Pada KTT Stablecoin yang diadakan di Singapura pada tahun 2025, para ahli dari dunia keuangan membahas secara mendalam transformasi digital perbankan, perubahan lingkungan regulasi, serta prospek penggunaan stablecoin dalam manajemen keuangan perusahaan. Para peserta umumnya percaya bahwa stablecoin sedang berevolusi dengan cepat, dari sekadar alat pembayaran menjadi bagian inti dari infrastruktur keuangan generasi baru.
Dalam sebuah diskusi bertema "Stablecoin Merombak Industri Perbankan: Likuiditas, Interoperabilitas, dan Kebangkitan Token yang Teregulasi", para ahli industri seperti Rita Liu dari RD Technologies, Adrian Wyland dari Kraken, dan Danielle Szetho dari Standard Chartered berkumpul untuk membahas bagaimana stablecoin dapat meningkatkan likuiditas dan interoperabilitas sistem keuangan, serta tren perkembangan token yang teregulasi.
Rapat juga mengungkapkan temuan survei yang menarik: di antara bank-bank besar global, 5% dari kepala keuangan menganggap diri mereka sebagai ahli di bidang aset digital. Meskipun persentase ini tampak tidak tinggi, dibandingkan dengan data yang hampir nol beberapa tahun yang lalu, menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman manajemen tingkat tinggi tentang blockchain dan aset digital.
Para ahli menunjukkan bahwa industri perbankan sedang mempercepat penerimaan aset digital, yang tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga mencerminkan kebutuhan industri keuangan akan cara pembayaran yang inovatif. Seiring dengan semakin jelasnya lingkungan regulasi, stablecoin diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam manajemen keuangan perusahaan, pembayaran lintas batas, dan bidang lainnya.
Namun, para peserta juga menekankan bahwa dalam memajukan aplikasi aset digital, perlu ada keseimbangan antara inovasi dan manajemen risiko. Lembaga keuangan perlu bekerja sama erat dengan otoritas pengatur untuk memastikan bahwa perkembangan stablecoin dapat mendorong efisiensi keuangan sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan.
Secara keseluruhan, konferensi ini menyoroti posisi penting stablecoin dalam ekosistem keuangan masa depan, serta menandakan perubahan mendalam yang mungkin dihadapi oleh industri perbankan. Dengan semakin banyak lembaga keuangan yang menyadari potensi aset digital, kita mungkin akan melihat lebih banyak produk dan layanan keuangan inovatif muncul dalam beberapa tahun ke depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ConsensusDissenter
· 10-03 02:48
Apakah lagi-lagi mengulang nada lama?
Lihat AsliBalas0
GasGuzzler
· 10-03 02:47
Sekali lagi menghembuskan narasi baru!
Lihat AsliBalas0
LayerHopper
· 10-03 02:44
5%? TradFi masih harus terus belajar
Lihat AsliBalas0
Degentleman
· 10-03 02:35
Apakah stablecoin dapat menangani risiko?
Lihat AsliBalas0
TerraNeverForget
· 10-03 02:33
Sekali lagi menunggu sekelompok orang tua finansial ini turun dari gunung.
Lihat AsliBalas0
RektButSmiling
· 10-03 02:22
Baru 5% Old Dong Ge? Bull, sudah terlalu besar ya.
Pada KTT Stablecoin yang diadakan di Singapura pada tahun 2025, para ahli dari dunia keuangan membahas secara mendalam transformasi digital perbankan, perubahan lingkungan regulasi, serta prospek penggunaan stablecoin dalam manajemen keuangan perusahaan. Para peserta umumnya percaya bahwa stablecoin sedang berevolusi dengan cepat, dari sekadar alat pembayaran menjadi bagian inti dari infrastruktur keuangan generasi baru.
Dalam sebuah diskusi bertema "Stablecoin Merombak Industri Perbankan: Likuiditas, Interoperabilitas, dan Kebangkitan Token yang Teregulasi", para ahli industri seperti Rita Liu dari RD Technologies, Adrian Wyland dari Kraken, dan Danielle Szetho dari Standard Chartered berkumpul untuk membahas bagaimana stablecoin dapat meningkatkan likuiditas dan interoperabilitas sistem keuangan, serta tren perkembangan token yang teregulasi.
Rapat juga mengungkapkan temuan survei yang menarik: di antara bank-bank besar global, 5% dari kepala keuangan menganggap diri mereka sebagai ahli di bidang aset digital. Meskipun persentase ini tampak tidak tinggi, dibandingkan dengan data yang hampir nol beberapa tahun yang lalu, menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman manajemen tingkat tinggi tentang blockchain dan aset digital.
Para ahli menunjukkan bahwa industri perbankan sedang mempercepat penerimaan aset digital, yang tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga mencerminkan kebutuhan industri keuangan akan cara pembayaran yang inovatif. Seiring dengan semakin jelasnya lingkungan regulasi, stablecoin diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam manajemen keuangan perusahaan, pembayaran lintas batas, dan bidang lainnya.
Namun, para peserta juga menekankan bahwa dalam memajukan aplikasi aset digital, perlu ada keseimbangan antara inovasi dan manajemen risiko. Lembaga keuangan perlu bekerja sama erat dengan otoritas pengatur untuk memastikan bahwa perkembangan stablecoin dapat mendorong efisiensi keuangan sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan.
Secara keseluruhan, konferensi ini menyoroti posisi penting stablecoin dalam ekosistem keuangan masa depan, serta menandakan perubahan mendalam yang mungkin dihadapi oleh industri perbankan. Dengan semakin banyak lembaga keuangan yang menyadari potensi aset digital, kita mungkin akan melihat lebih banyak produk dan layanan keuangan inovatif muncul dalam beberapa tahun ke depan.