Perdagangan di pasar keuangan melibatkan pembelian dan penjualan aset keuangan seperti saham, obligasi, mata uang, dan komoditas. Apakah perdagangan dianggap Halal ( diperbolehkan ) atau Haram ( terlarang ) dalam Islam tergantung pada berbagai faktor dan kontrol Syariah. Berikut adalah analisis mendetail tentang pertimbangan ini:
1. Saham dan Perusahaan
Halal: Investasi di perusahaan yang beroperasi di sektor yang diperbolehkan menurut hukum Islam—seperti perdagangan, manufaktur, atau layanan—dianggap Halal. Menurut standar AAOIFI, saham yang sesuai dengan Syariah menjalani penyaringan bisnis kualitatif dan analisis rasio keuangan kuantitatif.
Haram: Investasi di perusahaan yang terlibat dalam kegiatan terlarang—seperti produksi/penjualan alkohol, transaksi berbasis bunga (riba), atau perjudian—dilarang. Platform investasi Islam menerapkan metodologi penyaringan tertentu untuk menyaring saham yang tidak sesuai.
2. Transaksi Berbasis Bunga
Haram: Riba (bunga) merupakan salah satu larangan yang paling signifikan dalam keuangan Islam. Kegiatan perdagangan yang melibatkan transaksi bunga, seperti pinjaman atau peminjaman yang berbasis bunga, sangat dilarang.
Halal: Perdagangan yang terjadi tanpa bergantung pada transaksi berbasis bunga tetap berada dalam batasan yang diperbolehkan. Banyak instrumen keuangan Islam modern telah dikembangkan untuk memfasilitasi transaksi tanpa bunga.
3. Spekulasi
Halal: Spekulasi moderat diperbolehkan ketika investasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui pengambilan risiko yang wajar, berdasarkan pengetahuan dan analisis pasar yang baik.
Haram: Spekulasi berlebihan atau perjudian finansial—seperti membeli dan menjual saham secara acak tanpa penelitian yang tepat atau hanya mengandalkan keberuntungan—dapat dianggap Haram karena mirip dengan perjudian (maysir).
4. Perdagangan Margin
Haram: Jenis perdagangan ini biasanya melibatkan pinjaman yang berbunga dan oleh karena itu umumnya dianggap Haram.
Halal: Perdagangan margin hanya akan diperbolehkan jika dilakukan sepenuhnya tanpa bunga, yang jarang terjadi di platform perdagangan konvensional. Beberapa lembaga keuangan Islam menawarkan alternatif yang mematuhi prinsip-prinsip Syariah.
5. Perdagangan Forex/FX dan Mata Uang
Halal: Transaksi mata uang harus dilakukan dengan pengiriman simultan dari kedua mata uang (transaksi spot) untuk dianggap Halal.
Haram: Pengiriman atau transaksi yang tertunda yang melibatkan biaya bunga dilarang menurut hukum Islam.
6. Perdagangan Komoditas dan Logam
Halal: Perdagangan komoditas dan logam seperti emas dan perak diperbolehkan jika dilakukan sesuai dengan regulasi Syariah, termasuk penjualan dan pengiriman segera.
Haram: Perdagangan yang melibatkan penjualan aset yang belum dimiliki atau pengiriman yang tertunda tanpa pengendalian Syariah yang tepat adalah dilarang.
7. Dana Investasi
Halal: Dana investasi yang dikelola sesuai dengan kontrol Syariah yang berinvestasi di sektor yang diperbolehkan adalah diterima. Pada tahun 2025, dana seperti SPWO (SP Funds S&P World ETF) dan SPTE (SP Funds S&P Global Technology ETF) termasuk di antara ETF yang mematuhi Syariah dengan kinerja terbaik.
Haram: Dana yang terlibat dalam aktivitas berbasis bunga atau berinvestasi di sektor yang dilarang adalah terlarang bagi investor Islam.
8. Kontrak untuk Selisih (CFDs)
Haram: Kontrak-kontrak ini sering kali melibatkan praktik berbasis bunga, dan aset yang mendasarinya tidak benar-benar diserahkan, menjadikannya tidak diperbolehkan menurut hukum Islam.
Keuangan Islam di Pasar Crypto
Bagi investor Muslim yang menjelajahi pasar aset digital, prinsip-prinsip serupa berlaku:
Perdagangan Cryptocurrency: Diizinkan ketika dilakukan sebagai perdagangan spot tanpa bunga atau spekulasi berlebihan
Protokol DeFi: Banyak yang mengandung mekanisme bunga yang mungkin bermasalah dari perspektif Islam
Aset Ter-tokenisasi: Harus mewakili kepemilikan dalam bisnis atau komoditas Halal yang mendasarinya
Pertimbangan Zakat untuk Investor
Investor Muslim juga harus memperhitungkan kewajiban Zakat:
Tarif Zakat tahunan sebesar 2,5% berlaku untuk portofolio investasi
Dividen yang diterima harus dimurnikan jika berasal dari perusahaan dengan pendapatan campuran
Portofolio saham dinilai berdasarkan harga pasar saat ini untuk perhitungan Zakat
Pedoman Praktis untuk Investor Muslim
Perdagangan aset keuangan memerlukan kepatuhan terhadap kontrol Syariah tertentu agar tetap Halal. Investor Muslim sebaiknya menghindari riba, hanya berinvestasi di perusahaan dan sektor Halal, serta menghindari spekulasi yang berlebihan atau mirip perjudian. Juga disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang cendekiawan agama atau ahli Syariah sebelum terlibat dalam bentuk perdagangan apa pun untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam.
