Baru-baru ini, Menteri Ekonomi Italia Giancarlo Giorgetti mengusulkan penurunan suku bunga kepada Bank Sentral Eropa saat menyerahkan rencana anggaran multiyear. Giorgetti berpendapat bahwa untuk menghidupkan kembali vitalitas ekonomi zona euro, Bank Sentral Eropa harus mulai menurunkan suku bunga lagi. Pandangan ini berasal dari kekhawatiran tentang stagnasi keseluruhan ekonomi Eropa saat ini, Giorgetti menyatakan dalam dokumen anggaran bahwa penerapan kebijakan moneter yang lebih longgar akan lebih menguntungkan bagi pemulihan dan perkembangan ekonomi.
Dokumen anggaran yang baru-baru ini disetujui oleh kabinet mengungkapkan tantangan fiskal yang dihadapi Italia. Dokumen tersebut memproyeksikan bahwa pengeluaran bunga utang publik Italia akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Secara spesifik, pada tahun 2025 dan 2026, indikator ini diperkirakan akan tetap pada level 3,9% dari PDB; pada tahun 2027, akan naik menjadi 4,1%; dan pada tahun 2028 akan meningkat menjadi 4,3%.
Selain itu, rasio utang publik Italia terhadap PDB juga akan menghadapi tekanan kenaikan. Diperkirakan rasio ini akan meningkat dari 134,9% pada tahun 2024 menjadi 136,2% pada tahun 2025, dan selanjutnya meningkat menjadi 137,4% pada tahun 2026. Data ini mencerminkan tantangan serius dalam pengelolaan utang yang akan dihadapi Italia dalam beberapa tahun mendatang.
Usulan Giorgetti memicu diskusi tentang arah kebijakan moneter Eropa. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang lesu, kebijakan suku bunga yang lebih rendah mungkin menjadi salah satu pilihan untuk merangsang ekonomi. Namun, ini juga perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti risiko inflasi dan stabilitas keuangan. Keputusan Bank Sentral Eropa akan memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan ekonomi seluruh zona euro, dan semua pihak akan memantau perkembangan selanjutnya dengan seksama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SybilAttackVictim
· 17jam yang lalu
Inflasi juga tidak teratasi? Pakai penurunan suku bunga untuk membersihkan masalahnya.
Lihat AsliBalas0
TopBuyerBottomSeller
· 17jam yang lalu
Bukankah itu hanya siklus utang dan pelunasan utang?
Lihat AsliBalas0
RugpullSurvivor
· 17jam yang lalu
Semua orang memprediksi angka, tetapi rakyat adalah suckers.
Baru-baru ini, Menteri Ekonomi Italia Giancarlo Giorgetti mengusulkan penurunan suku bunga kepada Bank Sentral Eropa saat menyerahkan rencana anggaran multiyear. Giorgetti berpendapat bahwa untuk menghidupkan kembali vitalitas ekonomi zona euro, Bank Sentral Eropa harus mulai menurunkan suku bunga lagi. Pandangan ini berasal dari kekhawatiran tentang stagnasi keseluruhan ekonomi Eropa saat ini, Giorgetti menyatakan dalam dokumen anggaran bahwa penerapan kebijakan moneter yang lebih longgar akan lebih menguntungkan bagi pemulihan dan perkembangan ekonomi.
Dokumen anggaran yang baru-baru ini disetujui oleh kabinet mengungkapkan tantangan fiskal yang dihadapi Italia. Dokumen tersebut memproyeksikan bahwa pengeluaran bunga utang publik Italia akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Secara spesifik, pada tahun 2025 dan 2026, indikator ini diperkirakan akan tetap pada level 3,9% dari PDB; pada tahun 2027, akan naik menjadi 4,1%; dan pada tahun 2028 akan meningkat menjadi 4,3%.
Selain itu, rasio utang publik Italia terhadap PDB juga akan menghadapi tekanan kenaikan. Diperkirakan rasio ini akan meningkat dari 134,9% pada tahun 2024 menjadi 136,2% pada tahun 2025, dan selanjutnya meningkat menjadi 137,4% pada tahun 2026. Data ini mencerminkan tantangan serius dalam pengelolaan utang yang akan dihadapi Italia dalam beberapa tahun mendatang.
Usulan Giorgetti memicu diskusi tentang arah kebijakan moneter Eropa. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang lesu, kebijakan suku bunga yang lebih rendah mungkin menjadi salah satu pilihan untuk merangsang ekonomi. Namun, ini juga perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti risiko inflasi dan stabilitas keuangan. Keputusan Bank Sentral Eropa akan memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan ekonomi seluruh zona euro, dan semua pihak akan memantau perkembangan selanjutnya dengan seksama.