Penulis: Marcel Pechman, CoinTelegraph; Diterjemahkan oleh: Deng Tong, Golden Finance
Pada tanggal 14 November, data inflasi Amerika Serikat sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar, harga perdagangan BTC turun 4,1%. Penurunan ini mencerminkan kondisi kontrak berjangka indeks S&P 500, yang turun dari 6023 poin menjadi 5980 poin dalam empat jam.
Oleh karena itu, para pedagang sekarang mulai mempertanyakan tingkat korelasi ini, dan kapan atribut lindung nilai BTC terhadap inflasi mungkin memberikan perlindungan di lingkungan inflasi yang berkelanjutan.
Kontrak Berjangka Indeks S&P 500 (kiri) dibandingkan dengan BTC/USD (kanan). Sumber: TampilanPerdagangan
Meskipun Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat tahunan meningkat 2,4% pada bulan Oktober, sedikit di atas Konsensus sebesar 2,3%, ini tidak mengubah prospek Konsensus Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada bulan Desember. Namun, semakin banyak orang yang meragukan apakah Federal Reserve memiliki kemampuan untuk mempertahankan tren penurunan suku bunga hingga tahun 2025.
Peran Hedging BTC yang berkelanjutan terhadap Inflasi
Dilihat dari sejarahnya, BTC telah mendapat manfaat dari kekhawatiran inflasi. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, injeksi Likuiditas yang didominasi oleh pemerintah melalui stimulus cek dan perluasan neraca aset Federal Reserve melemahkan dampak-dampak ini. Saat itu, meskipun biaya Naik, risiko resesi ekonomi sangat kecil. Hari ini, situasinya telah berubah; meskipun pasar tenaga kerja masih relatif kuat, para pedagang menghadapi sikap hati-hati, dan perkiraan bahwa laba perusahaan mungkin menghadapi tekanan.
Meskipun pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Donald Trump telah mengusulkan langkah-langkah pengurangan biaya dan strategi untuk memperkuat dolar, tindakan-tindakan ini mungkin menimbulkan tantangan jangka pendek bagi aset berisiko. Sebagai contoh, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa insentif pajak sebesar $7,500 untuk pembeli mobil listrik mungkin akan dibatalkan, yang menyebabkan harga saham TSL turun hampir 5% pada 14 November.
Demikian pula, Baru-baru ini Elon Musk dan Vivek Ramaswamy ditunjuk untuk memimpin sebuah lembaga pemerintah baru yang bertujuan untuk menyederhanakan birokrasi dan mengorganisir ulang lembaga-lembaga federal, yang mungkin mengakibatkan pengangguran bagi beberapa orang dan mengurangi dana yang tersedia bagi individu dan perusahaan untuk berinvestasi. Dinamika ini dapat mempengaruhi pasar saham dan mungkin berdampak pada industri lainnya, termasuk real estat, komoditas, dan Bitcoin (BTC).
Pengeluaran pemerintah AS (kiri) dibandingkan dengan BTC/USD (kanan, log). Sumber: TampilanPerdagangan
Dampak Kebijakan Keuangan Amerika Serikat pada Permintaan Bitcoin
Salah satu peran utama BTC adalah sebagai aset cadangan alternatif, untuk mengurangi risiko depresiasi mata uang saat pemerintah memperluas pengeluaran. Jika pemerintah AS berhasil membatasi naiknya pengeluaran, permintaan terhadap BTC sebagai alat Hedging inflasi mungkin menurun, karena risiko bagi investor yang memegang dolar akan berkurang.
Namun, mengingat daya tarik BTC sebagai aset yang tahan terhadap penyensoran dan transparan, belum pasti apakah investor benar-benar akan kehilangan minat terhadap nilai kelangkaan BTC. Berbeda dengan emas, saham, atau properti, jadwal penerbitan BTC sangat dapat diprediksi, dan meskipun tidak bersaing langsung dengan dolar, dapat mendukung permintaannya, terutama pada tahap awal adopsi.
Tren perdagangan BTC belakangan ini sejalan dengan kinerja pasar saham, mencerminkan kekhawatiran atas inflasi yang terus berlanjut. Namun, secara lebih luas, tantangan fiskal Amerika mungkin masih ada karena dalam situasi risiko resesi ekonomi, pengeluaran pemerintah tidak mungkin secara signifikan dipangkas.
Akhirnya, jalur BTC menuju level 100.000 dolar AS atau lebih tinggi mungkin akan menghadapi tekanan sementara dari para investor jangka pendek yang khawatir tentang inflasi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa saja hambatan yang menyebabkan data inflasi AS menyebabkan pullback naik Bitcoin hingga $100.000?
