambil keuntungan/stop-loss lebih awal, yang semakin memperbesar tekanan jual. Dari aliran dana, tekanan jual terutama berasal dari investor asli kripto. Data di blockchain menunjukkan bahwa pemegang institusi dan ETF belum menyerah secara besar-besaran, tetapi emosi pengambilan keuntungan jangka pendek sangat kuat—sejak 10 Oktober, di mana Bitcoin mengalami penurunan 7,29% dalam satu hari, pasar terus mengunci keuntungan dan kurangnya dana tambahan untuk menopang. Pada saat yang sama, kepercayaan pasar yang terganggu akibat pecahnya gelembung koin Meme juga berdampak pada preferensi risiko aset utama seperti Bitcoin, menciptakan efek penurunan pasar secara keseluruhan.