Narasi inti dari Bitcoin terletak pada karakteristiknya yang terdesentralisasi dan tahan sensor, dianggap sebagai emas digital dan simbol keuangan bebas. Konsep ini telah melampaui beberapa siklus pasar bull dan bear serta mendapatkan pengakuan global. Sebaliknya, cerita XRP berfokus pada pembayaran lintas batas dan koneksi dengan lembaga keuangan tradisional. Meskipun memiliki aplikasi komersial praktis, XRP tidak memiliki kepercayaan dan konsensus global yang dimiliki Bitcoin.
Bitcoin menggunakan mekanisme Proof of Work (PoW) yang sangat terdesentralisasi untuk memastikan keamanan dan otonomi jaringan. XRP, di sisi lain, menggunakan mekanisme konsensus Unique Node List (UNL), di mana node sebagian besar direkomendasikan oleh Ripple Labs, dengan lebih dari 80% dari node validasi berasal dari sumber resmi, yang mengakibatkan tingkat desentralisasi yang relatif lebih rendah. Ini menciptakan perbedaan yang signifikan dalam hal teknologi dan tata kelola.
Komunitas Bitcoin sebagian besar terdiri dari pengguna yang mengejar kebebasan finansial dan anti-otoritarianisme, memandang BTC sebagai simbol keyakinan. Sebaliknya, pemegang XRP cenderung lebih pragmatis, berharap adopsi Ripple oleh bank dapat mendorong harga naik. Perbedaan budaya antara kedua komunitas ini signifikan, membuatnya sulit untuk menetapkan status aset konsensus global yang setara.
Jika XRP dapat memperluas pangsa pasarnya di bidang penyelesaian lintas batas dan menjadi jembatan antara keuangan tradisional dan DeFi, diharapkan masih dapat menduduki posisi penting dalam ekosistem keuangan kripto. Namun, jika ada harapan bagi XRP untuk menjadi aset dengan konsensus dan keyakinan global seperti Bitcoin, ia menghadapi tantangan yang signifikan.
Narasi inti dari Bitcoin terletak pada karakteristiknya yang terdesentralisasi dan tahan sensor, dianggap sebagai emas digital dan simbol keuangan bebas. Konsep ini telah melampaui beberapa siklus pasar bull dan bear serta mendapatkan pengakuan global. Sebaliknya, cerita XRP berfokus pada pembayaran lintas batas dan koneksi dengan lembaga keuangan tradisional. Meskipun memiliki aplikasi komersial praktis, XRP tidak memiliki kepercayaan dan konsensus global yang dimiliki Bitcoin.
Bitcoin menggunakan mekanisme Proof of Work (PoW) yang sangat terdesentralisasi untuk memastikan keamanan dan otonomi jaringan. XRP, di sisi lain, menggunakan mekanisme konsensus Unique Node List (UNL), di mana node sebagian besar direkomendasikan oleh Ripple Labs, dengan lebih dari 80% dari node validasi berasal dari sumber resmi, yang mengakibatkan tingkat desentralisasi yang relatif lebih rendah. Ini menciptakan perbedaan yang signifikan dalam hal teknologi dan tata kelola.
Komunitas Bitcoin sebagian besar terdiri dari pengguna yang mengejar kebebasan finansial dan anti-otoritarianisme, memandang BTC sebagai simbol keyakinan. Sebaliknya, pemegang XRP cenderung lebih pragmatis, berharap adopsi Ripple oleh bank dapat mendorong harga naik. Perbedaan budaya antara kedua komunitas ini signifikan, membuatnya sulit untuk menetapkan status aset konsensus global yang setara.
Jika XRP dapat memperluas pangsa pasarnya di bidang penyelesaian lintas batas dan menjadi jembatan antara keuangan tradisional dan DeFi, diharapkan masih dapat menduduki posisi penting dalam ekosistem keuangan kripto. Namun, jika ada harapan bagi XRP untuk menjadi aset dengan konsensus dan keyakinan global seperti Bitcoin, ia menghadapi tantangan yang signifikan.