Penulis: Marcel Pechman, CoinTelegraph; Diterjemahkan oleh: Deng Tong, Golden Finance
Pada tanggal 14 November, data inflasi Amerika Serikat sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar, harga perdagangan BTC turun 4,1%. Penurunan ini mencerminkan kondisi kontrak berjangka indeks S&P 500, yang turun dari 6023 poin menjadi 5980 poin dalam empat jam.
Oleh karena itu, para pedagang sekarang mulai mempertanyakan tingkat korelasi ini, dan kapan atribut lindung nilai BTC terhadap inflasi mungkin memberikan perlindungan di lingkungan inflasi yang berkelanjutan.
Kontrak Berjangka Indeks S&P 500 (kiri) dibandingkan dengan BTC/USD (kanan). Sumber: TampilanPerdagangan
Meskipun Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat tahunan meningkat 2,4% pada bulan Oktober, sedikit di atas Konsensus sebesar 2,3%, ini tidak mengubah prospek Konsensus Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada bulan Desember. Namun, semakin banyak orang yang meragukan apakah Federal Reserve memiliki kemampuan untuk mempertahankan tren penurunan suku bunga hingga tahun 2025.
Peran Hedging BTC yang berkelanjutan terhadap Inflasi
Dilihat dari sejarahnya, BTC telah mendapat manfaat dari kekhawatiran inflasi. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, injeksi Likuiditas yang didominasi oleh pemerintah melalui stimulus cek dan perluasan neraca aset Federal Reserve melemahkan dampak-dampak ini. Saat itu, meskipun biaya Naik, risiko resesi ekonomi sangat kecil. Hari ini, situasinya telah berubah; meskipun pasar tenaga kerja masih relatif kuat, para pedagang menghadapi sikap hati-hati, dan perkiraan bahwa laba perusahaan mungkin menghadapi tekanan.
Meskipun pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Donald Trump telah mengusulkan langkah-langkah pengurangan biaya dan strategi untuk memperkuat dolar, tindakan-tindakan ini mungkin menimbulkan tantangan jangka pendek bagi aset berisiko. Sebagai contoh, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa insentif pajak sebesar $7,500 untuk pembeli mobil listrik mungkin akan dibatalkan, yang menyebabkan harga saham TSL turun hampir 5% pada 14 November.
Demikian pula, Baru-baru ini Elon Musk dan Vivek Ramaswamy ditunjuk untuk memimpin sebuah lembaga pemerintah baru yang bertujuan untuk menyederhanakan birokrasi dan mengorganisir ulang lembaga-lembaga federal, yang mungkin mengakibatkan pengangguran bagi beberapa orang dan mengurangi dana yang tersedia bagi individu dan perusahaan untuk berinvestasi. Dinamika ini dapat mempengaruhi pasar saham dan mungkin berdampak pada industri lainnya, termasuk real estat, komoditas, dan Bitcoin (BTC).
Pengeluaran pemerintah AS (kiri) dibandingkan dengan BTC/USD (kanan, log). Sumber: TampilanPerdagangan
Dampak Kebijakan Keuangan Amerika Serikat pada Permintaan Bitcoin
Salah satu peran utama BTC adalah sebagai aset cadangan alternatif, untuk mengurangi risiko depresiasi mata uang saat pemerintah memperluas pengeluaran. Jika pemerintah AS berhasil membatasi naiknya pengeluaran, permintaan terhadap BTC sebagai alat Hedging inflasi mungkin menurun, karena risiko bagi investor yang memegang dolar akan berkurang.
Namun, mengingat daya tarik BTC sebagai aset yang tahan terhadap penyensoran dan transparan, belum pasti apakah investor benar-benar akan kehilangan minat terhadap nilai kelangkaan BTC. Berbeda dengan emas, saham, atau properti, jadwal penerbitan BTC sangat dapat diprediksi, dan meskipun tidak bersaing langsung dengan dolar, dapat mendukung permintaannya, terutama pada tahap awal adopsi.
Tren perdagangan BTC belakangan ini sejalan dengan kinerja pasar saham, mencerminkan kekhawatiran atas inflasi yang terus berlanjut. Namun, secara lebih luas, tantangan fiskal Amerika mungkin masih ada karena dalam situasi risiko resesi ekonomi, pengeluaran pemerintah tidak mungkin secara signifikan dipangkas.
Akhirnya, jalur BTC menuju level 100.000 dolar AS atau lebih tinggi mungkin akan menghadapi tekanan sementara dari para investor jangka pendek yang khawatir tentang inflasi.