Presiden Bank Federal Reserve Kansas City, Jeffrey Schmid, sekali lagi menarik perhatian pasar keuangan global. Dalam pidatonya pada 6 Oktober 2025, Schmid menyatakan bahwa ia tidak mendukung pemotongan suku bunga tambahan oleh Fed. Keputusan ini dianggap penting karena berkaitan langsung dengan tingkat inflasi, stabilitas ekonomi, dan pergerakan pasar kripto serta logam berharga seperti emas. Cek 5 poin utama yang telah dibahas dari pernyataan Schmid dan bagaimana ini dapat dipantau oleh investor kripto dan pasar keuangan.

1. Inflasi tinggi adalah alasan utama untuk keraguan Fed dalam memangkas suku bunga

Jeffrey Schmid berpendapat bahwa tingkat inflasi yang tinggi menjadikan pemotongan suku bunga sebagai langkah yang berisiko. Ia menekankan bahwa Fed harus mempertahankan kredibilitasnya dalam mengendalikan inflasi, meskipun kekuatan umum ekonomi. Berdasarkan data resmi, inflasi sektor jasa saat ini stabil di 3,5%, jauh di atas target Fed sebesar 2%. Faktanya, Schmid mengungkapkan bahwa pada Agustus 2025, 80% kategori pengeluaran menunjukkan kenaikan harga, naik dari 70% di awal tahun.

2. Pemisahan Fed: Beberapa Mendukung, Beberapa Menolak

Perdebatan internal di antara pejabat Federal Reserve juga menjadi sorotan. Beberapa tokoh seperti Lorie Logan (Dallas Fed) dan Beth Hammack (Cleveland Fed) menolak pemotongan suku bunga lebih lanjut karena takut akan memperburuk inflasi. Namun, pandangan berbeda datang dari anggota baru dewan gubernur, Stephen Miran, yang mendapat dukungan dari Michelle Bowman (Fed Vice Chair) dan Mary Daly (San Francisco Fed). Mereka berpikir bahwa suku bunga yang lebih rendah dapat membantu pasar kerja yang melambat.

3. Pasar Tenaga Kerja Masih Kuat, Tetapi Ada Tanda-Tanda Keraguan

Schmid menyatakan bahwa meskipun tingkat pengangguran berada di 4,3%, yang relatif rendah, perusahaan mulai menunda perekrutan karena ketidakpastian ekonomi. Salah satu alasannya adalah kebijakan tarif tinggi Presiden Donald Trump dan ketidakpastian dampak AI terhadap kebutuhan tenaga kerja di masa depan. Kondisi ini membuat kebijakan Fed menjadi lebih kompleks: jika suku bunga dipotong untuk mendorong lapangan kerja, inflasi bisa melonjak. Jika suku bunga tetap tinggi, risiko pengangguran meningkat.

4. AI dan Investasi Terus Berkembang Meskipun Suku Bunga Tinggi

Menariknya, Schmid mencatat bahwa meskipun suku bunga tinggi, investasi di sektor AI terus tumbuh. Pengeluaran perusahaan untuk perangkat lunak berbasis AI meningkat, dan ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi tetap menjadi versi ekonomi riil dari altcoin yang tangguh - menarik perhatian banyak investor. Ini juga sejalan dengan kondisi pasar saham dan obligasi. Menurut Schmid, pasar ekuitas mendekati level tertingginya, dan spread obligasi perusahaan berada pada titik terendahnya - menandakan bahwa kepercayaan pasar masih kuat.

5. Dampak terhadap Crypto dan Emas: Investor Mencari Aset Aman

Keputusan untuk tidak menurunkan suku bunga dalam waktu dekat kemungkinan akan mendapatkan dorongan dari pasar kripto dan emas. Keduanya dikenal sebagai instrumen lindung nilai, terutama pada saat inflasi tinggi dan ketidakpastian ekonomi. Bitcoin (BTC) naik menjadi $127,000 atau sekitar Rp2,1 miliar ( dengan kurs 1 USD = Rp16,607), dan emas antam juga melonjak menjadi Rp2,296,000/gram per 8 Oktober 2025. Ini menunjukkan bahwa investor masih membeli aset aman sambil menunggu kepastian arah kebijakan Fed ke depan.