Baru-baru ini, seseorang bertanya kepada saya tentang pendapat saya mengenai token SOMI. Setelah melakukan penelitian mendalam, saya menemukan bahwa daya saing inti token ini tidak hanya terletak pada satu konsep, tetapi dibangun di atas tiga dimensi "teknologi, model ekonomi, dan ekosistem."

Sebagai bahan bakar inti dari blockchain Somnia, nilai SOMI sangat terkait dengan tingkat aktivitas seluruh jaringan. Dari sudut pandang model ekonomi, SOMI mengadopsi desain deflasi yang unik: 50% biaya dari setiap transaksi akan dihancurkan, sementara total pasokan dibatasi pada 1 miliar koin. Desain ini mirip dengan pendekatan Ethereum yang menerapkan deflasi melalui EIP-1559, tetapi solusi SOMI lebih langsung dan jelas.

Saat ini, ekosistem Somnia telah menarik lebih dari 70 proyek, mencakup berbagai bidang seperti kecerdasan buatan, permainan, dan keuangan terdesentralisasi. Perlu dicatat bahwa Google Cloud juga berpartisipasi sebagai validator dalam pemeliharaan jaringan, semua ini membantu meningkatkan nilai aplikasi praktis SOMI.

Sebagai token yang baru muncul, fluktuasi harga jangka pendek SOMI adalah hal yang normal, dan investor tidak perlu terlalu khawatir. Kuncinya adalah apakah SOMI dapat terus menarik pengembang dan pengguna untuk berpartisipasi. Dibandingkan dengan token Layer 1 lainnya yang fokus pada skenario umum, keunikan SOMI terletak pada penargetan yang tepat pada aplikasi konsumen waktu nyata. Strategi diferensiasi ini, ditambah dengan kerjasama ekosistemnya yang terus berkembang, jika dapat terus diimplementasikan dan berkembang, SOMI memiliki potensi untuk mendapatkan tempat di bidang blockchain publik yang sangat kompetitif.

Namun, kita juga harus melihatnya dengan rasional. Setiap investasi memiliki risiko, perkembangan masa depan SOMI masih memerlukan pengujian waktu. Investor harus mempertimbangkan secara menyeluruh lingkungan pasar, tren perkembangan teknologi, serta kemampuan menanggung risiko pribadi saat membuat keputusan.