Menurut laporan terbaru, Huang Tianwei, pendiri bursa cryptocurrency AEX yang sekarang sudah tidak beroperasi ( yang sebelumnya dikenal sebagai Bitera), telah dibebaskan dengan jaminan kepada keluarganya di Thailand. Perkembangan ini terjadi setelah penangkapannya di Bandara Internasional Don Mueang di Thailand pada 12 Juni 2025, terkait dengan kasus penipuan yang melibatkan sekitar 200 juta Baht Thailand ( $5,7 juta).
Polisi Imigrasi Thailand menangkap warga negara Tiongkok berusia 39 tahun saat dia mencoba meninggalkan negara itu. Sebelum penangkapannya, Pengadilan Distrik Chiang Rai telah mengeluarkan surat perintah setelah tuduhan penipuan serius.
Rincian Kasus Penipuan
Kasus ini bermula pada 23 April 2025, ketika dua warga negara Tiongkok bertemu dengan Huang di Distrik Mae Sai, Provinsi Chiang Rai untuk membahas kerja sama investasi cryptocurrency. Setelah pertemuan mereka, korban dilaporkan mentransfer cryptocurrency senilai sekitar 200 juta baht ($5,7 juta) ke dompet digital yang dikendalikan oleh Huang melalui dua transaksi terpisah.
Setelah menerima dana, Huang diduga gagal memenuhi kesepakatan dan memutuskan semua kontak. Setelah menyadari bahwa mereka telah ditipu, para korban segera mengajukan penasihat hukum dan melaporkan ke Polsek Mae Sai pada 30 April 2025, menuduh Huang melakukan penipuan.
Latar Belakang Pertukaran AEX
AEX, yang beroperasi sejak 2013, telah menetapkan dirinya sebagai penyedia layanan untuk pengguna cryptocurrency jangka panjang, yang memungkinkannya mengakumulasi dana pengguna yang signifikan selama periode operasionalnya. Setelah keruntuhan bursa, Huang dilaporkan menolak untuk memungkinkan pengguna menarik dana mereka, yang menyebabkan keluhan luas dan tantangan hukum.
Kisah Sukses Pemulihan Dana Terbatas
Hingga saat ini, hanya tiga investor yang dilaporkan berhasil memulihkan dana dari bursa yang sudah bangkrut. Pemulihan ini terjadi hanya setelah langkah-langkah luar biasa diambil untuk menekan Huang:
Seorang investor bernama Rong Hua dilaporkan mengumpulkan 30.000 (mata uang yang tidak ditentukan) dari kelompok korban dan menemukan makam nenek moyang Huang di Lianjiang. Taktik tekanan ini diduga membantu kelompok tersebut memulihkan sekitar 80% dari dana mereka, dengan sisa 20% dijadwalkan untuk dibayarkan selama periode dua tahun di bawah perjanjian kerahasiaan.
Kasus lain melibatkan korban yang mengambil tindakan ekstrem, diduga menculik Huang dan membawanya ke jalan raya sebelum berhasil memulihkan dana yang mereka setorkan.
Seorang investor besar ketiga yang diidentifikasi sebagai Wu Jun juga dilaporkan telah memulihkan dananya melalui cara yang tidak disebutkan.
Kasus-kasus ini menyoroti betapa jauh beberapa korban telah berusaha untuk memulihkan investasi mereka. Menurut laporan, hanya mereka yang secara langsung menghadapi dan menekan Huang yang berhasil mengambil kembali dana mereka.
Proses Hukum Sedang Berlangsung
Sementara Huang telah dibebaskan dengan jaminan kepada anggota keluarga di Thailand, proses hukum terkait tuduhan penipuan terus berlanjut. Kasus ini menarik perhatian di kalangan cryptocurrency, dengan beberapa pengamat menarik paralel dengan kasus-kasus terkenal lainnya yang melibatkan eksekutif pertukaran cryptocurrency yang menghadapi masalah hukum.
