1. Tidak mengerti membeli sembarangan: Menganggap trading saham seperti menebak naik turunnya, tidak mempelajari bisnis perusahaan, profit bersih, dan fundamental lainnya, hanya mendengarkan berita dan melihat sensasi lalu berinvestasi besar-besaran, seperti membeli sayuran tanpa melihat timbangan, mudah terkena masalah.
2. Perdagangan emosi: Serakah membeli saat naik, panik menjual saat turun, sering "membeli di puncak, menjual di dasar", terjerat dalam fluktuasi jangka pendek, pada dasarnya adalah sikap perjudian.
3. Operasi tanpa disiplin: Mengandalkan "guru yang memberikan sinyal" dan "kode keberuntungan" untuk pengambilan keputusan, sering melakukan transaksi (biaya transaksi besar), tanpa aturan jelas untuk mengambil keuntungan dan menghentikan kerugian, lebih sembarangan daripada membeli sayur.
Dua, tiga kebenaran bagi investor ritel untuk keluar dari kebuntuan
• Pahami sebelum membeli: Luangkan waktu untuk mempelajari laporan keuangan dasar, pahami laba bersih, margin kotor, dan bedakan apakah perusahaan "benar-benar menghasilkan uang" atau "hanya bermain konsep".
• Tetapkan aturan: buat disiplin yang jelas, seperti "jual rugi jika turun 10%, ambil untung setengah jika naik 20%", untuk menghindari tindakan yang dipengaruhi emosi.
• Diversifikasi risiko: Jangan menempatkan semua dana pada satu saham, 100 ribu dapat dibagi ke 3-4 saham untuk mengurangi dampak dari satu saham yang merugikan.
Catatan: Pasar saham memiliki risiko, investasi harus rasional. Tinggalkan sikap "kaya mendadak dalam semalam", bedakan antara "investasi" dan "perjudian", agar bisa bertahan dalam jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Investor ritel hindari jebakan 3 inti: hentikan 3 kebiasaan, jangan jadi "suckers"
Satu, hindari 3 kebiasaan mematikan
1. Tidak mengerti membeli sembarangan: Menganggap trading saham seperti menebak naik turunnya, tidak mempelajari bisnis perusahaan, profit bersih, dan fundamental lainnya, hanya mendengarkan berita dan melihat sensasi lalu berinvestasi besar-besaran, seperti membeli sayuran tanpa melihat timbangan, mudah terkena masalah.
2. Perdagangan emosi: Serakah membeli saat naik, panik menjual saat turun, sering "membeli di puncak, menjual di dasar", terjerat dalam fluktuasi jangka pendek, pada dasarnya adalah sikap perjudian.
3. Operasi tanpa disiplin: Mengandalkan "guru yang memberikan sinyal" dan "kode keberuntungan" untuk pengambilan keputusan, sering melakukan transaksi (biaya transaksi besar), tanpa aturan jelas untuk mengambil keuntungan dan menghentikan kerugian, lebih sembarangan daripada membeli sayur.
Dua, tiga kebenaran bagi investor ritel untuk keluar dari kebuntuan
• Pahami sebelum membeli: Luangkan waktu untuk mempelajari laporan keuangan dasar, pahami laba bersih, margin kotor, dan bedakan apakah perusahaan "benar-benar menghasilkan uang" atau "hanya bermain konsep".
• Tetapkan aturan: buat disiplin yang jelas, seperti "jual rugi jika turun 10%, ambil untung setengah jika naik 20%", untuk menghindari tindakan yang dipengaruhi emosi.
• Diversifikasi risiko: Jangan menempatkan semua dana pada satu saham, 100 ribu dapat dibagi ke 3-4 saham untuk mengurangi dampak dari satu saham yang merugikan.
Catatan: Pasar saham memiliki risiko, investasi harus rasional. Tinggalkan sikap "kaya mendadak dalam semalam", bedakan antara "investasi" dan "perjudian", agar bisa bertahan dalam jangka panjang.