Indikator Bollinger Bands, yang diciptakan oleh guru analisis keuangan John Bollinger, memiliki inti ide yang berasal dari teori distribusi normal dalam statistik. Indikator ini dengan cerdik menggabungkan fluktuasi jangka pendek pasar keuangan dengan pola jangka panjang, menunjukkan karakteristik esensial dari harga yang berfluktuasi di sekitar nilai tengah.
Teori distribusi normal menunjukkan bahwa data biasanya akan menunjukkan distribusi yang teratur di sekitar rata-rata. Secara khusus, sekitar 68% data akan jatuh dalam rentang satu deviasi standar dari rata-rata, 95% data berada dalam rentang dua deviasi standar dari rata-rata, dan 99,7% data terdistribusi dalam rentang tiga deviasi standar dari rata-rata. Bollinger Bands didasarkan pada prinsip ini, menganggap fluktuasi harga sebagai variabel acak yang mengikuti distribusi normal, sehingga membangun batas fluktuasi harga yang dinamis.
Melalui banyak penelitian empiris, Bollinger menemukan bahwa rata-rata bergerak dengan periode 20 hari sebagai garis tengah (rata-rata), ditambah dengan dua kali deviasi standar positif dan negatif sebagai garis atas dan bawah, dapat paling akurat mencerminkan rentang fluktuasi harga yang normal. Ini berarti sekitar 95% data harga akan berada dalam rentang ini, fluktuasi yang melebihi rentang ini dapat dianggap sebagai anomali, yang juga merupakan dasar teori Bollinger Bands untuk menilai kondisi pasar yang overbought atau oversold.
Salah satu fitur mencolok dari Bollinger Bands adalah kemampuannya untuk menyesuaikan secara dinamis. Ia dapat secara otomatis menyesuaikan lebar pita berdasarkan perubahan lingkungan pasar: ketika pasar tenang, fluktuasi harga kecil, lebar pita menyempit; sedangkan pada periode fluktuasi pasar yang tajam, lebar pita akan meluas sesuai. Adaptabilitas ini memungkinkan Bollinger Bands untuk mempertahankan efektivitasnya di berbagai kondisi pasar.
Secara keseluruhan, Bollinger Bands menyediakan alat yang intuitif dan ilmiah bagi investor dengan menerapkan prinsip-prinsip statistik dalam analisis pasar keuangan, membantu mereka memahami dan memprediksi pergerakan pasar dengan lebih baik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
Rugpull幸存者
· 23jam yang lalu
Melihat grafik tidak sebaik membeli tiket lotere
Lihat AsliBalas0
LuckyHashValue
· 23jam yang lalu
Data juga bermain normal? Keren!
Lihat AsliBalas0
DEXRobinHood
· 23jam yang lalu
Piring ini terlihat seperti akan meledak.
Lihat AsliBalas0
DataChief
· 23jam yang lalu
Di mana gambar yang tidak pantas?
Lihat AsliBalas0
0xSherlock
· 23jam yang lalu
Tidak bisa terus-menerus membuang uang untuk bermain
Indikator Bollinger Bands, yang diciptakan oleh guru analisis keuangan John Bollinger, memiliki inti ide yang berasal dari teori distribusi normal dalam statistik. Indikator ini dengan cerdik menggabungkan fluktuasi jangka pendek pasar keuangan dengan pola jangka panjang, menunjukkan karakteristik esensial dari harga yang berfluktuasi di sekitar nilai tengah.
Teori distribusi normal menunjukkan bahwa data biasanya akan menunjukkan distribusi yang teratur di sekitar rata-rata. Secara khusus, sekitar 68% data akan jatuh dalam rentang satu deviasi standar dari rata-rata, 95% data berada dalam rentang dua deviasi standar dari rata-rata, dan 99,7% data terdistribusi dalam rentang tiga deviasi standar dari rata-rata. Bollinger Bands didasarkan pada prinsip ini, menganggap fluktuasi harga sebagai variabel acak yang mengikuti distribusi normal, sehingga membangun batas fluktuasi harga yang dinamis.
Melalui banyak penelitian empiris, Bollinger menemukan bahwa rata-rata bergerak dengan periode 20 hari sebagai garis tengah (rata-rata), ditambah dengan dua kali deviasi standar positif dan negatif sebagai garis atas dan bawah, dapat paling akurat mencerminkan rentang fluktuasi harga yang normal. Ini berarti sekitar 95% data harga akan berada dalam rentang ini, fluktuasi yang melebihi rentang ini dapat dianggap sebagai anomali, yang juga merupakan dasar teori Bollinger Bands untuk menilai kondisi pasar yang overbought atau oversold.
Salah satu fitur mencolok dari Bollinger Bands adalah kemampuannya untuk menyesuaikan secara dinamis. Ia dapat secara otomatis menyesuaikan lebar pita berdasarkan perubahan lingkungan pasar: ketika pasar tenang, fluktuasi harga kecil, lebar pita menyempit; sedangkan pada periode fluktuasi pasar yang tajam, lebar pita akan meluas sesuai. Adaptabilitas ini memungkinkan Bollinger Bands untuk mempertahankan efektivitasnya di berbagai kondisi pasar.
Secara keseluruhan, Bollinger Bands menyediakan alat yang intuitif dan ilmiah bagi investor dengan menerapkan prinsip-prinsip statistik dalam analisis pasar keuangan, membantu mereka memahami dan memprediksi pergerakan pasar dengan lebih baik.