Belakangan ini, dunia keuangan telah mengalami revolusi melalui tokenisasi aset nyata. Inovasi ini yang mewakili dan memperdagangkan aset dunia nyata pada platform Blokchain sedang diterima secara global dan banyak negara yang secara aktif mendorong dan mengatur teknologi ini. Ketika kita mempertimbangkan status quo dan potensi tokenisasi aset dunia nyata, tidak sulit untuk melihat bahwa kita berada di ambang revolusi keuangan yang mungkin akan mengubah cara kita memahami dan berinteraksi dengan aset.
1. Perkembangan Globalisasi Aset Tokenisasi di Dunia Nyata
Beberapa negara sedang memimpin aplikasi dan regulasi tokenisasi aset nyata, masing-masing mengadopsi metode unik dan menunjukkan tingkat kepositifan yang berbeda:
1)Singapura: Pelopor Tokenisasi Aset Realitas
Singapura telah menjadi pemimpin dalam bidang tokenisasi aset realiti. Lembaga Pengurusan Kewangan Singapura (MAS) telah menggalakkan dan mengawal selia sekuriti tokenisasi melalui kotak pasir pengawalseliaan teknologi kewangan. Pelancaran projek 'Project Guardian' yang bekerjasama dengan industri kewangan, menunjukkan komitmen Singapura yang kukuh dalam mengeksplorasi potensi ekonomi dan aplikasi peningkatan nilai dalam tokenisasi aset.
2) Swiss: Membangun Kerangka Hukum yang Komprehensif
Swiss telah mengambil sikap yang positif dengan memberikan kerangka hukum yang komprehensif melalui "Undang-Undang Blok" untuk hak transaksi tokenisasi sekuritas. Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss (FINMA) mendukung tokenisasi sekuritas dan memberikan panduan yang jelas untuk penerbitannya, menjadikan Swiss sebagai tempat yang ideal untuk proyek-proyek Blok dan tokenisasi.
3) Amerika Serikat: Model regulasi yang tersebar di seluruh negara bagian
Meskipun Amerika Serikat belum membentuk kerangka federal untuk tokenisasi aset digital, beberapa negara bagian telah bertindak lebih dulu. Sebagai contoh, negara bagian Wyoming telah melalui beberapa undang-undang untuk membangun kerangka regulasi aset digital yang mencakup tokenisasi sekuritas. Model tingkat negara bagian ini memberikan ruang untuk eksperimen inovatif, dan mungkin membentuk dasar bagi kerangka federal yang lebih rinci di masa depan.
4) Uni Eropa: Regulasi Pengawasan Pasar Aset enkripsi (MiCA)
Uni Eropa sedang merumuskan regulasi pengawasan pasar aset digital (MiCA) yang bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi aset digital (termasuk tokenisasi sekuritas). Meskipun regulasi ini tidak secara khusus ditujukan untuk tokenisasi aset riil, namun diperkirakan akan memiliki dampak signifikan pada ranah tokenisasi di seluruh Eropa, dan mungkin menetapkan standar bagi wilayah lain.
5) Jepang: Memperbarui Hukum yang Ada
Kementerian Keuangan Jepang (FSA) sedang mengembangkan peraturan yang relevan untuk memungkinkan penerbitan Token sekuritas. Dengan mengubah Undang-Undang Instrumen Keuangan dan Perdagangan untuk memasukkan Token sekuritas, Jepang sedang menyesuaikan kerangka hukum yang ada untuk menyesuaikan dengan teknologi baru ini.
6)Uni Emirat Arab: Memeluk Blockchain dan Tokenisasi
Uni Emirat Arab, terutama Dubai, sedang aktif mempromosikan aplikasi teknologi Blok dan Tokenisasi. Otoritas Layanan Keuangan Dubai (DFSA) telah meluncurkan kerangka regulasi aset digital yang mencakup sekuritas tokenisasi, menempatkan Uni Emirat Arab sebagai pusat inovasi Blokchain di Timur Tengah.
