Samuel Benner, seorang petani dari Ohio pada awal abad ke-19, mengembangkan metode revolusioner untuk memprediksi siklus ekonomi setelah menghadapi kebangkrutan selama kepanikan pasar tahun 1873. Rasa ingin tahunya untuk memahami mekanisme siklikal ekonomi membawanya untuk menulis "Tendencias y fases de los negocios" pada tahun 1875, di mana ia mendokumentasikan sebuah sistem yang telah terbukti efektif secara mengejutkan selama lebih dari 150 tahun.
Benner mengidentifikasi pola berulang di pasar keuangan yang muncul dalam tiga fase berbeda: tahun panik, masa-masa baik dan masa-masa sulit. Yang benar-benar mencolok adalah bagaimana sistem ini telah dengan tepat memprediksi peristiwa ekonomi penting seperti Depresi Besar tahun 1929, gelembung dot-com pada tahun 2000 dan krisis yang disebabkan oleh COVID-19 pada tahun 2020.
Tiga fase dari Siklus Benner dijelaskan secara detail
Tahun Kecemasan: Periode ini ditandai dengan volatilitas ekstrem di pasar keuangan. Selama fase-fase ini, investor bertindak dari perspektif jangka pendek, membuat keputusan beli atau jual berdasarkan reaksi emosional daripada analisis yang mendasar. Irrasionalitas kolektif ini menyebabkan fluktuasi drastis dalam harga aset, menciptakan risiko signifikan serta peluang luar biasa bagi mereka yang tahu cara menginterpretasikannya dengan benar.
Waktu Baik: Mewakili fase ekspansif dari siklus, di mana harga aset mencapai puncak historisnya. Benner mengidentifikasi periode ini sebagai momen optimal untuk melikuidasi posisi dan merealisasikan keuntungan. Selama interval ini, para investor dapat menjual aset mereka dengan harga premium sebelum fase berikutnya dari siklus dimulai. Namun, periode yang menguntungkan ini memiliki durasi yang terbatas dan pada akhirnya memberikan jalan ke fase siklus lainnya.
Waktu Sulit: Berbeda dengan fase sebelumnya, periode ini menawarkan peluang luar biasa untuk mengakumulasi aset dengan harga diskon. Strategi yang disarankan selama fase ini adalah membeli saham, komoditas, dan aset-aset lain yang undervalue, menyimpannya dalam portofolio hingga siklus bergerak menuju "Waktu Baik", saat mereka dapat dijual dengan keuntungan yang substansial.
Dasar ilmiah di balik Siklus Benner
Kecemerlangan Benner terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan pengetahuan pertaniannya dengan siklus ekonomi. Sebagai petani berpengalaman, ia memahami bahwa siklus musiman secara langsung mempengaruhi produktivitas tanaman, mengubah hubungan antara penawaran dan permintaan, yang pada akhirnya tercermin dalam harga pasar.
Dalam penelitiannya, Benner menemukan siklus 11 tahun dalam harga jagung dan babi, dengan puncak harga setiap 5-6 tahun. Menariknya, siklus-siklus ini bertepatan dengan siklus matahari 11 tahun, yang menunjukkan adanya korelasi antara fenomena astronomi dan perilaku pasar. Benner berpendapat bahwa siklus matahari ini mempengaruhi langsung produktivitas pertanian, yang kemudian mempengaruhi pendapatan, dinamika penawaran dan permintaan, dan pada akhirnya harga pasar.
Selain itu, ia mengidentifikasi siklus 27 tahun dalam harga besi, di mana titik terendah terjadi setiap 11, 9, dan 7 tahun, sementara titik tertinggi muncul setiap 8, 9, dan 10 tahun. Urutan ini telah menunjukkan konsistensi yang luar biasa selama lebih dari satu abad aktivitas ekonomi.
Penerapan Siklus Benner dalam konteks saat ini
Studi tentang siklus sejarah pasar menyediakan alat berharga untuk menginterpretasikan kondisi ekonomi saat ini. Menurut analisis berbasis Siklus Benner, kita saat ini berada dalam fase "masa sulit", yang ditandai oleh penurunan harga berbagai aset.
Sesuai dengan proyeksi siklus, beberapa analis menyarankan bahwa kita mungkin mendekati puncak pasar pada tahun 2025, diikuti oleh kemungkinan koreksi atau resesi di tahun-tahun berikutnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa konsensus tentang ketepatan prediksi ini tidak bulat di antara para ahli keuangan kontemporer.
Memahami siklus ini dapat memberikan keunggulan strategis bagi investor yang ingin mengoptimalkan keputusan beli dan jual mereka berdasarkan pola historis yang terbukti. Metodologi Benner, dengan rekam jejak akurat yang mengesankan sepanjang generasi, tetap menjadi alat analisis yang dihargai oleh banyak pelaku pasar saat ini.
