Baru-baru ini, sebuah berita tentang penerbitan Aset Kripto yang melibatkan kasus kriminal memicu diskusi yang luas. Kasus ini melibatkan seorang mahasiswa yang lahir setelah tahun 2000 yang dihukum oleh lembaga peradilan domestik karena penipuan setelah menerbitkan "token meme" di blockchain publik di luar negeri. Artikel ini akan menganalisis kasus ini secara mendalam dan mengeksplorasi risiko hukum yang mungkin terlibat dalam penerbitan token meme.
Apa itu token meme?
Token meme biasanya merujuk pada aset kripto non-mainstream yang diterbitkan secara langsung oleh individu atau organisasi kecil, berbeda dengan aset kripto mainstream seperti Bitcoin, Ethereum, yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi. Sebagian besar token meme bahkan tidak memiliki whitepaper dan memiliki ambang batas penerbitan yang rendah.
Tinjauan Kasus
Pada bulan Mei 2022, seorang mahasiswa tingkat akhir bernama Yang某某 menerbitkan sebuah koin meme bernama BFF di suatu blockchain publik luar negeri. Dia terlebih dahulu menambahkan likuiditas, kemudian dengan cepat menariknya, menyebabkan nilai koin BFF anjlok drastis. Seorang investor bernama Luo某 mengalami kerugian akibatnya, dan kemudian melaporkannya ke pihak kepolisian setempat. Pihak kepolisian membuka penyelidikan terhadap Yang某某 dengan dugaan tindak pidana penipuan dan menangkapnya.
Sengketa Hukum
Kejaksaan berpendapat bahwa Yang tertentu telah menciptakan koin palsu dengan nama yang sama dengan proyek lain, dan menggunakan dananya sebagai umpan untuk menarik korban berinvestasi dan kemudian cepat-cepat menarik kembali investasinya, yang merupakan tindakan penipuan. Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan.
Ada pendapat yang beranggapan bahwa kasus ini mungkin tidak memenuhi unsur tindak pidana penipuan:
Korban mungkin tidak terjebak dalam pemahaman yang salah. Dari catatan transaksi, sangat mungkin bahwa tindakan korban dilakukan melalui program perdagangan otomatis, bukan secara manual.
Korban tampaknya adalah seorang "penembak jitu koin", dengan pengalaman investasi yang besar dalam token meme, dan operasinya sangat profesional.
Jika korban benar-benar menggunakan program otomatis untuk melakukan transaksi, maka tindakan penguasaan harta tersebut tidak berdasarkan pada kesalahpahaman terhadap tindakan Yang tertentu.
Peringatan Risiko Hukum
Meskipun dalam kasus ini, penerbitan token meme mungkin tidak memenuhi unsur tindak pidana penipuan, tindakan tersebut tetap memiliki risiko hukum yang besar. Tindak pidana yang mungkin terlibat termasuk:
Tindak Pidana Perdagangan Ilegal
Kejahatan pengumpulan dana ilegal
Kejahatan perjudian
Perlu dicatat bahwa dalam lingkungan regulasi saat ini, baik di dalam negeri maupun luar negeri, pelaksanaan ICO (Penawaran Koin Perdana) oleh pihak proyek yang berada di dalam negeri dapat dianggap sebagai kejahatan pengumpulan dana dari masyarakat secara ilegal.
Kesimpulan
Inovasi dan investasi di bidang Aset Kripto meskipun penuh peluang, tetapi juga disertai dengan risiko hukum yang besar. Para peserta harus memahami dengan baik hukum dan peraturan yang relevan, bertindak dengan hati-hati untuk menghindari sengketa hukum yang tidak perlu. Pada saat yang sama, lembaga pengatur juga perlu mengikuti perkembangan zaman, merumuskan peraturan yang lebih jelas dan adaptif untuk lebih baik mengatur bidang yang baru muncul ini.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AlphaLeaker
· 11jam yang lalu
Siapa yang tidak mulai masuk ke dalam lingkaran setelah dipermainkan sebagai suckers?
Lihat AsliBalas0
LeekCutter
· 11jam yang lalu
Apa pun yang diinvestasikan, selalu jebakan. Profesional suckers selama sepuluh tahun.
Lihat AsliBalas0
BasementAlchemist
· 11jam yang lalu
Dianggap Bodoh sudah digigit, pantas saja.