7) Hong Kong: Mengembangkan kerangka kerja komprehensif
Komisi Pengawas Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) telah mengeluarkan panduan tentang penerbitan Token sekuritas dan sedang mempersiapkan kerangka regulasi yang komprehensif untuk aset virtual, termasuk Token sekuritas. Langkah ini menunjukkan komitmen Hong Kong untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan utama di era digital.
8) Nigeria: Tokenisasi Properti Real Estat
Pemerintah Negara Bagian Lagos Nigeria telah mengusulkan rencana inovatif untuk mengonversi properti real menjadi Token, dengan tujuan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kemudahan transfer transaksi properti menggunakan teknologi blockchain, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah negara bagian tersebut.
2、Masa Depan Tokenisasi Aset Real: Memperluas Bidang Baru
Dengan perkembangan tokenisasi aset nyata yang semakin cepat, diperkirakan akan melibatkan berbagai aspek ekonomi dan sosial. Berikut adalah beberapa bidang yang mungkin dipertimbangkan oleh pemerintah di masa depan:
1) Pembiayaan Infrastruktur
Pemerintah dapat menjelajahi tokenisasi proyek infrastruktur untuk mencapai pendanaan dan pengelolaan proyek publik yang lebih efisien. Ini dapat membuat investasi infrastruktur lebih terjangkau dan memungkinkan investor kecil ikut serta dalam proyek-proyek besar.
2) Layanan Publik
Tokenisasi dapat diterapkan dalam berbagai bidang layanan publik, seperti kesehatan dan pendidikan. Sebagai contoh, tokenisasi poin kesehatan dapat digunakan untuk mengelola dan bertransaksi manfaat kesehatan secara lebih efisien.
3) Aset Energi dan Lingkungan
Token poin energi terbarukan atau offset emisi karbon dapat membantu menciptakan pasar yang lebih likuiditas untuk aset lingkungan ini, dan dengan demikian mempercepat transisi ke energi berkelanjutan.
4) Properti Intelektual
Pemerintah mungkin akan mempertimbangkan untuk merumuskan kerangka kerja tokenisasi untuk kekayaan intelektual, sehingga perdagangan dan manajemen paten, hak cipta, dan merek dagang di ranah digital menjadi lebih mudah.
5) Obligasi Pemerintah dan Sekuritas
Mengonversi obligasi pemerintah dan sekuritas menjadi TOKEN dapat meningkatkan aksesibilitasnya kepada investor yang lebih luas dan mungkin mengurangi biaya terkait penerbitan dan perdagangan.
6) Pendaftaran Tanah dan Properti
Mengambil contoh dari Nigeria, mungkin pemerintah lain juga akan mengeksplorasi tokenisasi pendaftaran tanah dan properti untuk meningkatkan transparansi, mengurangi penipuan, dan menyederhanakan proses transaksi properti.
7) identitas digital
Meskipun identitas digital bukanlah aset dalam arti tradisional, namun dapat di-tokenisasi untuk menyediakan verifikasi identitas yang aman, portabel, dan dikendalikan oleh pengguna, cocok untuk berbagai layanan pemerintah dan swasta.
8)Warisan Budaya dan Sejarah
Tokenisasi dapat digunakan untuk membagi kepemilikan aset budaya dan sejarah, memungkinkan partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam perlindungan dan apresiasinya.
9)Pensiun dan Sistem Jaminan Sosial
Pemerintah mungkin akan mempertimbangkan untuk mengonversi dana pensiun dan manfaat jaminan sosial menjadi bentuk Token, sehingga menciptakan sistem yang lebih fleksibel dan portabel bagi warga negara.
10) Transportasi umum
Poin transportasi yang ter-tokenisasi dapat digunakan untuk membangun sistem transportasi publik yang lebih efisien dan fleksibel, bahkan dapat mengintegrasikan berbagai mode transportasi melalui token yang mudah diperdagangkan untuk pengelolaan yang mudah.
