Kecerdasan buatan berkembang dengan sangat cepat — tetapi dengan pertumbuhan itu muncul ancaman serius: mungkin secara harfiah mematikan lampu. Elon Musk memperingatkan bahwa pada akhir 2026, permintaan yang meledak dari pusat data AI dapat mendorong pasokan energi melampaui batasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Musk mengatakan kita mendekati titik kritis: kekurangan chip, transformator, dan — yang terpenting — listrik bisa menjadi hambatan terbesar bagi masa depan AI.
"Setelah kita menyelesaikan kendala perangkat keras, tantangan utama akan memberikan cukup daya," kata Musk.
⚡ Proyek Colossus: xAI Membangun Sumber Daya Sendiri
Perusahaan Musk, xAI, sedang membangun pusat data besar di Tennessee, yang akan membutuhkan satu gigawatt listrik — kira-kira setara dengan keluaran dari sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir AS yang khas. Fasilitas ini akan bergantung pada turbin gas alam untuk memenuhi kebutuhan komputasi intens dari AI generasi berikutnya.
Tetapi ketergantungan itu telah memicu kekhawatiran dari kelompok lingkungan. Mereka mengklaim proyek tersebut dapat melanggar undang-undang udara bersih dengan menjalankan turbin gas tanpa kontrol emisi yang memadai atau izin yang tepat. Mereka memperingatkan bahwa Project Colossus bisa menjadi pratinjau dari apa yang akan terjadi jika pertumbuhan AI terus tidak terkendali dan masalah iklim diabaikan.
🌍 Permintaan Meningkat, Kapasitas Tertinggal?
Musk tidak sendirian dalam kekhawatirannya. Perusahaan teknologi dan energi terkemuka, termasuk Google, memperingatkan bahwa jaringan listrik AS tidak dapat mengikutinya. Menurut Caroline Golin, kepala strategi energi Google, perusahaan telah mencapai "kenyataan pahit" – mereka tidak memiliki cukup listrik untuk memberi daya pada pusat data saat ini dan masa depan.
Akibatnya, Google telah mulai menjelajahi tenaga nuklir, karena sumber yang terbarukan — yang sering bergantung pada cuaca yang tidak dapat diprediksi — terlalu tidak konsisten untuk mendukung permintaan energi 24/7 dari server AI.
Musk menunjuk ke China sebagai contoh kemajuan cepat, menggambarkan ekspansi energinya sebagai “roket yang menuju orbit”, sementara AS tertinggal jauh di belakang. Meskipun permintaan meningkat, pertumbuhan infrastruktur di AS tetap stagnan.
📊 Bahkan Penyedia Energi Pun Tidak Pasti
Perusahaan energi Dominion yang berbasis di Virginia memberitahu investor bahwa permintaan listrik meningkat secara stabil tanpa tanda-tanda melambat. Namun, yang lain lebih berhati-hati. CEO Constellation Energy Joe Dominguez mengatakan banyak perkiraan beban daya mungkin dibesar-besarkan, karena pengembang mengajukan proyek AI yang sama di beberapa negara bagian, sehingga mempengaruhi proyeksi.
Hasilnya? Ketidakpastian yang mendalam. Tidak ada yang tahu dengan pasti apakah AS akan memiliki cukup daya untuk revolusi AI, atau apakah kemajuan akan terhenti karena masalah dasar — namun krusial —: tidak ada yang tersisa untuk dicolokkan.
💬 Dapatkah dunia mendukung ledakan AI tanpa memicu kolaps energi? Dan apakah kita siap mengorbankan lingkungan demi lebih banyak daya komputasi?
Tetap selangkah lebih maju – ikuti profil kami dan tetap terinformasi tentang segala hal penting di dunia cryptocurrency!
Pemberitahuan:
,,Informasi dan pandangan yang disajikan dalam artikel ini dimaksudkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan tidak boleh dianggap sebagai saran investasi dalam situasi apa pun. Isi halaman-halaman ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau bentuk saran lainnya. Kami memperingatkan bahwa berinvestasi dalam cryptocurrency bisa berisiko dan dapat menyebabkan kerugian finansial."