Lihat AsliBalas0
MonkeySeeMonkeyDo
· 11jam yang lalu
Begitu mendengar, sudah jelas ini adalah pemain yang dianggap bodoh lagi.
Lihat AsliBalas0
AirdropNinja
· 11jam yang lalu
Untungnya saya terus mengamati... tidak memasukkan posisi
Risiko hukum penerbitan token meme: dimulai dari kasus mahasiswa angkatan 00 yang dituntut karena penipuan.
Token Meme dan Aset Kripto Risiko Hukum
Baru-baru ini, sebuah berita tentang penerbitan Aset Kripto yang melibatkan kasus kriminal memicu diskusi yang luas. Kasus ini melibatkan seorang mahasiswa yang lahir setelah tahun 2000 yang dihukum oleh lembaga peradilan domestik karena penipuan setelah menerbitkan "token meme" di blockchain publik di luar negeri. Artikel ini akan menganalisis kasus ini secara mendalam dan mengeksplorasi risiko hukum yang mungkin terlibat dalam penerbitan token meme.
Apa itu token meme?
Token meme biasanya merujuk pada aset kripto non-mainstream yang diterbitkan secara langsung oleh individu atau organisasi kecil, berbeda dengan aset kripto mainstream seperti Bitcoin, Ethereum, yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi. Sebagian besar token meme bahkan tidak memiliki whitepaper dan memiliki ambang batas penerbitan yang rendah.
Tinjauan Kasus
Pada bulan Mei 2022, seorang mahasiswa tingkat akhir bernama Yang某某 menerbitkan sebuah koin meme bernama BFF di suatu blockchain publik luar negeri. Dia terlebih dahulu menambahkan likuiditas, kemudian dengan cepat menariknya, menyebabkan nilai koin BFF anjlok drastis. Seorang investor bernama Luo某 mengalami kerugian akibatnya, dan kemudian melaporkannya ke pihak kepolisian setempat. Pihak kepolisian membuka penyelidikan terhadap Yang某某 dengan dugaan tindak pidana penipuan dan menangkapnya.
Sengketa Hukum
Kejaksaan berpendapat bahwa Yang tertentu telah menciptakan koin palsu dengan nama yang sama dengan proyek lain, dan menggunakan dananya sebagai umpan untuk menarik korban berinvestasi dan kemudian cepat-cepat menarik kembali investasinya, yang merupakan tindakan penipuan. Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan.
Ada pendapat yang beranggapan bahwa kasus ini mungkin tidak memenuhi unsur tindak pidana penipuan:
Korban mungkin tidak terjebak dalam pemahaman yang salah. Dari catatan transaksi, sangat mungkin bahwa tindakan korban dilakukan melalui program perdagangan otomatis, bukan secara manual.
Korban tampaknya adalah seorang "penembak jitu koin", dengan pengalaman investasi yang besar dalam token meme, dan operasinya sangat profesional.
Jika korban benar-benar menggunakan program otomatis untuk melakukan transaksi, maka tindakan penguasaan harta tersebut tidak berdasarkan pada kesalahpahaman terhadap tindakan Yang tertentu.
Peringatan Risiko Hukum
Meskipun dalam kasus ini, penerbitan token meme mungkin tidak memenuhi unsur tindak pidana penipuan, tindakan tersebut tetap memiliki risiko hukum yang besar. Tindak pidana yang mungkin terlibat termasuk:
Perlu dicatat bahwa dalam lingkungan regulasi saat ini, baik di dalam negeri maupun luar negeri, pelaksanaan ICO (Penawaran Koin Perdana) oleh pihak proyek yang berada di dalam negeri dapat dianggap sebagai kejahatan pengumpulan dana dari masyarakat secara ilegal.
Kesimpulan
Inovasi dan investasi di bidang Aset Kripto meskipun penuh peluang, tetapi juga disertai dengan risiko hukum yang besar. Para peserta harus memahami dengan baik hukum dan peraturan yang relevan, bertindak dengan hati-hati untuk menghindari sengketa hukum yang tidak perlu. Pada saat yang sama, lembaga pengatur juga perlu mengikuti perkembangan zaman, merumuskan peraturan yang lebih jelas dan adaptif untuk lebih baik mengatur bidang yang baru muncul ini.