Koin LIBRA Argentina Menggemparkan Industri Crypto: Skandal, Kerugian, dan Ancaman Pemakzulan
Industri crypto kembali diguncang setelah Presiden Argentina, Javier Milei, diduga terlibat dalam promosi mata uang kripto bernama LIBRA ($LIBRA). Token ini sempat mengalami lonjakan harga yang signifikan sebelum akhirnya anjlok, menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar.
Awal Mula LIBRA dan Keterlibatan Milei
LIBRA, yang dikembangkan oleh tim di balik KIP Protocol dan penasihat Hayden Mark Davis, awalnya dipasarkan sebagai token berbasis Solana yang bertujuan untuk mendukung startup dan usaha kecil di Argentina. Popularitasnya meroket ketika Presiden Milei mempromosikan token ini melalui media sosial, menyebutnya sebagai proyek yang dapat "mendorong pertumbuhan ekonomi Argentina."
Tak lama setelah dukungan tersebut, harga LIBRA melonjak drastis hingga mencapai kapitalisasi pasar miliaran dolar. Namun, hanya dalam hitungan jam, nilai token ini anjlok lebih dari 90%, memicu tuduhan bahwa proyek ini adalah bagian dari skema “pump-and-dump.”
Dugaan Skema Penipuan dan Reaksi Publik
Beberapa analis crypto menyebut bahwa runtuhnya LIBRA mirip dengan skema “rug pull,” di mana pengembang atau pihak dalam menjual aset mereka saat harga mencapai puncaknya, meninggalkan investor ritel dalam kerugian. Para politisi oposisi dan pakar ekonomi menilai bahwa tindakan Milei dalam mempromosikan LIBRA tanpa penelitian yang cukup bisa dianggap sebagai penipuan yang merugikan publik.
Di tengah tekanan yang semakin besar, Milei menghapus postingannya dan mengklaim bahwa ia tidak memiliki hubungan langsung dengan proyek tersebut. Kantor Presiden juga mengeluarkan pernyataan bahwa promosi tersebut dilakukan tanpa memahami sepenuhnya proyek LIBRA dan dampaknya terhadap investor.
Investigasi dan Ancaman Pemakzulan
Kasus ini kini telah menarik perhatian otoritas anti-korupsi Argentina, yang berencana melakukan investigasi terhadap keterlibatan Milei dan pemerintahannya dalam promosi LIBRA. Selain itu, beberapa anggota parlemen oposisi bahkan mengusulkan pemakzulan presiden atas dugaan penyalahgunaan pengaruhnya dalam industri keuangan.
Di sisi lain, Hayden Mark Davis, salah satu tokoh yang terlibat dalam proyek LIBRA, membantah bahwa ini adalah skema penipuan. Dia mengklaim bahwa tim Milei sebelumnya telah menyetujui promosi tersebut, tetapi tiba-tiba menarik dukungan mereka ketika harga mulai turun.
Dampak terhadap Pasar Crypto
Kasus LIBRA ini menjadi peringatan bagi investor dan regulator mengenai risiko besar dalam investasi crypto, terutama yang melibatkan figur publik. Insiden ini juga mencerminkan bagaimana endorsement dari tokoh politik bisa memengaruhi pasar secara drastis dalam waktu singkat.
Seiring dengan meningkatnya pengawasan terhadap proyek crypto yang berpotensi merugikan, banyak yang bertanya-tanya apakah LIBRA hanya sebuah eksperimen yang gagal atau bagian dari skandal keuangan yang lebih besar. Yang jelas, kontroversi ini telah menambah daftar panjang kasus penipuan dalam dunia mata uang digital.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Koin LIBRA Argentina Menggemparkan Industri Crypto: Skandal, Kerugian, dan Ancaman Pemakzulan
Industri crypto kembali diguncang setelah Presiden Argentina, Javier Milei, diduga terlibat dalam promosi mata uang kripto bernama LIBRA ($LIBRA). Token ini sempat mengalami lonjakan harga yang signifikan sebelum akhirnya anjlok, menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar.
Awal Mula LIBRA dan Keterlibatan Milei
LIBRA, yang dikembangkan oleh tim di balik KIP Protocol dan penasihat Hayden Mark Davis, awalnya dipasarkan sebagai token berbasis Solana yang bertujuan untuk mendukung startup dan usaha kecil di Argentina. Popularitasnya meroket ketika Presiden Milei mempromosikan token ini melalui media sosial, menyebutnya sebagai proyek yang dapat "mendorong pertumbuhan ekonomi Argentina."
Tak lama setelah dukungan tersebut, harga LIBRA melonjak drastis hingga mencapai kapitalisasi pasar miliaran dolar. Namun, hanya dalam hitungan jam, nilai token ini anjlok lebih dari 90%, memicu tuduhan bahwa proyek ini adalah bagian dari skema “pump-and-dump.”
Dugaan Skema Penipuan dan Reaksi Publik
Beberapa analis crypto menyebut bahwa runtuhnya LIBRA mirip dengan skema “rug pull,” di mana pengembang atau pihak dalam menjual aset mereka saat harga mencapai puncaknya, meninggalkan investor ritel dalam kerugian. Para politisi oposisi dan pakar ekonomi menilai bahwa tindakan Milei dalam mempromosikan LIBRA tanpa penelitian yang cukup bisa dianggap sebagai penipuan yang merugikan publik.
Di tengah tekanan yang semakin besar, Milei menghapus postingannya dan mengklaim bahwa ia tidak memiliki hubungan langsung dengan proyek tersebut. Kantor Presiden juga mengeluarkan pernyataan bahwa promosi tersebut dilakukan tanpa memahami sepenuhnya proyek LIBRA dan dampaknya terhadap investor.
Investigasi dan Ancaman Pemakzulan
Kasus ini kini telah menarik perhatian otoritas anti-korupsi Argentina, yang berencana melakukan investigasi terhadap keterlibatan Milei dan pemerintahannya dalam promosi LIBRA. Selain itu, beberapa anggota parlemen oposisi bahkan mengusulkan pemakzulan presiden atas dugaan penyalahgunaan pengaruhnya dalam industri keuangan.
Di sisi lain, Hayden Mark Davis, salah satu tokoh yang terlibat dalam proyek LIBRA, membantah bahwa ini adalah skema penipuan. Dia mengklaim bahwa tim Milei sebelumnya telah menyetujui promosi tersebut, tetapi tiba-tiba menarik dukungan mereka ketika harga mulai turun.
Dampak terhadap Pasar Crypto
Kasus LIBRA ini menjadi peringatan bagi investor dan regulator mengenai risiko besar dalam investasi crypto, terutama yang melibatkan figur publik. Insiden ini juga mencerminkan bagaimana endorsement dari tokoh politik bisa memengaruhi pasar secara drastis dalam waktu singkat.
Seiring dengan meningkatnya pengawasan terhadap proyek crypto yang berpotensi merugikan, banyak yang bertanya-tanya apakah LIBRA hanya sebuah eksperimen yang gagal atau bagian dari skandal keuangan yang lebih besar. Yang jelas, kontroversi ini telah menambah daftar panjang kasus penipuan dalam dunia mata uang digital.