Ekonom utama JPMorgan, Bruce, memperingatkan bahwa ekonomi global berada di ambang resesi pada tahun 2025, yang berpotensi memicu krisis fiskal terburuk sejak 1968. Penurunan ekonomi ini diperkirakan akan berdampak mendalam pada rumah tangga dan bisnis di Amerika. Saat kita menghadapi proyeksi ekonomi yang sangat buruk ini, pertanyaan mendesak bagi para investor adalah apakah cryptocurrency seperti $BTC dan Ether dapat bertahan dari badai yang akan datang.
Resesi yang mengancam telah mengirimkan gelombang kejut melalui pasar keuangan, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang nasib investasi mereka. Kelas aset tradisional kemungkinan akan menghadapi tantangan yang signifikan, tetapi bagaimana dengan dunia mata uang digital? Bisakah mereka berfungsi sebagai tempat berlindung yang aman selama masa-masa yang tidak menentu ini?
Bitcoin, yang sering dijuluki sebagai "emas digital," telah menunjukkan ketahanan dalam penurunan ekonomi di masa lalu. Sifatnya yang terdesentralisasi dan pasokan tetap menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang ingin melindungi diri dari inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, sejarahnya yang relatif singkat berarti kita kekurangan data yang luas tentang bagaimana kinerjanya selama resesi global yang berkepanjangan.
Ethereum, di sisi lain, menawarkan proposisi nilai yang berbeda. Sebagai tulang punggung keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan berbagai aplikasi blockchain, utilitasnya melampaui sekadar penyimpanan nilai. Pertanyaannya tetap apakah utilitas ini akan diterjemahkan menjadi stabilitas harga atau pertumbuhan selama kesulitan ekonomi.
Investor harus mempertimbangkan dengan cermat toleransi risiko dan strategi investasi mereka sehubungan dengan prediksi ekonomi ini. Meskipun cryptocurrency mungkin menawarkan manfaat potensial, mereka juga memiliki risiko tersendiri, termasuk volatilitas tinggi dan ketidakpastian regulasi.
Saat kita menavigasi perairan yang tidak pasti ini, sangat penting untuk tetap terinformasi dan menyesuaikan strategi investasi sesuai kebutuhan. Tahun-tahun mendatang pasti akan menguji ketahanan baik aset tradisional maupun digital, yang berpotensi membentuk kembali lanskap keuangan seperti yang kita ketahui.
Disclaimer: Artikel ini berisi pendapat pihak ketiga. Ini bukan nasihat keuangan. Ini mungkin termasuk konten yang disponsori.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ekonom utama JPMorgan, Bruce, memperingatkan bahwa ekonomi global berada di ambang resesi pada tahun 2025, yang berpotensi memicu krisis fiskal terburuk sejak 1968. Penurunan ekonomi ini diperkirakan akan berdampak mendalam pada rumah tangga dan bisnis di Amerika. Saat kita menghadapi proyeksi ekonomi yang sangat buruk ini, pertanyaan mendesak bagi para investor adalah apakah cryptocurrency seperti $BTC dan Ether dapat bertahan dari badai yang akan datang.
Resesi yang mengancam telah mengirimkan gelombang kejut melalui pasar keuangan, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang nasib investasi mereka. Kelas aset tradisional kemungkinan akan menghadapi tantangan yang signifikan, tetapi bagaimana dengan dunia mata uang digital? Bisakah mereka berfungsi sebagai tempat berlindung yang aman selama masa-masa yang tidak menentu ini?
Bitcoin, yang sering dijuluki sebagai "emas digital," telah menunjukkan ketahanan dalam penurunan ekonomi di masa lalu. Sifatnya yang terdesentralisasi dan pasokan tetap menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang ingin melindungi diri dari inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, sejarahnya yang relatif singkat berarti kita kekurangan data yang luas tentang bagaimana kinerjanya selama resesi global yang berkepanjangan.
Ethereum, di sisi lain, menawarkan proposisi nilai yang berbeda. Sebagai tulang punggung keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan berbagai aplikasi blockchain, utilitasnya melampaui sekadar penyimpanan nilai. Pertanyaannya tetap apakah utilitas ini akan diterjemahkan menjadi stabilitas harga atau pertumbuhan selama kesulitan ekonomi.
Investor harus mempertimbangkan dengan cermat toleransi risiko dan strategi investasi mereka sehubungan dengan prediksi ekonomi ini. Meskipun cryptocurrency mungkin menawarkan manfaat potensial, mereka juga memiliki risiko tersendiri, termasuk volatilitas tinggi dan ketidakpastian regulasi.
Saat kita menavigasi perairan yang tidak pasti ini, sangat penting untuk tetap terinformasi dan menyesuaikan strategi investasi sesuai kebutuhan. Tahun-tahun mendatang pasti akan menguji ketahanan baik aset tradisional maupun digital, yang berpotensi membentuk kembali lanskap keuangan seperti yang kita ketahui.
Disclaimer: Artikel ini berisi pendapat pihak ketiga. Ini bukan nasihat keuangan. Ini mungkin termasuk konten yang disponsori.