Pada tahun 1875, Samuel Benner menerbitkan analisis berjudul "Ramalan Kenaikan dan Penurunan Harga di Masa Depan," di mana ia menguraikan pola pasar siklis dan menggunakannya untuk memprediksi tahun-tahun kepanikan serta periode-periode yang menguntungkan untuk pertumbuhan modal.
๐ Periode A โ Tahun Panik: Ini adalah tahun-tahun ketika pasar mengalami volatilitas ekstrem, dengan pembelian atau penjualan saham yang tidak rasional, memicu lonjakan atau kejatuhan harga di luar ekspektasi rasional.
๐ Periode B โ Waktu yang Baik: Benner mengidentifikasi ini sebagai periode harga tinggi dan peluang optimal untuk menjual saham, sekuritas, dan aset dari segala jenis.
"Waktu terbaik untuk menjual aset" - perhatikan kata-kata ini dengan seksama. Ini menunjukkan bahwa ketika Periode B tiba ( di 2026), Anda seharusnya tidak mulai membeli; Anda seharusnya sudah menjual! Layak dipertimbangkan dengan cermat.
๐ Periode C โ Masa Sulit: Selama tahun-tahun ini, Benner merekomendasikan untuk membeli saham, komoditas, dan aset, menyimpannya hingga "ledakan" masa baik, lalu menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Fase akumulasi strategis ini mewakili persiapan untuk siklus berikutnya.
Memandang ke depan, siklus Benner menggambarkan transisi dari masa sulit dan harga rendah menuju pemulihan yang bertahap pada tahun 2024. Data pasar historis telah menunjukkan keselarasan yang luar biasa dengan pergerakan siklikal ini selama beberapa dekade.
Siklus Benner menunjukkan puncak pasar sekitar 2025, diikuti oleh koreksi di tahun-tahun berikutnya. Meski dinamika pasar terus berkembang, banyak analis teknis masih menemukan nilai dalam pola historis ini saat mengembangkan strategi investasi mereka.
โถ๏ธ Musim alternatif yang akan datang cocok dengan pola ini. Ini memberikan banyak bahan pemikiran, terutama bagi mereka yang belum memposisikan diri mereka dengan tepat.
Kinerja Historis dari Siklus Benner
Siklus Benner telah berhasil memprediksi sejumlah peristiwa pasar besar sepanjang sejarah, termasuk keruntuhan Wall Street 1929-1932, pecahnya gelembung dot-com awal 2000-an, dan aspek-aspek krisis keuangan 2007-2008. Pengamat pasar terus memantau pola-pola ini sebagai indikator potensial dari titik balik ekonomi.
Menurut data historis, saat ini kita sedang keluar dari fase siklus kepanikan, bergerak menuju apa yang bisa menjadi periode optimisme pasar yang diperbaharui sebelum titik transisi yang diprediksi antara siklus 2025-2026.
Pedagang yang memanfaatkan analisis teknis sering menggabungkan ritme pasar historis ini ke dalam kerangka investasi yang lebih luas, terutama saat menganalisis posisi pasar jangka panjang di berbagai kelas aset.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Siklus Benner: Memahami Ritme Pasar Sejak 1875
Pada tahun 1875, Samuel Benner menerbitkan analisis berjudul "Ramalan Kenaikan dan Penurunan Harga di Masa Depan," di mana ia menguraikan pola pasar siklis dan menggunakannya untuk memprediksi tahun-tahun kepanikan serta periode-periode yang menguntungkan untuk pertumbuhan modal.
๐ Periode A โ Tahun Panik: Ini adalah tahun-tahun ketika pasar mengalami volatilitas ekstrem, dengan pembelian atau penjualan saham yang tidak rasional, memicu lonjakan atau kejatuhan harga di luar ekspektasi rasional.
๐ Periode B โ Waktu yang Baik: Benner mengidentifikasi ini sebagai periode harga tinggi dan peluang optimal untuk menjual saham, sekuritas, dan aset dari segala jenis.
"Waktu terbaik untuk menjual aset" - perhatikan kata-kata ini dengan seksama. Ini menunjukkan bahwa ketika Periode B tiba ( di 2026), Anda seharusnya tidak mulai membeli; Anda seharusnya sudah menjual! Layak dipertimbangkan dengan cermat.
๐ Periode C โ Masa Sulit: Selama tahun-tahun ini, Benner merekomendasikan untuk membeli saham, komoditas, dan aset, menyimpannya hingga "ledakan" masa baik, lalu menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Fase akumulasi strategis ini mewakili persiapan untuk siklus berikutnya.
Memandang ke depan, siklus Benner menggambarkan transisi dari masa sulit dan harga rendah menuju pemulihan yang bertahap pada tahun 2024. Data pasar historis telah menunjukkan keselarasan yang luar biasa dengan pergerakan siklikal ini selama beberapa dekade.
Siklus Benner menunjukkan puncak pasar sekitar 2025, diikuti oleh koreksi di tahun-tahun berikutnya. Meski dinamika pasar terus berkembang, banyak analis teknis masih menemukan nilai dalam pola historis ini saat mengembangkan strategi investasi mereka.
โถ๏ธ Musim alternatif yang akan datang cocok dengan pola ini. Ini memberikan banyak bahan pemikiran, terutama bagi mereka yang belum memposisikan diri mereka dengan tepat.
Kinerja Historis dari Siklus Benner
Siklus Benner telah berhasil memprediksi sejumlah peristiwa pasar besar sepanjang sejarah, termasuk keruntuhan Wall Street 1929-1932, pecahnya gelembung dot-com awal 2000-an, dan aspek-aspek krisis keuangan 2007-2008. Pengamat pasar terus memantau pola-pola ini sebagai indikator potensial dari titik balik ekonomi.
Menurut data historis, saat ini kita sedang keluar dari fase siklus kepanikan, bergerak menuju apa yang bisa menjadi periode optimisme pasar yang diperbaharui sebelum titik transisi yang diprediksi antara siklus 2025-2026.
Pedagang yang memanfaatkan analisis teknis sering menggabungkan ritme pasar historis ini ke dalam kerangka investasi yang lebih luas, terutama saat menganalisis posisi pasar jangka panjang di berbagai kelas aset.