Investor yang bijak menggabungkan pengetahuan tentang siklus sejarah ini dengan analisis teknis dan fundamental modern untuk mengembangkan strategi investasi yang lebih tangguh dan disesuaikan dengan kondisi unik pasar saat ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Siklus Benner: Metode seratus tahun yang memprediksi pergerakan pasar dengan akurasi yang menakjubkan
Warisan prediksi ekonomi yang melampaui generasi
Samuel Benner, seorang petani dari Ohio pada awal abad ke-19, mengembangkan metode revolusioner untuk memprediksi siklus ekonomi setelah menghadapi kebangkrutan selama kepanikan pasar tahun 1873. Rasa ingin tahunya untuk memahami mekanisme siklikal ekonomi membawanya untuk menulis "Tendencias y fases de los negocios" pada tahun 1875, di mana ia mendokumentasikan sebuah sistem yang telah terbukti efektif secara mengejutkan selama lebih dari 150 tahun.
Benner mengidentifikasi pola berulang di pasar keuangan yang muncul dalam tiga fase berbeda: tahun panik, masa-masa baik dan masa-masa sulit. Yang benar-benar mencolok adalah bagaimana sistem ini telah dengan tepat memprediksi peristiwa ekonomi penting seperti Depresi Besar tahun 1929, gelembung dot-com pada tahun 2000 dan krisis yang disebabkan oleh COVID-19 pada tahun 2020.
Tiga fase dari Siklus Benner dijelaskan secara detail
Tahun Kecemasan: Periode ini ditandai dengan volatilitas ekstrem di pasar keuangan. Selama fase-fase ini, investor bertindak dari perspektif jangka pendek, membuat keputusan beli atau jual berdasarkan reaksi emosional daripada analisis yang mendasar. Irrasionalitas kolektif ini menyebabkan fluktuasi drastis dalam harga aset, menciptakan risiko signifikan serta peluang luar biasa bagi mereka yang tahu cara menginterpretasikannya dengan benar.
Waktu Baik: Mewakili fase ekspansif dari siklus, di mana harga aset mencapai puncak historisnya. Benner mengidentifikasi periode ini sebagai momen optimal untuk melikuidasi posisi dan merealisasikan keuntungan. Selama interval ini, para investor dapat menjual aset mereka dengan harga premium sebelum fase berikutnya dari siklus dimulai. Namun, periode yang menguntungkan ini memiliki durasi yang terbatas dan pada akhirnya memberikan jalan ke fase siklus lainnya.
Waktu Sulit: Berbeda dengan fase sebelumnya, periode ini menawarkan peluang luar biasa untuk mengakumulasi aset dengan harga diskon. Strategi yang disarankan selama fase ini adalah membeli saham, komoditas, dan aset-aset lain yang undervalue, menyimpannya dalam portofolio hingga siklus bergerak menuju "Waktu Baik", saat mereka dapat dijual dengan keuntungan yang substansial.
Dasar ilmiah di balik Siklus Benner
Kecemerlangan Benner terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan pengetahuan pertaniannya dengan siklus ekonomi. Sebagai petani berpengalaman, ia memahami bahwa siklus musiman secara langsung mempengaruhi produktivitas tanaman, mengubah hubungan antara penawaran dan permintaan, yang pada akhirnya tercermin dalam harga pasar.
Dalam penelitiannya, Benner menemukan siklus 11 tahun dalam harga jagung dan babi, dengan puncak harga setiap 5-6 tahun. Menariknya, siklus-siklus ini bertepatan dengan siklus matahari 11 tahun, yang menunjukkan adanya korelasi antara fenomena astronomi dan perilaku pasar. Benner berpendapat bahwa siklus matahari ini mempengaruhi langsung produktivitas pertanian, yang kemudian mempengaruhi pendapatan, dinamika penawaran dan permintaan, dan pada akhirnya harga pasar.
Selain itu, ia mengidentifikasi siklus 27 tahun dalam harga besi, di mana titik terendah terjadi setiap 11, 9, dan 7 tahun, sementara titik tertinggi muncul setiap 8, 9, dan 10 tahun. Urutan ini telah menunjukkan konsistensi yang luar biasa selama lebih dari satu abad aktivitas ekonomi.
Penerapan Siklus Benner dalam konteks saat ini
Studi tentang siklus sejarah pasar menyediakan alat berharga untuk menginterpretasikan kondisi ekonomi saat ini. Menurut analisis berbasis Siklus Benner, kita saat ini berada dalam fase "masa sulit", yang ditandai oleh penurunan harga berbagai aset.
Sesuai dengan proyeksi siklus, beberapa analis menyarankan bahwa kita mungkin mendekati puncak pasar pada tahun 2025, diikuti oleh kemungkinan koreksi atau resesi di tahun-tahun berikutnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa konsensus tentang ketepatan prediksi ini tidak bulat di antara para ahli keuangan kontemporer.
Memahami siklus ini dapat memberikan keunggulan strategis bagi investor yang ingin mengoptimalkan keputusan beli dan jual mereka berdasarkan pola historis yang terbukti. Metodologi Benner, dengan rekam jejak akurat yang mengesankan sepanjang generasi, tetap menjadi alat analisis yang dihargai oleh banyak pelaku pasar saat ini.
Investor yang bijak menggabungkan pengetahuan tentang siklus sejarah ini dengan analisis teknis dan fundamental modern untuk mengembangkan strategi investasi yang lebih tangguh dan disesuaikan dengan kondisi unik pasar saat ini.