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Musk memperingatkan: AI dapat memicu krisis energi pada tahun 2026
Kecerdasan buatan berkembang dengan sangat cepat — tetapi dengan pertumbuhan itu muncul ancaman serius: mungkin secara harfiah mematikan lampu. Elon Musk memperingatkan bahwa pada akhir 2026, permintaan yang meledak dari pusat data AI dapat mendorong pasokan energi melampaui batasnya. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Musk mengatakan kita mendekati titik kritis: kekurangan chip, transformator, dan — yang terpenting — listrik bisa menjadi hambatan terbesar bagi masa depan AI. "Setelah kita menyelesaikan kendala perangkat keras, tantangan utama akan memberikan cukup daya," kata Musk.
⚡ Proyek Colossus: xAI Membangun Sumber Daya Sendiri Perusahaan Musk, xAI, sedang membangun pusat data besar di Tennessee, yang akan membutuhkan satu gigawatt listrik — kira-kira setara dengan keluaran dari sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir AS yang khas. Fasilitas ini akan bergantung pada turbin gas alam untuk memenuhi kebutuhan komputasi intens dari AI generasi berikutnya. Tetapi ketergantungan itu telah memicu kekhawatiran dari kelompok lingkungan. Mereka mengklaim proyek tersebut dapat melanggar undang-undang udara bersih dengan menjalankan turbin gas tanpa kontrol emisi yang memadai atau izin yang tepat. Mereka memperingatkan bahwa Project Colossus bisa menjadi pratinjau dari apa yang akan terjadi jika pertumbuhan AI terus tidak terkendali dan masalah iklim diabaikan.
🌍 Permintaan Meningkat, Kapasitas Tertinggal? Musk tidak sendirian dalam kekhawatirannya. Perusahaan teknologi dan energi terkemuka, termasuk Google, memperingatkan bahwa jaringan listrik AS tidak dapat mengikutinya. Menurut Caroline Golin, kepala strategi energi Google, perusahaan telah mencapai "kenyataan pahit" – mereka tidak memiliki cukup listrik untuk memberi daya pada pusat data saat ini dan masa depan. Akibatnya, Google telah mulai menjelajahi tenaga nuklir, karena sumber yang terbarukan — yang sering bergantung pada cuaca yang tidak dapat diprediksi — terlalu tidak konsisten untuk mendukung permintaan energi 24/7 dari server AI. Musk menunjuk ke China sebagai contoh kemajuan cepat, menggambarkan ekspansi energinya sebagai “roket yang menuju orbit”, sementara AS tertinggal jauh di belakang. Meskipun permintaan meningkat, pertumbuhan infrastruktur di AS tetap stagnan.
📊 Bahkan Penyedia Energi Pun Tidak Pasti Perusahaan energi Dominion yang berbasis di Virginia memberitahu investor bahwa permintaan listrik meningkat secara stabil tanpa tanda-tanda melambat. Namun, yang lain lebih berhati-hati. CEO Constellation Energy Joe Dominguez mengatakan banyak perkiraan beban daya mungkin dibesar-besarkan, karena pengembang mengajukan proyek AI yang sama di beberapa negara bagian, sehingga mempengaruhi proyeksi. Hasilnya? Ketidakpastian yang mendalam. Tidak ada yang tahu dengan pasti apakah AS akan memiliki cukup daya untuk revolusi AI, atau apakah kemajuan akan terhenti karena masalah dasar — namun krusial —: tidak ada yang tersisa untuk dicolokkan.
💬 Dapatkah dunia mendukung ledakan AI tanpa memicu kolaps energi? Dan apakah kita siap mengorbankan lingkungan demi lebih banyak daya komputasi?
#ElonMusk , #AI , #ArtificialInteligence , #peringatan! , #beritadunia
Tetap selangkah lebih maju – ikuti profil kami dan tetap terinformasi tentang segala hal penting di dunia cryptocurrency! Pemberitahuan: ,,Informasi dan pandangan yang disajikan dalam artikel ini dimaksudkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan tidak boleh dianggap sebagai saran investasi dalam situasi apa pun. Isi halaman-halaman ini tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau bentuk saran lainnya. Kami memperingatkan bahwa berinvestasi dalam cryptocurrency bisa berisiko dan dapat menyebabkan kerugian finansial."