Dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan dan gelombang digital, Amerika Serikat sedang mengalami revolusi infrastruktur yang tenang. Survei terbaru menunjukkan bahwa jumlah pusat data besar di seluruh AS telah meningkat hampir 300% dalam 15 tahun terakhir, saat ini mencapai 1240, dengan rata-rata dua pusat data baru dibangun setiap minggu.
Di balik pertumbuhan yang mencengangkan ini, tersembunyi hasrat raksasa teknologi terhadap kemampuan pemrosesan data. Namun, fasilitas-fasilitas yang dianggap sebagai mesin penggerak perkembangan AI ini telah lama kurang dikenal karena melibatkan rahasia bisnis. Hingga baru-baru ini, sekelompok jurnalis investigasi dengan menganalisis catatan permohonan generator cadangan, untuk pertama kalinya menggambarkan keseluruhan gambaran pusat data di Amerika Serikat.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa benteng digital modern ini terutama terletak di negara bagian Virginia dan Arizona. Mereka bukan hanya menjadi pusat operasi internet, tetapi juga merupakan fasilitas kunci untuk menyimpan data besar yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, seiring dengan lonjakan jumlah pusat data, konsumsi energi dan sumber daya air yang besar yang diperlukan juga menimbulkan tantangan lingkungan yang serius.
Sebuah pusat data besar dapat mengkonsumsi lebih dari 2 terawatt-jam per tahun, setara dengan konsumsi listrik tahunan dari 200.000 rumah tangga. Yang lebih mengkhawatirkan, lebih dari 40% pusat data berada di daerah yang kekurangan sumber daya air, tetapi masih menggunakan air minum yang berharga untuk pendinginan. Model operasional yang padat sumber daya ini memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada lingkungan dan infrastruktur setempat.
Menghadapi tantangan ini, beberapa daerah telah mulai mengambil tindakan dengan menunda rencana energi bersih untuk memenuhi kebutuhan listrik pusat data. Namun, pertimbangan ini juga memicu diskusi mendalam tentang keseimbangan antara keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi digital.
Dengan pusat data terus berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, menemukan titik keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan melindungi sumber daya lingkungan akan menjadi isu penting yang dihadapi oleh pembuat kebijakan, perusahaan teknologi, dan aktivis lingkungan. Revolusi tak terlihat yang mengelilingi pusat data ini bukan hanya menyangkut perkembangan teknologi, tetapi juga melibatkan bagaimana kita membentuk masa depan digital yang berkelanjutan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan dan gelombang digital, Amerika Serikat sedang mengalami revolusi infrastruktur yang tenang. Survei terbaru menunjukkan bahwa jumlah pusat data besar di seluruh AS telah meningkat hampir 300% dalam 15 tahun terakhir, saat ini mencapai 1240, dengan rata-rata dua pusat data baru dibangun setiap minggu.
Di balik pertumbuhan yang mencengangkan ini, tersembunyi hasrat raksasa teknologi terhadap kemampuan pemrosesan data. Namun, fasilitas-fasilitas yang dianggap sebagai mesin penggerak perkembangan AI ini telah lama kurang dikenal karena melibatkan rahasia bisnis. Hingga baru-baru ini, sekelompok jurnalis investigasi dengan menganalisis catatan permohonan generator cadangan, untuk pertama kalinya menggambarkan keseluruhan gambaran pusat data di Amerika Serikat.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa benteng digital modern ini terutama terletak di negara bagian Virginia dan Arizona. Mereka bukan hanya menjadi pusat operasi internet, tetapi juga merupakan fasilitas kunci untuk menyimpan data besar yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, seiring dengan lonjakan jumlah pusat data, konsumsi energi dan sumber daya air yang besar yang diperlukan juga menimbulkan tantangan lingkungan yang serius.
Sebuah pusat data besar dapat mengkonsumsi lebih dari 2 terawatt-jam per tahun, setara dengan konsumsi listrik tahunan dari 200.000 rumah tangga. Yang lebih mengkhawatirkan, lebih dari 40% pusat data berada di daerah yang kekurangan sumber daya air, tetapi masih menggunakan air minum yang berharga untuk pendinginan. Model operasional yang padat sumber daya ini memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada lingkungan dan infrastruktur setempat.
Menghadapi tantangan ini, beberapa daerah telah mulai mengambil tindakan dengan menunda rencana energi bersih untuk memenuhi kebutuhan listrik pusat data. Namun, pertimbangan ini juga memicu diskusi mendalam tentang keseimbangan antara keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi digital.
Dengan pusat data terus berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, menemukan titik keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan melindungi sumber daya lingkungan akan menjadi isu penting yang dihadapi oleh pembuat kebijakan, perusahaan teknologi, dan aktivis lingkungan. Revolusi tak terlihat yang mengelilingi pusat data ini bukan hanya menyangkut perkembangan teknologi, tetapi juga melibatkan bagaimana kita membentuk masa depan digital yang berkelanjutan.