Meskipun di pasar Aset Kripto yang berubah-ubah saat ini, kebijaksanaan maestro investasi Wall Street, Benjamin Graham, tetap bersinar. Prinsip-prinsip inti dalam karya klasiknya "The Intelligent Investor" juga berlaku di bidang aset digital. Mari kita selami wawasan-wawasan ini.
Prinsip utama adalah manajemen risiko. Di pasar Aset Kripto, volatilitas sangat ekstrem, penurunan tahunan Bitcoin sebesar 50% dianggap sebagai hal yang biasa, sementara koin kecil bahkan lebih tidak menentu. Menghadapi ketidakpastian seperti itu, investor harus bertindak dengan hati-hati, menghindari menginvestasikan seluruh dana ke dalam satu aset.
Sebuah alokasi portofolio yang wajar mungkin adalah: koin utama (seperti Bitcoin, Ethereum) menyumbang 70%, proyek dengan potensi pengembangan menyumbang 20%, dan aset spekulatif berisiko tinggi tidak lebih dari 10%. Sebelum setiap keputusan investasi, harus dilakukan penilaian diri: jika nilai aset terjun bebas, apakah kita bisa menerima dengan tenang?
Graham membagi investor menjadi defensif dan agresif. Di bidang aset kripto, investor defensif mungkin lebih cenderung untuk berinvestasi secara berkala pada koin mainstream, dan menyimpannya di dompet dingin; sementara investor agresif mungkin akan mempelajari rantai publik yang muncul, keuangan terdesentralisasi (DeFi), atau tokenisasi aset fisik (RWA). Namun, terlepas dari jenisnya, mereka harus bertindak dalam batas kemampuan mereka, menghindari kerugian besar akibat persiapan yang tidak memadai.
Konsep margin keamanan juga berlaku untuk investasi Aset Kripto. Ini berarti investor perlu melakukan penelitian mendalam tentang nilai proyek, menghindari masuk pada saat valuasi tinggi. Untuk berbagai jenis aset kripto, logika valuasi juga berbeda. Misalnya, nilai Bitcoin terutama berasal dari kelangkaannya dan konsensus komunitas, sementara Ethereum lebih bergantung pada pengembangan ekosistemnya dan permintaan aplikasi yang nyata.
Secara keseluruhan, baik dalam keuangan tradisional maupun pasar Aset Kripto yang muncul, sikap investasi yang hati-hati, rasional, dan terus belajar selalu menjadi kunci kesuksesan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ApeWithAPlan
· 21jam yang lalu
Maharaja benar, tetapi saya telah melakukan semua pada btc.
Lihat AsliBalas0
OffchainWinner
· 09-10 11:50
Apa? Hanya bisa membicarakan hal-hal klise ini.
Lihat AsliBalas0
AlgoAlchemist
· 09-10 11:49
Ah, setelah bermain DeFi selama setahun, mulai berbicara tentang filosofi.
Lihat AsliBalas0
StrawberryIce
· 09-10 11:33
Apakah Graham masih bisa mengatur ini?
Lihat AsliBalas0
MevWhisperer
· 09-10 11:33
Kasus klasik semua koin kecil masuk tanpa berpikir
Meskipun di pasar Aset Kripto yang berubah-ubah saat ini, kebijaksanaan maestro investasi Wall Street, Benjamin Graham, tetap bersinar. Prinsip-prinsip inti dalam karya klasiknya "The Intelligent Investor" juga berlaku di bidang aset digital. Mari kita selami wawasan-wawasan ini.
Prinsip utama adalah manajemen risiko. Di pasar Aset Kripto, volatilitas sangat ekstrem, penurunan tahunan Bitcoin sebesar 50% dianggap sebagai hal yang biasa, sementara koin kecil bahkan lebih tidak menentu. Menghadapi ketidakpastian seperti itu, investor harus bertindak dengan hati-hati, menghindari menginvestasikan seluruh dana ke dalam satu aset.
Sebuah alokasi portofolio yang wajar mungkin adalah: koin utama (seperti Bitcoin, Ethereum) menyumbang 70%, proyek dengan potensi pengembangan menyumbang 20%, dan aset spekulatif berisiko tinggi tidak lebih dari 10%. Sebelum setiap keputusan investasi, harus dilakukan penilaian diri: jika nilai aset terjun bebas, apakah kita bisa menerima dengan tenang?
Graham membagi investor menjadi defensif dan agresif. Di bidang aset kripto, investor defensif mungkin lebih cenderung untuk berinvestasi secara berkala pada koin mainstream, dan menyimpannya di dompet dingin; sementara investor agresif mungkin akan mempelajari rantai publik yang muncul, keuangan terdesentralisasi (DeFi), atau tokenisasi aset fisik (RWA). Namun, terlepas dari jenisnya, mereka harus bertindak dalam batas kemampuan mereka, menghindari kerugian besar akibat persiapan yang tidak memadai.
Konsep margin keamanan juga berlaku untuk investasi Aset Kripto. Ini berarti investor perlu melakukan penelitian mendalam tentang nilai proyek, menghindari masuk pada saat valuasi tinggi. Untuk berbagai jenis aset kripto, logika valuasi juga berbeda. Misalnya, nilai Bitcoin terutama berasal dari kelangkaannya dan konsensus komunitas, sementara Ethereum lebih bergantung pada pengembangan ekosistemnya dan permintaan aplikasi yang nyata.
Secara keseluruhan, baik dalam keuangan tradisional maupun pasar Aset Kripto yang muncul, sikap investasi yang hati-hati, rasional, dan terus belajar selalu menjadi kunci kesuksesan.