Dalam beberapa tahun terakhir, harga barang di Jepang juga telah naik dengan cepat, dan tingkat inflasi tetap tinggi. Bank of Japan juga menanggapi hal ini dengan melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Jadi, apa sebenarnya inflasi itu? Apa hubungan antara inflasi dan penyesuaian suku bunga? Dan bagaimana kita dapat menemukan peluang investasi di bawah inflasi? Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini secara rinci.
Inflasi adalah
Inflasi (disingkat "inflasi") mengacu pada fenomena di mana harga barang dan jasa secara berkelanjutan naik selama periode tertentu. Dengan kata lain, ini berarti daya beli uang terus menurun. Secara sederhana, ini berarti nilai uang menurun.
Indikator paling umum untuk mengukur inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (CPI). Misalnya, jika tahun 2021 dijadikan tahun acuan, dan CPI Jepang pada tahun 2021 adalah 100, sedangkan CPI pada bulan Juni 2023 adalah 105,2, maka dalam 2 tahun terjadi kenaikan sebesar 5,2%. Ini berarti bahwa barang yang dapat dibeli seharga 100 yen dua tahun yang lalu sekarang memerlukan biaya 105,2 yen.
Mengapa Inflasi Terjadi
Esensi inflasi disebabkan oleh jumlah uang yang beredar dalam ekonomi melebihi skala ekonomi, di mana terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi antara lain:
Peningkatan permintaan
Kenaikan biaya
Penyediaan uang yang berlebihan
Kenaikan ekspektasi inflasi
Mengapa Suku Bunga naik dapat menekan inflasi
Secara umum, ketika bank sentral menaikkan Suku Bunga, likuiditas pasar berkurang dan inflasi juga dapat ditekan.
Jika tingkat harga barang meningkat tajam, bank sentral akan menaikkan Suku Bunga. Hal ini akan menyebabkan biaya pinjaman meningkat. Misalnya, jika Suku Bunga pinjaman sebelumnya adalah 1%, meminjam 10 juta yen berarti harus membayar bunga sebesar 100 ribu yen per tahun. Namun, jika Suku Bunga naik menjadi 5%, meminjam 10 juta yen yang sama akan berarti harus membayar bunga sebesar 500 ribu yen per tahun.
Dalam situasi seperti ini, orang cenderung menahan diri dari meminjam dan lebih cenderung menyimpan uang di bank. Ini berarti penurunan permintaan terhadap barang-barang di pasar, dan penurunan permintaan menyebabkan penurunan harga, yang pada gilirannya merangsang permintaan. Dengan mekanisme seperti ini, tingkat harga secara keseluruhan dapat diturunkan, sehingga inflasi dapat ditekan.
Apa saja keuntungan inflasi? Siapa yang diuntungkan?
Inflasi yang moderat adalah hal yang baik untuk ekonomi. Ketika orang memperkirakan bahwa harga barang akan naik di masa depan, keinginan untuk berbelanja meningkat, dan permintaan meningkat. Peningkatan permintaan mendorong investasi perusahaan, meningkatkan jumlah produksi barang, dan ekonomi (PDB) juga tumbuh.
Selain ekonomi negara, inflasi dapat menguntungkan sebagian orang. Misalnya, orang-orang yang memiliki utang.
Inflasi yang Mempengaruhi Pasar Saham
Dampak inflasi terhadap pasar saham, secara singkat: inflasi rendah adalah positif bagi pasar saham, sedangkan inflasi tinggi adalah negatif bagi pasar saham.
Pada periode inflasi rendah, kelebihan dana di pasar mengalir ke saham, mendukung kenaikan harga saham. Di sisi lain, pada periode inflasi tinggi, kemungkinan besar pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan untuk menahan inflasi, yang cenderung menyebabkan penurunan harga saham.
Cara Menemukan Peluang Investasi di Tengah Inflasi
Pada periode inflasi, alokasi aset yang tepat menjadi sangat penting. Investor perlu mencari aset yang kurang terpengaruh oleh inflasi dan diharapkan dapat mengalami peningkatan nilai jangka panjang. Ini berarti membangun portofolio investasi yang terdiversifikasi, termasuk saham, obligasi, emas, dan sekuritas lainnya.
Selain saham, logam mulia (emas, perak, dll), properti, dan valuta asing juga merupakan objek investasi yang menunjukkan kinerja yang relatif baik selama periode inflasi tinggi.
