Data terbaru dari pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan yang berkelanjutan. Jumlah pekerjaan ADP meningkat 54.000 pada bulan Agustus, lebih rendah dari yang diperkirakan yaitu 65.000, mendekati level lemah sebelum resesi ekonomi. Pada saat yang sama, jumlah pengajuan tunjangan pengangguran awal minggu lalu meningkat menjadi 237.000, mencapai titik tertinggi sejak Juni. Kedua indikator ini bersama-sama mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja mungkin sedang melambat.

Data ini memicu kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi. Secara teori, data ketenagakerjaan yang lemah seharusnya meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga, yang menguntungkan pasar saham dan emas, namun merugikan dolar AS. Namun, reaksi pasar justru sebaliknya: dolar menguat, sementara futures saham AS dan emas turun. Fenomena aneh ini menunjukkan bahwa pasar saat ini lebih didorong oleh emosi daripada logika.

Investor mungkin khawatir bahwa laju pelambatan ekonomi terlalu cepat, melebihi kategori "pelambatan yang moderat". Sementara itu, beberapa investor mungkin memilih untuk melakukan operasi yang konservatif sebelum laporan pekerjaan non-pertanian yang akan datang, yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk aset yang lebih aman.

Laporan pekerjaan non-pertanian bulan Agustus yang akan segera dirilis akan menjadi fokus pasar global. Steve Englander, kepala forex global di Standard Chartered Bank, mengajukan ambang kunci: jika penambahan pekerjaan baru di bawah 40.000 dan tingkat pengangguran mencapai 4,4% atau lebih, maka Federal Reserve mungkin akan mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga secara signifikan sebesar 50 basis poin.

Secara keseluruhan, data pasar kerja menunjukkan kinerja yang lemah, memicu kekhawatiran pasar tentang prospek ekonomi. Namun, data spesifik dari laporan non-pertanian akan menjadi faktor kunci yang menentukan arah pasar. Para investor perlu mengawasi indikator ekonomi penting ini untuk mengevaluasi kemungkinan arah ekonomi dan kebijakan moneter di masa depan.