3, prospek ke depan
Tokenisasi aset nyata sedang dipercepat di seluruh dunia, dan negara-negara secara bertahap menyadari bahwa ini tidak hanya dapat mengubah sektor keuangan, tetapi juga dapat diperluas ke berbagai skenario aplikasi. Dari langkah proaktif Singapura hingga rencana tokenisasi properti inovatif Nigeria, pemerintah sedang mengeksplorasi berbagai cara untuk menyatukan teknologi ini ke dalam kerangka keuangan dan regulasi mereka.
Melihat ke depan, potensi aplikasi tokenisasi aset nyata hampir tak terbatas. Dari pembiayaan infrastruktur hingga aset lingkungan, dari hak kekayaan intelektual hingga layanan publik, tokenisasi memiliki potensi untuk mengubah cara kita memahami, mengelola, dan melakukan transaksi terhadap berbagai jenis aset.
Namun, seperti teknologi revolusioner lainnya, jalan ke depan tidaklah tanpa tantangan. Pemerintah dan lembaga pengawas di seluruh dunia perlu terus beradaptasi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat mendorong inovasi serta melindungi hak konsumen dan stabilitas keuangan. Pola tokenisasi aset dunia masih terus berkembang dan bagaimana setiap negara dapat berlayar di wilayah baru ini akan menarik perhatian di masa depan.
Yang dapat dipastikan adalah bahwa tokenisasi aset nyata bukan lagi konsep yang jauh, tetapi sedang cepat merekonstruksi tata kelola keuangan global. Dengan semakin banyak negara yang mengadopsi dan mengeksplorasi aplikasi teknologi ini, dunia keuangan yang lebih terhubung, efisien, dan inklusif sedang perlahan terwujud. Revolusi tokenisasi telah tiba dan sedang memicu gelombang global.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Menganalisis gambaran global tokenisasi RWA
Menulis: Kalp Terjemahan: Bahasa Blok
Belakangan ini, dunia keuangan telah mengalami revolusi melalui tokenisasi aset nyata. Inovasi ini yang mewakili dan memperdagangkan aset dunia nyata pada platform Blokchain sedang diterima secara global dan banyak negara yang secara aktif mendorong dan mengatur teknologi ini. Ketika kita mempertimbangkan status quo dan potensi tokenisasi aset dunia nyata, tidak sulit untuk melihat bahwa kita berada di ambang revolusi keuangan yang mungkin akan mengubah cara kita memahami dan berinteraksi dengan aset.
1. Perkembangan Globalisasi Aset Tokenisasi di Dunia Nyata
Beberapa negara sedang memimpin aplikasi dan regulasi tokenisasi aset nyata, masing-masing mengadopsi metode unik dan menunjukkan tingkat kepositifan yang berbeda:
1)Singapura: Pelopor Tokenisasi Aset Realitas
Singapura telah menjadi pemimpin dalam bidang tokenisasi aset realiti. Lembaga Pengurusan Kewangan Singapura (MAS) telah menggalakkan dan mengawal selia sekuriti tokenisasi melalui kotak pasir pengawalseliaan teknologi kewangan. Pelancaran projek 'Project Guardian' yang bekerjasama dengan industri kewangan, menunjukkan komitmen Singapura yang kukuh dalam mengeksplorasi potensi ekonomi dan aplikasi peningkatan nilai dalam tokenisasi aset.
2) Swiss: Membangun Kerangka Hukum yang Komprehensif
Swiss telah mengambil sikap yang positif dengan memberikan kerangka hukum yang komprehensif melalui "Undang-Undang Blok" untuk hak transaksi tokenisasi sekuritas. Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss (FINMA) mendukung tokenisasi sekuritas dan memberikan panduan yang jelas untuk penerbitannya, menjadikan Swiss sebagai tempat yang ideal untuk proyek-proyek Blok dan tokenisasi.