Ringkasan
Inflasi mengacu pada kenaikan harga barang yang berkelanjutan selama periode tertentu. Inflasi yang moderat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi inflasi tinggi dapat berdampak negatif pada ekonomi. Untuk menekan inflasi tinggi, bank sentral biasanya menerapkan kebijakan moneter seperti menaikkan Suku Bunga. Investor dapat mencegah penurunan nilai aset dengan mendistribusikan dana mereka dengan tepat ke dalam aset seperti saham, emas, dan dolar AS.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu inflasi? Apa saja keuntungan inflasi? Cara menemukan peluang investasi di bawah inflasi
Dalam beberapa tahun terakhir, harga barang di Jepang juga telah naik dengan cepat, dan tingkat inflasi tetap tinggi. Bank of Japan juga menanggapi hal ini dengan melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Jadi, apa sebenarnya inflasi itu? Apa hubungan antara inflasi dan penyesuaian suku bunga? Dan bagaimana kita dapat menemukan peluang investasi di bawah inflasi? Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini secara rinci.
Inflasi adalah
Inflasi (disingkat "inflasi") mengacu pada fenomena di mana harga barang dan jasa secara berkelanjutan naik selama periode tertentu. Dengan kata lain, ini berarti daya beli uang terus menurun. Secara sederhana, ini berarti nilai uang menurun.
Indikator paling umum untuk mengukur inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (CPI). Misalnya, jika tahun 2021 dijadikan tahun acuan, dan CPI Jepang pada tahun 2021 adalah 100, sedangkan CPI pada bulan Juni 2023 adalah 105,2, maka dalam 2 tahun terjadi kenaikan sebesar 5,2%. Ini berarti bahwa barang yang dapat dibeli seharga 100 yen dua tahun yang lalu sekarang memerlukan biaya 105,2 yen.
Mengapa Inflasi Terjadi
Esensi inflasi disebabkan oleh jumlah uang yang beredar dalam ekonomi melebihi skala ekonomi, di mana terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi antara lain:
Mengapa Suku Bunga naik dapat menekan inflasi
Secara umum, ketika bank sentral menaikkan Suku Bunga, likuiditas pasar berkurang dan inflasi juga dapat ditekan.
Jika tingkat harga barang meningkat tajam, bank sentral akan menaikkan Suku Bunga. Hal ini akan menyebabkan biaya pinjaman meningkat. Misalnya, jika Suku Bunga pinjaman sebelumnya adalah 1%, meminjam 10 juta yen berarti harus membayar bunga sebesar 100 ribu yen per tahun. Namun, jika Suku Bunga naik menjadi 5%, meminjam 10 juta yen yang sama akan berarti harus membayar bunga sebesar 500 ribu yen per tahun.
Dalam situasi seperti ini, orang cenderung menahan diri dari meminjam dan lebih cenderung menyimpan uang di bank. Ini berarti penurunan permintaan terhadap barang-barang di pasar, dan penurunan permintaan menyebabkan penurunan harga, yang pada gilirannya merangsang permintaan. Dengan mekanisme seperti ini, tingkat harga secara keseluruhan dapat diturunkan, sehingga inflasi dapat ditekan.
Apa saja keuntungan inflasi? Siapa yang diuntungkan?
Inflasi yang moderat adalah hal yang baik untuk ekonomi. Ketika orang memperkirakan bahwa harga barang akan naik di masa depan, keinginan untuk berbelanja meningkat, dan permintaan meningkat. Peningkatan permintaan mendorong investasi perusahaan, meningkatkan jumlah produksi barang, dan ekonomi (PDB) juga tumbuh.
Selain ekonomi negara, inflasi dapat menguntungkan sebagian orang. Misalnya, orang-orang yang memiliki utang.
Inflasi yang Mempengaruhi Pasar Saham
Dampak inflasi terhadap pasar saham, secara singkat: inflasi rendah adalah positif bagi pasar saham, sedangkan inflasi tinggi adalah negatif bagi pasar saham.
Pada periode inflasi rendah, kelebihan dana di pasar mengalir ke saham, mendukung kenaikan harga saham. Di sisi lain, pada periode inflasi tinggi, kemungkinan besar pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan untuk menahan inflasi, yang cenderung menyebabkan penurunan harga saham.
Cara Menemukan Peluang Investasi di Tengah Inflasi
Pada periode inflasi, alokasi aset yang tepat menjadi sangat penting. Investor perlu mencari aset yang kurang terpengaruh oleh inflasi dan diharapkan dapat mengalami peningkatan nilai jangka panjang. Ini berarti membangun portofolio investasi yang terdiversifikasi, termasuk saham, obligasi, emas, dan sekuritas lainnya.
Selain saham, logam mulia (emas, perak, dll), properti, dan valuta asing juga merupakan objek investasi yang menunjukkan kinerja yang relatif baik selama periode inflasi tinggi.
Ringkasan
Inflasi mengacu pada kenaikan harga barang yang berkelanjutan selama periode tertentu. Inflasi yang moderat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi inflasi tinggi dapat berdampak negatif pada ekonomi. Untuk menekan inflasi tinggi, bank sentral biasanya menerapkan kebijakan moneter seperti menaikkan Suku Bunga. Investor dapat mencegah penurunan nilai aset dengan mendistribusikan dana mereka dengan tepat ke dalam aset seperti saham, emas, dan dolar AS.