Baru-baru ini, pasar keuangan mengalami peningkatan tajam dalam ekspektasi bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan menurunkan suku bunga. Data pasar menunjukkan bahwa probabilitas penurunan suku bunga sebesar 50 poin dasar tiba-tiba naik dari nol sebelumnya menjadi 12%. Menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) segera merespons.
Ketua Federal Reserve Chicago, Goolsbee, dalam pernyataan darurat mengatakan bahwa The Federal Reserve (FED) belum membuat keputusan tentang arah tindakan dalam pertemuan bulan ini. Dia menekankan perlunya menunggu rilis data inflasi minggu depan sebelum membuat penilaian. Goolsbee juga secara khusus menyebutkan bahwa inflasi di sektor jasa baru-baru ini telah naik, dan The Federal Reserve (FED) perlu mengonfirmasi apakah ini hanya fenomena sementara.
Waktu pernyataan ini cukup sensitif, tepat terjadi 5 jam setelah pengumuman data pekerjaan non-pertanian, dan juga merupakan saat terakhir sebelum The Federal Reserve (FED) memasuki periode "quiet period" rutin. The Federal Reserve (FED) secara aktif berkomunikasi dengan media, tampaknya untuk mengendalikan interpretasi berlebihan pasar terhadap penurunan suku bunga.
Perlu dicatat bahwa fokus pasar saat ini adalah apakah The Federal Reserve (FED) akan memangkas suku bunga secara signifikan, sementara The Federal Reserve (FED) tampaknya lebih khawatir tentang apakah ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga. Masalah pemulihan inflasi di sektor jasa yang disebutkan oleh Goolsbee sangat penting, yang mengisyaratkan bahwa jika inflasi tidak turun secara efektif, hanya berdasarkan data pekerjaan yang memburuk mungkin tidak cukup untuk mendorong The Federal Reserve (FED) mengambil langkah pemotongan suku bunga yang agresif.
The Federal Reserve (FED) kali ini secara aktif bersuara sebelum memasuki periode hening, jelas bertujuan untuk mendinginkan pasar, menghindari kondisi keuangan yang terlalu cepat melonggar hingga ke keadaan yang tidak terkendali. Situasi ini cukup mirip dengan tahun 2019, ketika pasar juga pernah bertaruh gila pada 'pemangkasan suku bunga pencegahan', sedangkan The Federal Reserve (FED) tetap menunggu konfirmasi data sebelum mengambil tindakan.
Saat ini, perbedaan ekspektasi antara pasar dan The Federal Reserve (FED) mungkin menjadi faktor risiko terbesar. Perbedaan ini mungkin perlu dipersempit melalui volatilitas pasar yang tajam, yang berarti risiko dan peluang mendekat bersamaan. Investor perlu memantau dengan cermat data inflasi yang akan diumumkan, serta arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, pasar keuangan mengalami peningkatan tajam dalam ekspektasi bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan menurunkan suku bunga. Data pasar menunjukkan bahwa probabilitas penurunan suku bunga sebesar 50 poin dasar tiba-tiba naik dari nol sebelumnya menjadi 12%. Menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) segera merespons.
Ketua Federal Reserve Chicago, Goolsbee, dalam pernyataan darurat mengatakan bahwa The Federal Reserve (FED) belum membuat keputusan tentang arah tindakan dalam pertemuan bulan ini. Dia menekankan perlunya menunggu rilis data inflasi minggu depan sebelum membuat penilaian. Goolsbee juga secara khusus menyebutkan bahwa inflasi di sektor jasa baru-baru ini telah naik, dan The Federal Reserve (FED) perlu mengonfirmasi apakah ini hanya fenomena sementara.
Waktu pernyataan ini cukup sensitif, tepat terjadi 5 jam setelah pengumuman data pekerjaan non-pertanian, dan juga merupakan saat terakhir sebelum The Federal Reserve (FED) memasuki periode "quiet period" rutin. The Federal Reserve (FED) secara aktif berkomunikasi dengan media, tampaknya untuk mengendalikan interpretasi berlebihan pasar terhadap penurunan suku bunga.
Perlu dicatat bahwa fokus pasar saat ini adalah apakah The Federal Reserve (FED) akan memangkas suku bunga secara signifikan, sementara The Federal Reserve (FED) tampaknya lebih khawatir tentang apakah ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga. Masalah pemulihan inflasi di sektor jasa yang disebutkan oleh Goolsbee sangat penting, yang mengisyaratkan bahwa jika inflasi tidak turun secara efektif, hanya berdasarkan data pekerjaan yang memburuk mungkin tidak cukup untuk mendorong The Federal Reserve (FED) mengambil langkah pemotongan suku bunga yang agresif.
The Federal Reserve (FED) kali ini secara aktif bersuara sebelum memasuki periode hening, jelas bertujuan untuk mendinginkan pasar, menghindari kondisi keuangan yang terlalu cepat melonggar hingga ke keadaan yang tidak terkendali. Situasi ini cukup mirip dengan tahun 2019, ketika pasar juga pernah bertaruh gila pada 'pemangkasan suku bunga pencegahan', sedangkan The Federal Reserve (FED) tetap menunggu konfirmasi data sebelum mengambil tindakan.
Saat ini, perbedaan ekspektasi antara pasar dan The Federal Reserve (FED) mungkin menjadi faktor risiko terbesar. Perbedaan ini mungkin perlu dipersempit melalui volatilitas pasar yang tajam, yang berarti risiko dan peluang mendekat bersamaan. Investor perlu memantau dengan cermat data inflasi yang akan diumumkan, serta arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.