3) Amerika Serikat: Model regulasi yang tersebar di seluruh negara bagian
Meskipun Amerika Serikat belum membentuk kerangka federal untuk tokenisasi aset digital, beberapa negara bagian telah bertindak lebih dulu. Sebagai contoh, negara bagian Wyoming telah melalui beberapa undang-undang untuk membangun kerangka regulasi aset digital yang mencakup tokenisasi sekuritas. Model tingkat negara bagian ini memberikan ruang untuk eksperimen inovatif, dan mungkin membentuk dasar bagi kerangka federal yang lebih rinci di masa depan.
4) Uni Eropa: Regulasi Pengawasan Pasar Aset enkripsi (MiCA)
Uni Eropa sedang merumuskan regulasi pengawasan pasar aset digital (MiCA) yang bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi aset digital (termasuk tokenisasi sekuritas). Meskipun regulasi ini tidak secara khusus ditujukan untuk tokenisasi aset riil, namun diperkirakan akan memiliki dampak signifikan pada ranah tokenisasi di seluruh Eropa, dan mungkin menetapkan standar bagi wilayah lain.
5) Jepang: Memperbarui Hukum yang Ada
Kementerian Keuangan Jepang (FSA) sedang mengembangkan peraturan yang relevan untuk memungkinkan penerbitan Token sekuritas. Dengan mengubah Undang-Undang Instrumen Keuangan dan Perdagangan untuk memasukkan Token sekuritas, Jepang sedang menyesuaikan kerangka hukum yang ada untuk menyesuaikan dengan teknologi baru ini.
6)Uni Emirat Arab: Memeluk Blockchain dan Tokenisasi
Uni Emirat Arab, terutama Dubai, sedang aktif mempromosikan aplikasi teknologi Blok dan Tokenisasi. Otoritas Layanan Keuangan Dubai (DFSA) telah meluncurkan kerangka regulasi aset digital yang mencakup sekuritas tokenisasi, menempatkan Uni Emirat Arab sebagai pusat inovasi Blokchain di Timur Tengah.
7) Hong Kong: Mengembangkan kerangka kerja komprehensif
Komisi Pengawas Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) telah mengeluarkan panduan tentang penerbitan Token sekuritas dan sedang mempersiapkan kerangka regulasi yang komprehensif untuk aset virtual, termasuk Token sekuritas. Langkah ini menunjukkan komitmen Hong Kong untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan utama di era digital.
8) Nigeria: Tokenisasi Properti Real Estat
Pemerintah Negara Bagian Lagos Nigeria telah mengusulkan rencana inovatif untuk mengonversi properti real menjadi Token, dengan tujuan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kemudahan transfer transaksi properti menggunakan teknologi blockchain, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah negara bagian tersebut.
2、Masa Depan Tokenisasi Aset Real: Memperluas Bidang Baru
Dengan perkembangan tokenisasi aset nyata yang semakin cepat, diperkirakan akan melibatkan berbagai aspek ekonomi dan sosial. Berikut adalah beberapa bidang yang mungkin dipertimbangkan oleh pemerintah di masa depan:
1) Pembiayaan Infrastruktur
Pemerintah dapat menjelajahi tokenisasi proyek infrastruktur untuk mencapai pendanaan dan pengelolaan proyek publik yang lebih efisien. Ini dapat membuat investasi infrastruktur lebih terjangkau dan memungkinkan investor kecil ikut serta dalam proyek-proyek besar.
2) Layanan Publik
Tokenisasi dapat diterapkan dalam berbagai bidang layanan publik, seperti kesehatan dan pendidikan. Sebagai contoh, tokenisasi poin kesehatan dapat digunakan untuk mengelola dan bertransaksi manfaat kesehatan secara lebih efisien.
