Fenomena "ledakan volume naik" dalam perdagangan saham selalu menarik perhatian investor, tetapi interpretasinya tidak selalu sederhana. Pemahaman bahwa "jika volume transaksi meningkat, harga saham juga akan naik" bisa saja menjadi perangkap.
Akhir-akhir ini, yang saya rasakan saat melihat pasar adalah bahwa perdagangan volume besar pada harga tinggi belum tentu merupakan sinyal positif. Terutama volume besar setelah harga saham sudah naik cukup tinggi, bisa jadi merupakan umpan untuk menjebak investor pemula.
Secara pribadi, ketika melihat volume besar di area harga tinggi, saya berpikir, "Ah, lagi-lagi ini." Kemungkinan besar, para pemain utama sedang mengundang investor ritel dan menjalankan strategi keluar terakhir. Mereka menciptakan ilusi popularitas "kontrak luar" dengan pesanan besar, dan pada saat kita yang awam melompat pada harga tinggi, mereka langsung menjual dalam jumlah besar. Ini benar-benar sebuah "jerat".
Di sisi lain, volume besar pada harga rendah bisa memiliki arti lain. Ini bisa menunjukkan bahwa "pencucian" telah selesai dan awal dari pasar bullish yang baru. Terutama, volume besar yang muncul setelah "lubang cekung" mungkin merupakan tanda awal pemulihan harga saham.
Yang menarik adalah bahwa bahkan dengan volume yang besar, arti dari "candlestick bullish" atau "candlestick bearish" bisa sangat berbeda. Candlestick bullish dengan volume besar pada harga tertinggi memiliki kemungkinan besar menjadi jebakan untuk menarik perhatian, sedangkan sebaliknya, candlestick bearish dengan volume besar pada harga tertinggi bisa menunjukkan kesempatan setelah penjualan panik.
Analisis kuantitatif yang saya lihat menunjukkan bahwa rata-rata pengembalian selama 5 hari setelah candlestick bullish dengan volume besar di area tinggi adalah negatif, dan tingkat kemenangan juga kurang dari 50%. Ini bisa menjadi bukti bahwa para pemain utama menyerahkan posisi mereka kepada pemula di harga tinggi.
Pada akhirnya, penting untuk melihat hubungan antara "kuantitas" dan "harga". Dan yang terpenting, saya pikir kita harus tetap tenang ketika semua orang di pasar sedang bersemangat. Saya sendiri telah mengalami pengalaman pahit berkali-kali karena kalah terhadap godaan lonjakan kuantitas yang besar dan membeli pada harga tinggi.
Terutama dalam kondisi pasar saat ini, di tengah euforia kenaikan saham terkait AI, kita harus waspada terhadap jebakan "kenaikan volume yang meledak" seperti ini. Analisis yang teliti dan penilaian yang tenang mungkin adalah satu-satunya cara untuk bertahan dalam jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apakah lonjakan volume yang besar adalah "jebakan" atau "kesempatan"? Refleksi tentang perdagangan volume besar pada harga tinggi.
Fenomena "ledakan volume naik" dalam perdagangan saham selalu menarik perhatian investor, tetapi interpretasinya tidak selalu sederhana. Pemahaman bahwa "jika volume transaksi meningkat, harga saham juga akan naik" bisa saja menjadi perangkap.
Akhir-akhir ini, yang saya rasakan saat melihat pasar adalah bahwa perdagangan volume besar pada harga tinggi belum tentu merupakan sinyal positif. Terutama volume besar setelah harga saham sudah naik cukup tinggi, bisa jadi merupakan umpan untuk menjebak investor pemula.
Secara pribadi, ketika melihat volume besar di area harga tinggi, saya berpikir, "Ah, lagi-lagi ini." Kemungkinan besar, para pemain utama sedang mengundang investor ritel dan menjalankan strategi keluar terakhir. Mereka menciptakan ilusi popularitas "kontrak luar" dengan pesanan besar, dan pada saat kita yang awam melompat pada harga tinggi, mereka langsung menjual dalam jumlah besar. Ini benar-benar sebuah "jerat".
Di sisi lain, volume besar pada harga rendah bisa memiliki arti lain. Ini bisa menunjukkan bahwa "pencucian" telah selesai dan awal dari pasar bullish yang baru. Terutama, volume besar yang muncul setelah "lubang cekung" mungkin merupakan tanda awal pemulihan harga saham.
Yang menarik adalah bahwa bahkan dengan volume yang besar, arti dari "candlestick bullish" atau "candlestick bearish" bisa sangat berbeda. Candlestick bullish dengan volume besar pada harga tertinggi memiliki kemungkinan besar menjadi jebakan untuk menarik perhatian, sedangkan sebaliknya, candlestick bearish dengan volume besar pada harga tertinggi bisa menunjukkan kesempatan setelah penjualan panik.
Analisis kuantitatif yang saya lihat menunjukkan bahwa rata-rata pengembalian selama 5 hari setelah candlestick bullish dengan volume besar di area tinggi adalah negatif, dan tingkat kemenangan juga kurang dari 50%. Ini bisa menjadi bukti bahwa para pemain utama menyerahkan posisi mereka kepada pemula di harga tinggi.
Pada akhirnya, penting untuk melihat hubungan antara "kuantitas" dan "harga". Dan yang terpenting, saya pikir kita harus tetap tenang ketika semua orang di pasar sedang bersemangat. Saya sendiri telah mengalami pengalaman pahit berkali-kali karena kalah terhadap godaan lonjakan kuantitas yang besar dan membeli pada harga tinggi.
Terutama dalam kondisi pasar saat ini, di tengah euforia kenaikan saham terkait AI, kita harus waspada terhadap jebakan "kenaikan volume yang meledak" seperti ini. Analisis yang teliti dan penilaian yang tenang mungkin adalah satu-satunya cara untuk bertahan dalam jangka panjang.