Pada bulan Juni 2025, ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat secara dramatis, dan konflik militer antara Israel dan Iran memburuk dengan cepat. Pada dini hari tanggal 13 Juni, militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas nuklir, sistem pertahanan udara, dan pusat komando militer di dalam Iran, mengklaim bahwa ini adalah "serangan pencegahan". Operasi ini melukai pangkalan udara Tabriz dengan parah, menyebabkan sejumlah jenderal senior militer Iran tewas.
Sebagai tanggapan, Iran dengan cepat melancarkan serangan balik, menembakkan hampir seratus rudal dan beberapa drone ke wilayah Israel, dan beberapa kota seperti Tel Aviv diserang. Pihak Israel melaporkan bahwa sebagian besar rudal yang masuk berhasil dicegat, tetapi 63 warga sipil masih terluka dalam serangan itu. Para pemimpin kedua belah pihak kemudian mengeluarkan pernyataan yang kuat, dan situasi semakin meningkat. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Ali Khamenei membuat pidato yang mengancam untuk "sepenuhnya melenyapkan rezim Israel," sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela tindakan militer tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah itu adalah untuk menghilangkan ancaman nuklir dari Iran.
Konflik ini segera memicu perhatian luas dari masyarakat internasional, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat konsultasi darurat. Rusia dan Prancis menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dan mencegah situasi semakin memburuk. Perlu dicatat bahwa meskipun pemerintah AS membantah keterlibatan langsung dalam tindakan militer ini, berbagai analisis berpendapat bahwa pihak AS memiliki sikap diam terhadap tindakan Israel.
Konfrontasi militer ini telah memberikan dampak yang jelas pada ekonomi global, dengan harga minyak internasional melonjak 8% pada hari meletusnya konflik. Analis memperingatkan bahwa jika konflik terus meningkat, situasi di Timur Tengah bisa sepenuhnya tidak terkendali, dan rantai pasokan global serta pasar keuangan akan menghadapi tantangan serius. Memburuknya situasi keamanan regional juga telah menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat internasional terhadap keamanan energi dan stabilitas geopolitik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
22 Suka
Hadiah
22
5
Bagikan
Komentar
0/400
TopEscapeArtist
· 06-17 00:46
Risiko geopolitis dilikuidasi
Lihat AsliBalas0
NullWhisperer
· 06-14 22:41
Zona risiko tinggi terdeteksi
Lihat AsliBalas0
OnchainDetective
· 06-14 01:46
Kewaspadaan tinggi terhadap anomali dana
Lihat AsliBalas0
BridgeNomad
· 06-14 01:45
Jalur risiko diaktifkan, guncangan pasar akan segera terjadi.
Pada bulan Juni 2025, ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat secara dramatis, dan konflik militer antara Israel dan Iran memburuk dengan cepat. Pada dini hari tanggal 13 Juni, militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas nuklir, sistem pertahanan udara, dan pusat komando militer di dalam Iran, mengklaim bahwa ini adalah "serangan pencegahan". Operasi ini melukai pangkalan udara Tabriz dengan parah, menyebabkan sejumlah jenderal senior militer Iran tewas.
Sebagai tanggapan, Iran dengan cepat melancarkan serangan balik, menembakkan hampir seratus rudal dan beberapa drone ke wilayah Israel, dan beberapa kota seperti Tel Aviv diserang. Pihak Israel melaporkan bahwa sebagian besar rudal yang masuk berhasil dicegat, tetapi 63 warga sipil masih terluka dalam serangan itu. Para pemimpin kedua belah pihak kemudian mengeluarkan pernyataan yang kuat, dan situasi semakin meningkat. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Ali Khamenei membuat pidato yang mengancam untuk "sepenuhnya melenyapkan rezim Israel," sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela tindakan militer tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah itu adalah untuk menghilangkan ancaman nuklir dari Iran.
Konflik ini segera memicu perhatian luas dari masyarakat internasional, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat konsultasi darurat. Rusia dan Prancis menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dan mencegah situasi semakin memburuk. Perlu dicatat bahwa meskipun pemerintah AS membantah keterlibatan langsung dalam tindakan militer ini, berbagai analisis berpendapat bahwa pihak AS memiliki sikap diam terhadap tindakan Israel.
Konfrontasi militer ini telah memberikan dampak yang jelas pada ekonomi global, dengan harga minyak internasional melonjak 8% pada hari meletusnya konflik. Analis memperingatkan bahwa jika konflik terus meningkat, situasi di Timur Tengah bisa sepenuhnya tidak terkendali, dan rantai pasokan global serta pasar keuangan akan menghadapi tantangan serius. Memburuknya situasi keamanan regional juga telah menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat internasional terhadap keamanan energi dan stabilitas geopolitik.