3) Aset Energi dan Lingkungan
Token poin energi terbarukan atau offset emisi karbon dapat membantu menciptakan pasar yang lebih likuiditas untuk aset lingkungan ini, dan dengan demikian mempercepat transisi ke energi berkelanjutan.
4) Properti Intelektual
Pemerintah mungkin akan mempertimbangkan untuk merumuskan kerangka kerja tokenisasi untuk kekayaan intelektual, sehingga perdagangan dan manajemen paten, hak cipta, dan merek dagang di ranah digital menjadi lebih mudah.
5) Obligasi Pemerintah dan Sekuritas
Mengonversi obligasi pemerintah dan sekuritas menjadi TOKEN dapat meningkatkan aksesibilitasnya kepada investor yang lebih luas dan mungkin mengurangi biaya terkait penerbitan dan perdagangan.
6) Pendaftaran Tanah dan Properti
Mengambil contoh dari Nigeria, mungkin pemerintah lain juga akan mengeksplorasi tokenisasi pendaftaran tanah dan properti untuk meningkatkan transparansi, mengurangi penipuan, dan menyederhanakan proses transaksi properti.
7) identitas digital
Meskipun identitas digital bukanlah aset dalam arti tradisional, namun dapat di-tokenisasi untuk menyediakan verifikasi identitas yang aman, portabel, dan dikendalikan oleh pengguna, cocok untuk berbagai layanan pemerintah dan swasta.
8)Warisan Budaya dan Sejarah
Tokenisasi dapat digunakan untuk membagi kepemilikan aset budaya dan sejarah, memungkinkan partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam perlindungan dan apresiasinya.
9)Pensiun dan Sistem Jaminan Sosial
Pemerintah mungkin akan mempertimbangkan untuk mengonversi dana pensiun dan manfaat jaminan sosial menjadi bentuk Token, sehingga menciptakan sistem yang lebih fleksibel dan portabel bagi warga negara.
10) Transportasi umum
Poin transportasi yang ter-tokenisasi dapat digunakan untuk membangun sistem transportasi publik yang lebih efisien dan fleksibel, bahkan dapat mengintegrasikan berbagai mode transportasi melalui token yang mudah diperdagangkan untuk pengelolaan yang mudah.
3, prospek ke depan
Tokenisasi aset nyata sedang dipercepat di seluruh dunia, dan negara-negara secara bertahap menyadari bahwa ini tidak hanya dapat mengubah sektor keuangan, tetapi juga dapat diperluas ke berbagai skenario aplikasi. Dari langkah proaktif Singapura hingga rencana tokenisasi properti inovatif Nigeria, pemerintah sedang mengeksplorasi berbagai cara untuk menyatukan teknologi ini ke dalam kerangka keuangan dan regulasi mereka.
Melihat ke depan, potensi aplikasi tokenisasi aset nyata hampir tak terbatas. Dari pembiayaan infrastruktur hingga aset lingkungan, dari hak kekayaan intelektual hingga layanan publik, tokenisasi memiliki potensi untuk mengubah cara kita memahami, mengelola, dan melakukan transaksi terhadap berbagai jenis aset.
Namun, seperti teknologi revolusioner lainnya, jalan ke depan tidaklah tanpa tantangan. Pemerintah dan lembaga pengawas di seluruh dunia perlu terus beradaptasi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat mendorong inovasi serta melindungi hak konsumen dan stabilitas keuangan. Pola tokenisasi aset dunia masih terus berkembang dan bagaimana setiap negara dapat berlayar di wilayah baru ini akan menarik perhatian di masa depan.
Yang dapat dipastikan adalah bahwa tokenisasi aset nyata bukan lagi konsep yang jauh, tetapi sedang cepat merekonstruksi tata kelola keuangan global. Dengan semakin banyak negara yang mengadopsi dan mengeksplorasi aplikasi teknologi ini, dunia keuangan yang lebih terhubung, efisien, dan inklusif sedang perlahan terwujud. Revolusi tokenisasi telah tiba dan sedang memicu gelombang global.