Saat memilih platform perdagangan, investor harus mempertimbangkan platform yang menawarkan opsi investasi yang sesuai dengan syariah dan metodologi penyaringan yang tepat untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan Islam.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Keuangan Islam di Pasar: Apa yang Halal dan Haram bagi Investor
Memahami Prinsip Perdagangan Islami
Perdagangan di pasar keuangan melibatkan pembelian dan penjualan aset keuangan seperti saham, obligasi, mata uang, dan komoditas. Apakah perdagangan dianggap Halal ( diperbolehkan ) atau Haram ( terlarang ) dalam Islam tergantung pada berbagai faktor dan kontrol Syariah. Berikut adalah analisis mendetail tentang pertimbangan ini:
1. Saham dan Perusahaan
Halal: Investasi di perusahaan yang beroperasi di sektor yang diperbolehkan menurut hukum Islam—seperti perdagangan, manufaktur, atau layanan—dianggap Halal. Menurut standar AAOIFI, saham yang sesuai dengan Syariah menjalani penyaringan bisnis kualitatif dan analisis rasio keuangan kuantitatif.
Haram: Investasi di perusahaan yang terlibat dalam kegiatan terlarang—seperti produksi/penjualan alkohol, transaksi berbasis bunga (riba), atau perjudian—dilarang. Platform investasi Islam menerapkan metodologi penyaringan tertentu untuk menyaring saham yang tidak sesuai.
2. Transaksi Berbasis Bunga
Haram: Riba (bunga) merupakan salah satu larangan yang paling signifikan dalam keuangan Islam. Kegiatan perdagangan yang melibatkan transaksi bunga, seperti pinjaman atau peminjaman yang berbasis bunga, sangat dilarang.
Halal: Perdagangan yang terjadi tanpa bergantung pada transaksi berbasis bunga tetap berada dalam batasan yang diperbolehkan. Banyak instrumen keuangan Islam modern telah dikembangkan untuk memfasilitasi transaksi tanpa bunga.
3. Spekulasi
Halal: Spekulasi moderat diperbolehkan ketika investasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui pengambilan risiko yang wajar, berdasarkan pengetahuan dan analisis pasar yang baik.
Haram: Spekulasi berlebihan atau perjudian finansial—seperti membeli dan menjual saham secara acak tanpa penelitian yang tepat atau hanya mengandalkan keberuntungan—dapat dianggap Haram karena mirip dengan perjudian (maysir).
4. Perdagangan Margin
Haram: Jenis perdagangan ini biasanya melibatkan pinjaman yang berbunga dan oleh karena itu umumnya dianggap Haram.
Halal: Perdagangan margin hanya akan diperbolehkan jika dilakukan sepenuhnya tanpa bunga, yang jarang terjadi di platform perdagangan konvensional. Beberapa lembaga keuangan Islam menawarkan alternatif yang mematuhi prinsip-prinsip Syariah.
5. Perdagangan Forex/FX dan Mata Uang
Halal: Transaksi mata uang harus dilakukan dengan pengiriman simultan dari kedua mata uang (transaksi spot) untuk dianggap Halal.
Haram: Pengiriman atau transaksi yang tertunda yang melibatkan biaya bunga dilarang menurut hukum Islam.
6. Perdagangan Komoditas dan Logam
Halal: Perdagangan komoditas dan logam seperti emas dan perak diperbolehkan jika dilakukan sesuai dengan regulasi Syariah, termasuk penjualan dan pengiriman segera.
Haram: Perdagangan yang melibatkan penjualan aset yang belum dimiliki atau pengiriman yang tertunda tanpa pengendalian Syariah yang tepat adalah dilarang.
7. Dana Investasi
Halal: Dana investasi yang dikelola sesuai dengan kontrol Syariah yang berinvestasi di sektor yang diperbolehkan adalah diterima. Pada tahun 2025, dana seperti SPWO (SP Funds S&P World ETF) dan SPTE (SP Funds S&P Global Technology ETF) termasuk di antara ETF yang mematuhi Syariah dengan kinerja terbaik.
Haram: Dana yang terlibat dalam aktivitas berbasis bunga atau berinvestasi di sektor yang dilarang adalah terlarang bagi investor Islam.
8. Kontrak untuk Selisih (CFDs)
Keuangan Islam di Pasar Crypto
Bagi investor Muslim yang menjelajahi pasar aset digital, prinsip-prinsip serupa berlaku:
Pertimbangan Zakat untuk Investor
Investor Muslim juga harus memperhitungkan kewajiban Zakat:
Pedoman Praktis untuk Investor Muslim
Perdagangan aset keuangan memerlukan kepatuhan terhadap kontrol Syariah tertentu agar tetap Halal. Investor Muslim sebaiknya menghindari riba, hanya berinvestasi di perusahaan dan sektor Halal, serta menghindari spekulasi yang berlebihan atau mirip perjudian. Juga disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang cendekiawan agama atau ahli Syariah sebelum terlibat dalam bentuk perdagangan apa pun untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam.
Saat memilih platform perdagangan, investor harus mempertimbangkan platform yang menawarkan opsi investasi yang sesuai dengan syariah dan metodologi penyaringan yang tepat untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan Islam.