Di dunia internet saat ini, berbagai platform mengklaim akan mendukung konten yang dihasilkan pengguna (UGC) dan memberdayakan pencipta. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Di era Web2, pencipta sebenarnya dikendalikan oleh platform. Bahkan jika konten Anda mencapai kesuksesan besar, platform akan mendapatkan keuntungan yang besar, sementara Anda hanya mendapatkan sedikit keuntungan setelah didistribusikan melalui algoritme yang rumit. Yang lebih buruk, akun Anda, basis penggemar, dan semua usaha yang telah Anda bangun berada di atas identifikasi terpusat yang dapat diblokir atau dibatasi kapan saja.

Munculnya Web3 pernah memberikan harapan bagi para kreator. Mereka dengan gembira percaya bahwa akhirnya mereka dapat mengendalikan data mereka sendiri, menciptakan token non-fungible (NFT) mereka sendiri, dan membangun komunitas yang independen. Namun, segera saja, tantangan baru muncul—biaya Gas yang tinggi dan masalah kemacetan jaringan.

Bayangkan, Anda adalah seorang pemodel 3D yang berbakat, yang telah merancang kursi indah yang cocok untuk dunia virtual. Anda ingin mencetaknya sebagai NFT, sehingga semua pemain dapat menggunakannya di rumah virtual mereka. Namun, Anda terkejut menemukan bahwa biaya Gas hanya untuk mencetak dan mendaftarkannya bisa melebihi nilai kursi itu sendiri. Belum lagi, ketika seorang pemain ingin membelinya, mereka juga harus membayar biaya Gas tambahan yang tinggi. Proses ini tidak hanya mahal, tetapi juga sangat mempengaruhi pengalaman pengguna.

Dalam hal ini, apa yang disebut sebagai 'ekonomi kreator' sebenarnya telah berevolusi menjadi 'permainan paus'. Hanya karya seni blue-chip yang memiliki nilai tinggi dan tingkat konsensus tinggi yang dapat diperdagangkan dalam lingkungan yang sangat tinggi gesekan ini. Dan ruang hidup untuk sejumlah besar konten UGC kecil yang membentuk dasar dunia—seperti sebuah kursi biasa, sebuah kaos, sebuah musik latar, atau skrip AI kustom—sedang tertekan tanpa batas.

Kondisi ini membuat dunia Web3 sulit untuk membentuk ekosistem konten yang kaya, beragam, dan dinamis. Jika masalah dasar ini tidak dapat diselesaikan, Web3 akan sulit untuk mencapai tujuannya dalam memberdayakan kreator dan mempromosikan desentralisasi. Kita perlu mencari solusi baru, menurunkan hambatan partisipasi, dan mengoptimalkan pengalaman pengguna agar benar-benar dapat melepaskan potensi Web3, memberikan lingkungan kreatif yang adil dan bebas bagi para kreator.