Apakah membeli emas benar-benar dapat menjaga nilai? Strategi investasi emas dan risikonya

Harga emas internasional terus mencetak rekor tertinggi dalam sejarah, melampaui batas 4000 dolar per ons, membuat saya berpikir: Apakah sekarang membeli emas benar-benar dapat menjaga nilai?

Sebagai seorang investor muda, saya merasa penasaran dan hati-hati terhadap alat investasi kuno seperti emas. Generasi tua selalu mengatakan "beli emas untuk menjaga nilai", tetapi setelah saya melakukan penelitian lebih dalam, saya menyadari bahwa kenyataannya tidak semudah itu.

Dualitas Emas

Emas memang memiliki sifat melawan inflasi. Melihat kembali ke tahun 2020 saat pandemi meledak, negara-negara mencetak uang secara gila-gilaan, harga emas meloncat dari 1500 dolar menjadi 4000 dolar saat ini. Terutama dengan kebijakan tarif yang baru-baru ini diluncurkan oleh Trump yang memicu ketidakpastian pasar, harga emas semakin mencetak rekor tertinggi.

Namun, emas juga memiliki keterbatasan yang jelas. Seperti yang dikatakan Buffett, emas tidak menciptakan nilai nyata, tidak menghasilkan dividen atau bunga. Dalam 50 tahun terakhir, emas hanya mengalami dua pasar bullish yang jelas, sementara waktu lainnya tampil biasa-biasa saja, dan tingkat pengembalian investasinya memang tidak tinggi.

Saya menganalisis pergerakan harga emas dan indeks S&P, dan menemukan bahwa tidak ada korelasi negatif yang signifikan antara keduanya. Ketika pasar saham turun, emas tidak selalu naik, ini mengubah pemahaman saya sebelumnya.

Perbandingan Metode Investasi

Setelah dibandingkan, saya menemukan bahwa berbagai cara investasi emas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing:

1. Emas fisik: Meskipun merupakan mata uang keras, tetapi likuiditasnya rendah dan biaya penyimpanannya tinggi.

2. Tabungan Emas: Ambang batas transaksi rendah, tetapi biaya administrasi tinggi dan tanpa bunga.

3. ETF Emas: Ambang investasi rendah, biaya rendah, tetapi waktu perdagangan terbatas.

4. Emas CFD: Cocok untuk perdagangan jangka pendek, dapat dilakukan dengan dua arah, tetapi memiliki risiko leverage.

Saya pribadi berpendapat bahwa CFD emas lebih cocok untuk investor modern, karena tidak perlu memegang aset fisik, dapat melakukan perdagangan dua arah T+0, dan ambang batasnya hanya 10 dolar untuk memulai. Namun, harus waspada terhadap efek pedang bermata dua dari leverage.

Pengalaman Investasi Emas Saya

Suku bunga investasi emas memang tidak tinggi, hal ini harus diakui. Saya percaya emas seharusnya menjadi bagian kecil dari alokasi aset, bukan investasi utama. Para ahli menyarankan agar investasi emas tidak melebihi 5% dari total aset, dan saya sangat setuju dengan hal ini.

Untuk mereka yang ingin berinvestasi dalam emas, saya memiliki beberapa saran:

1. Menentukan tujuan investasi: Apakah untuk imbal hasil investasi, hedging, atau sekadar menyimpan?

2. Sebagai pengganti aset tunai: bukan berharap itu membawa pengembalian tinggi

3. Memanfaatkan momen tertentu: Ketika ketidakpastian ekonomi meningkat dan ekspektasi inflasi naik, emas mungkin akan tampil dengan baik.

Sekarang harga emas sudah berada pada level tinggi, saya rasa tidak seharusnya mengejar harga secara membabi buta. Meskipun memiliki emas untuk jangka panjang, kita juga harus memperhatikan peluang perdagangan jangka pendek, dan dengan fleksibel merespon perubahan pasar dapat meningkatkan total hasil.

Investasi emas tidak sesederhana yang dibayangkan, itu bukan alat penyimpan nilai yang serba guna, dan juga bukan logam yang tidak bernilai. Kuncinya adalah memahami karakteristiknya, dan memilih berdasarkan kemampuan menanggung risiko serta tujuan investasi masing-masing.