Situasi ini menekankan kekhawatiran yang terus berlanjut tentang perlindungan investor, akuntabilitas bursa, dan pengawasan regulasi di sektor bursa cryptocurrency, terutama untuk platform yang melayani pelanggan internasional di berbagai yurisdiksi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pendiri Mantan Bursa AEX Dibebaskan dengan Jaminan di Thailand Setelah Tuduhan Penipuan
Jaminan Diberikan Setelah Penangkapan Juni 2025
Menurut laporan terbaru, Huang Tianwei, pendiri bursa cryptocurrency AEX yang sekarang sudah tidak beroperasi ( yang sebelumnya dikenal sebagai Bitera), telah dibebaskan dengan jaminan kepada keluarganya di Thailand. Perkembangan ini terjadi setelah penangkapannya di Bandara Internasional Don Mueang di Thailand pada 12 Juni 2025, terkait dengan kasus penipuan yang melibatkan sekitar 200 juta Baht Thailand ( $5,7 juta).
Polisi Imigrasi Thailand menangkap warga negara Tiongkok berusia 39 tahun saat dia mencoba meninggalkan negara itu. Sebelum penangkapannya, Pengadilan Distrik Chiang Rai telah mengeluarkan surat perintah setelah tuduhan penipuan serius.
Rincian Kasus Penipuan
Kasus ini bermula pada 23 April 2025, ketika dua warga negara Tiongkok bertemu dengan Huang di Distrik Mae Sai, Provinsi Chiang Rai untuk membahas kerja sama investasi cryptocurrency. Setelah pertemuan mereka, korban dilaporkan mentransfer cryptocurrency senilai sekitar 200 juta baht ($5,7 juta) ke dompet digital yang dikendalikan oleh Huang melalui dua transaksi terpisah.
Setelah menerima dana, Huang diduga gagal memenuhi kesepakatan dan memutuskan semua kontak. Setelah menyadari bahwa mereka telah ditipu, para korban segera mengajukan penasihat hukum dan melaporkan ke Polsek Mae Sai pada 30 April 2025, menuduh Huang melakukan penipuan.
Latar Belakang Pertukaran AEX
AEX, yang beroperasi sejak 2013, telah menetapkan dirinya sebagai penyedia layanan untuk pengguna cryptocurrency jangka panjang, yang memungkinkannya mengakumulasi dana pengguna yang signifikan selama periode operasionalnya. Setelah keruntuhan bursa, Huang dilaporkan menolak untuk memungkinkan pengguna menarik dana mereka, yang menyebabkan keluhan luas dan tantangan hukum.
Kisah Sukses Pemulihan Dana Terbatas
Hingga saat ini, hanya tiga investor yang dilaporkan berhasil memulihkan dana dari bursa yang sudah bangkrut. Pemulihan ini terjadi hanya setelah langkah-langkah luar biasa diambil untuk menekan Huang:
Seorang investor bernama Rong Hua dilaporkan mengumpulkan 30.000 (mata uang yang tidak ditentukan) dari kelompok korban dan menemukan makam nenek moyang Huang di Lianjiang. Taktik tekanan ini diduga membantu kelompok tersebut memulihkan sekitar 80% dari dana mereka, dengan sisa 20% dijadwalkan untuk dibayarkan selama periode dua tahun di bawah perjanjian kerahasiaan.
Kasus lain melibatkan korban yang mengambil tindakan ekstrem, diduga menculik Huang dan membawanya ke jalan raya sebelum berhasil memulihkan dana yang mereka setorkan.
Seorang investor besar ketiga yang diidentifikasi sebagai Wu Jun juga dilaporkan telah memulihkan dananya melalui cara yang tidak disebutkan.
Kasus-kasus ini menyoroti betapa jauh beberapa korban telah berusaha untuk memulihkan investasi mereka. Menurut laporan, hanya mereka yang secara langsung menghadapi dan menekan Huang yang berhasil mengambil kembali dana mereka.
Proses Hukum Sedang Berlangsung
Sementara Huang telah dibebaskan dengan jaminan kepada anggota keluarga di Thailand, proses hukum terkait tuduhan penipuan terus berlanjut. Kasus ini menarik perhatian di kalangan cryptocurrency, dengan beberapa pengamat menarik paralel dengan kasus-kasus terkenal lainnya yang melibatkan eksekutif pertukaran cryptocurrency yang menghadapi masalah hukum.
Situasi ini menekankan kekhawatiran yang terus berlanjut tentang perlindungan investor, akuntabilitas bursa, dan pengawasan regulasi di sektor bursa cryptocurrency, terutama untuk platform yang melayani pelanggan internasional di berbagai yurisdiksi.