Singapura baru-baru ini telah bergabung dengan daftar negara yang telah memutuskan untuk membatasi akses ke Polymarket, sebuah pasar prediksi terdesentralisasi, mengikuti jejak Amerika Serikat, Prancis, dan Taiwan.
Sejak 12 Januari, banyak pengguna Singapura melaporkan kesulitan untuk mengakses platform. Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan bahwa, saat mencoba mengakses situs web Polymarket, muncul peringatan dari Otoritas Pengatur Permainan Singapura (GRA). Pemberitahuan tersebut mengkategorikan Polymarket sebagai 'situs prediksi ilegal' dan memperingatkan bahwa pelanggar dapat menghadapi denda sebesar 10.000 dolar Singapura, enam bulan penjara, atau kedua sanksi tersebut.
Keputusan otoritas Singapura secara resmi mengklasifikasikan Polymarket sebagai platform prediksi yang tidak sah. Pernyataan tersebut menekankan bahwa penduduk yang tertarik untuk melakukan prediksi secara daring harus melakukannya hanya melalui Singapore Pools, satu-satunya penyedia yang memiliki lisensi resmi untuk menawarkan layanan ini di negara tersebut.
Langkah ini terhadap Polymarket merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pemerintah Singapura untuk memerangi platform prediksi online yang tidak berizin. Menurut pernyataan Menteri Dalam Negeri, hingga akhir 2024, otoritas telah menutup lebih dari 3.800 situs prediksi yang tidak teratur dan memblokir transaksi senilai sekitar 37 juta dolar.
Polymarket mendapatkan ketenaran selama pemilihan presiden Amerika Serikat, yang menarik perhatian berbagai badan pengatur. Pada tahun 2023, platform tersebut dikenakan sanksi karena membuka pasar prediksi tentang calon presiden Taiwan, melanggar undang-undang pemilihan lokal. Akibatnya, antarmuka webnya diblokir oleh otoritas Taiwan.
Selain Singapura, negara-negara lain seperti Prancis dan Amerika Serikat telah mengambil langkah serupa terhadap Polymarket. Syarat penggunaan platform tersebut sudah melarang penggunaannya di negara-negara seperti Bolivia, Venezuela, dan Iran, antara lain.
Kasus ini mengungkapkan tantangan regulasi yang dihadapi oleh platform prediksi terdesentralisasi di berbagai yurisdiksi, dan menekankan pentingnya kepatuhan hukum di sektor teknologi keuangan yang sedang berkembang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Singapura baru-baru ini telah bergabung dengan daftar negara yang telah memutuskan untuk membatasi akses ke Polymarket, sebuah pasar prediksi terdesentralisasi, mengikuti jejak Amerika Serikat, Prancis, dan Taiwan.
Sejak 12 Januari, banyak pengguna Singapura melaporkan kesulitan untuk mengakses platform. Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan bahwa, saat mencoba mengakses situs web Polymarket, muncul peringatan dari Otoritas Pengatur Permainan Singapura (GRA). Pemberitahuan tersebut mengkategorikan Polymarket sebagai 'situs prediksi ilegal' dan memperingatkan bahwa pelanggar dapat menghadapi denda sebesar 10.000 dolar Singapura, enam bulan penjara, atau kedua sanksi tersebut.
Keputusan otoritas Singapura secara resmi mengklasifikasikan Polymarket sebagai platform prediksi yang tidak sah. Pernyataan tersebut menekankan bahwa penduduk yang tertarik untuk melakukan prediksi secara daring harus melakukannya hanya melalui Singapore Pools, satu-satunya penyedia yang memiliki lisensi resmi untuk menawarkan layanan ini di negara tersebut.
Langkah ini terhadap Polymarket merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pemerintah Singapura untuk memerangi platform prediksi online yang tidak berizin. Menurut pernyataan Menteri Dalam Negeri, hingga akhir 2024, otoritas telah menutup lebih dari 3.800 situs prediksi yang tidak teratur dan memblokir transaksi senilai sekitar 37 juta dolar.
Polymarket mendapatkan ketenaran selama pemilihan presiden Amerika Serikat, yang menarik perhatian berbagai badan pengatur. Pada tahun 2023, platform tersebut dikenakan sanksi karena membuka pasar prediksi tentang calon presiden Taiwan, melanggar undang-undang pemilihan lokal. Akibatnya, antarmuka webnya diblokir oleh otoritas Taiwan.
Selain Singapura, negara-negara lain seperti Prancis dan Amerika Serikat telah mengambil langkah serupa terhadap Polymarket. Syarat penggunaan platform tersebut sudah melarang penggunaannya di negara-negara seperti Bolivia, Venezuela, dan Iran, antara lain.
Kasus ini mengungkapkan tantangan regulasi yang dihadapi oleh platform prediksi terdesentralisasi di berbagai yurisdiksi, dan menekankan pentingnya kepatuhan hukum di sektor teknologi keuangan yang sedang berkembang.